Gara-gara Aheng

510 114 21
                                    

Belum pencet bintangnya? Eits, pencet dulu dong baru lanjut baca!
Happy reading!💚



Belum pencet bintangnya? Eits, pencet dulu dong baru lanjut baca!Happy reading!💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sial, aku telat!
Karena tugasku menumpuk, aku jadi baru tidur pukul 3 dini hari.
Alhasil aku jadi terlambat!

Berlari dan terus berlari kulakukan sekuat tenagaku menuju gerbang utama sekolah.
Aku tidak peduli penampilanku sudah compang-camping mirip orang gila, yang penting aku harus selamat dulu sampai ke sekolah.

Mama sudah pergi ke kantor pagi-pagi sekali hingga tak sempat membangunkanku.
Aku tidak menyalahkan Mama kok, ini murni salahku sendiri karena kurang disiplin mengatur waktu.

Sekarang sudah pukul 7 lewat 55 menit, sedangkan jarak yang kutempuh masih sekitar 300 meter lagi. Matilah aku!

Aku berusaha mempercepat gerakan kakiku, berharap keberuntungan mau berpihak padaku.
Kukerahkan seluruh sisa tenagaku demi mencapai gerbang sekolah yang sudah nampak di depan mataku.

Tepat pukul 8, aku tiba di gerbang sekolah dengan nafas terengah membuat satpam sekolah memandangku kasihan.

"Langsung masuk aja, Neng. Padahal Neng gak perlu lari-lari gitu masih saya bukain gerbangnya."
Pak Jajang, sang security mengulas senyum ramah khasnya.

"Ah, iya, Pak. Saya masuk dulu ya. Hah.. hah.."
Meski masih ngos-ngosan, aku berjalan lunglai menuju kelasku.

Karena aku yakin, Hendery alias Aheng sudah berdiri di depan pintu kelas dengan tatapan (sok) dinginnya.

"Kok telat? Mana tampilan kayak gembel gitu, malu-maluin martabat cogan aja."
Kan benar. Hendery sedang berdiri sambil bersedekap di depan pintu kelas.
Tatapannya seperti sedang memindai membuatku risih.

"Heh! Gue capek ya abis lari dari rumah kemari! Minggir, gue mau masuk!"
Kutatap Hendery dengan nyolot.
Entah dapat keberanian dari mana aku pagi itu, hingga berani ngegas pada Hendery.

Satu yang pasti, aku sudah benar-benar kelelahan.
Rambutku kusut, kemeja seragamku basah oleh keringat.
Beruntung cardigan sekolahku masih layak pakai karena nasibnya tidak senahaas kemeja.

"Ya kan lu telat, kok malah nyolot?"
sahut Hendery santai.

"Ngeselin banget sih lu!"
pekikku tak terima hingga mengundang atensi teman sekelasku serta beberapa siswa kelas sebelah.

"Kan gue belum telat lebih dari 10 menit, ya gue masih bisa masuk dong. Orang Pak Jajang aja tadi nyuruh gue langsung masuk ke kelas!"
Kutatap Hendery sengit.
Sungguh, makhluk satu ini makin hari makin menyebalkan!

"Ketua kelas disini kan gue bukan Pak Jajang,"
tantang Hendery.

"Astaghfirullah... ketua kelas lain setau gue kagak ada ya, Heng, yang modelannya ngeselin kayak lu."

"Ngeselin apanya, orang gue ganteng begini."
Hendery melangkah maju mendekatiku dengan tatapan 'sengak' khasnya.

Tanganku sudah benar-benar gatal ingin menyumpal mulut menjengkelkan milik Hendery dengan batako satu truk!

[✔] a k u   y a n g   s a l a h  | xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang