Cuma mau kasih tau kalo vote itu gratis!
Happy reading!💚
Awan kelabu menghiasi langit dibubuhi dengan suara menggelegar guntur membuatku berderap cepat keluar dari gedung sekolah.
Dengan air muka panik, aku berlari menuju gerbang sekolah sebab sekitar setengah jam lalu Xiaojun bilang dia sedang dalam perjalanan menuju kemari.
Aku harap-harap cemas, semoga Xiaojun tidak terlalu lama menunggu kedatanganku.
Tentu saja membiarkan orang lain menunggu terlalu lama bukanlah tindakan baik yang perlu dibudayakan.
Setelah berlari beberapa ratus meter akhirnya pandanganku berhasil menemukan Xiaojun dan motornya ditepi gerbang utama sekolah.
Tubuh jangkungnya dibalut oleh jaket jeans berwarna biru muda dipadu dengan celana jeans berwarna hitam, bukanlah outfit rumit namun sukses membuatnya nampak maskulin sekaligus tampan disaat bersamaan.
"Ngapain lari-lari?"
tegur Xiaojun yang sedang bersandar dengan tampannya di motor sport miliknya.
Sebuah senyum menawan terbit diwajahnya membuatku ketar-ketir mengatur irama jantungku berharap organ vital itu tidak melompat keluar.
"Hehe gak enak sama Kak Ojun soalnya pasti udah lama nunggu,"
balasku sambil menggaruk tengkukku yang tak gatal,
Xiaojun melirik arlojinya sekilas,
"Gak lama kok baru sekitar 15 menitan. Kamu jangan lari-lari dong ntar malah jatuh,"
"Yaudah yuk Kak buruan ntar keburu hujan,"
ajakku setelah memerhatian kondisi alam.
Dalam hati aku terus berharap akan baik-baik saja setelah hari ini.
"Bentar,"
Xiaojun melepas jaket jeans yang ia kenakan lantas memasangkannya pada tubuhku dengan telaten membuatku merasa seperti balita yang sedang diurus oleh Ayahnya,
"Pake, jangan sampe kamu sakit. Anginnya kenceng banget ini,"
Perlakuan Xiaojun berhasil membuat pipiku bersemu merah dan salah tingkah sendiri.
Namun detik berikutnya, pandanganku secara refleks membuat pipiku memanas dan jantungku derdegup lebih cepat.
Tidak bisa tidak, sosok Xiao Dejun kini menjulang dihadapanku dengan kaos hitam polos yang menampilkan lekuk tubuh indahnya secara detail bahkan angin yang menerpa rambutnya ikut andil dalam membuat pikiranku porak-poranda.
Oh tolong, otot-otot tubuhnya begitu atletis tercetak jelas dibalik kaos ketat itu mengancam kewarasanku sekarang!
Kugelengkan kepalaku cepat, membuang segala pikiran yang tidak-tidak,
"Kok Kak Ojun gak pake seragam? Emang gak sekolah?"
"Gak, kami tadi libur soalnya semua guru rapat."
Xiaojun naik keatas motornya kemudian menyalakan mesin kuda besi tersebut,
"Yuk otw, ntar keburu hujan,"
Setelah berpegangan pada bahu Xiaojun, aku mendudukkan diri dengan nyaman dibelakang tubuh sang pria.
"Udah?"
"Udah!"
jawabku setengah berteriak karena suaraku teredam oleh angin.
Xiaojun menarik gasnya membawa kami berdua ketempat tujuan yang telah kami sepakati sejak kemarin sore.
Aku tak tahu bagaimana bisa angin yang menerpaku kali ini terasa begitu nyaman dan bersahabat, memberi sensasi senang yang begitu khas untukku.
"Gerimis,"
gumamku setelah menyadari ada tetesan air dari langit yang mendarat pada dahiku,
"Mau nyoba ide gila?"
tawar Xiaojun,
Keningku sedikit berkerut penasaran,
"Ide gila gimana?" balasku,
Xiaojun tertawa sejenak,
"Hujan-hujanan sambil naik motor yuk? Kayaknya romantis,"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] a k u y a n g s a l a h | xiaojun
Fanfiction"Tolong tanyakan pada Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umat-Nya mencintai hamba-Nya?" -Xiao Dejun Dapatkah aku dan dia melampaui kerasnya perbedaan? Akankah kisah kami berakhir manis? #1 : romansa sekolah Sedang tahap revisi. cr. Sartika Ayu Wulanda...
![[✔] a k u y a n g s a l a h | xiaojun](https://img.wattpad.com/cover/237913657-64-k994787.jpg)