Mama (2)

568 128 23
                                    

Aku perhatiin viewnya makin nambah tiap aku up tapi kok votenya stuck segitu aja? Ayo dong votenya dipencet dulu sebelum lanjut baca.
Happy reading!💚

Mentari sudah menampakkan eksistensinya di ufuk timur membuat cahaya hangat tersebut perlahan masuk melalui jendela lantas menyentuh dengan lembut wajahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari sudah menampakkan eksistensinya di ufuk timur membuat cahaya hangat tersebut perlahan masuk melalui jendela lantas menyentuh dengan lembut wajahku.

Aku menggeliat pelan, meregangkan otot tubuhku yang terasa benar-benar pegal.
Tidur sambil duduk sama sekali bukanlah ide yang bagus, tidak akan kuulangi lagi lain kali.
Mataku menyerjap beberapa kali hingga mendapati Mama tengah mengelus kepalaku penuh sayang.
Wajah Mama nampak pucat, namun aku sudah sangat lega setelah tahu Mama sudah siuman.

"Mama udah bangun?"
tanyaku dengan suara serak khas bangun tidur. Mama mengulas senyumnya, senyum lembut seperti biasanya lantas mengangguk.

"Iya sayang, udah dari subuh tadi kok kamu mandi gih pasti dari kemaren belum mandi kan."
Mama tergelak pelan membuatku tersenyum malu. Perkataan Mama memang fakta, mengingat pakaian yang kupakai masih pakaian kemarin sore.

"Mandi sana, ntar aku beliin sarapan."
Sebuah suara lembut mengalihkan atensiku dan Mama ke arah pintu ruang rawat dan mendapati Xiaojun tengah tersenyum manis.
Ditangannya bertengger manis sebuah parcel buah-buahan ukuran besar.

Kakinya kemudian melangkah masuk ke ruangan rawat Mama dengan senyum yang belum memudar,
"Pagi, Ma. Aku seneng banget Mama udah siuman. Ini aku bawain buah biar Mama cepet sembuh."

Senyum Mama kembali merekah.
"Makasih banyak ya, Jun."

"Sama-sama, Ma."
Xiaojun mengangguk.

"Yaudah kamu mandi gih. Ini pake aja dulu baju aku."
Xiaojun menaruh parcel untuk Mama diatas nakas di samping bangsal perawatan Mama lantas memberiku sebuah kantong kresek putih dengan aroma wangi khas Xiaojun kuyakini berisi pakaian milik Xiaojun.

Aku menatap kantong kresek itu dengan bingung, kenapa dia malah membawakan pakaiannya untukku?

Alis Xiaojun tertaut menyadari perubahan ekspresi di wajahku,
"Ya kali aku masuk ke rumah kamu?"

Oh iya, benar juga.
Seketika aku yang menyadari kebodohanku langsung beranjak menuju kamar mandi dengan wajah merah padam.



Seketika aku yang menyadari kebodohanku langsung beranjak menuju kamar mandi dengan wajah merah padam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] a k u   y a n g   s a l a h  | xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang