Another Truth

581 103 6
                                    

Yang sider aku doain keselek ludahnya sendiri wkwk!
Happy reading!💚

Yang sider aku doain keselek ludahnya sendiri wkwk!Happy reading!💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah sudah hari yang keberapa kulalui di rumah sakit. Aku tidak ingat.
Yang jelas sore ini aku merasa senang karena dikunjungi oleh Mark, Lucas, Yangyang, Hendery serta Winwin.

Tentu kalian tahu siapa yang mengajak mereka kemari, Xiaojun.
Pria itu sekarang sedang ada urusan di cabang utama Cafe miliknya makanya mengutus para bocah berisik ini untuk menjagaku.

Suasana sepi yang biasanya akrab denganku selama dirawat sebagai pasien digantikan oleh keriuhan suasana yang diciptakan oleh mereka. Beruntung, aku sudah dipindahkan ke kamar kelas satu oleh Xiaojun.
Kalau kata Xiaojun sih, supaya kalau teman-temanku mau berkunjung semuanya tidak mengganggu pasien lain.
Dan benar saja, kalau mereka semua berkumpul begini mana mungkin mulutnya bisa diam?

"Der, diem bae lu. Belum ngopi? Mau kopi endorsan gue kagak?"
tegur Lucas pada Hendery yang sejak tadi hanya menonton kegaduhan yang mereka buat.

"Sariawan kali." timpal Yangyang.

"Ya kali Tuan Muda sariawan? Gue pikir sakit gigi." tawa Mark meledak.
Manusia satu ini memang sangat receh, jadi kalian jangan heran kalau melihat Mark tertawa terbahak-bahak hanya karena stiker aplikasi chatting.

"Ketawa lu kondisikan dong, Mark! Ini mbaknya lagi sakit."
Winwin menyikut pelan rusuk Mark lantas mengalihkan pandangannya padaku.

"Tau tuh receh bener, mana mungkinlah gue sakit gigi orang sehari aja gue sikat gigi ampe sepuluh kali." cibir Hendery.

"Sumpeh lu? Muke gile gosok gigi sepuluh kali sehari."
timpal Lucas dengan suara ngegasnya yang jenaka. Mau tak mau aku ikut tertawa bersama yang lain.

Ah, aku rindu suasana ini.
Rasanya aku ingin sekolah lagi seperti biasanya.
Tapi kanker hati yang kuidap mengharuskanku dirawat secara intensif dalam jangka waktu tertentu sampai kondisiku memungkinkan untuk kembali beraktifitas seperti sediakala.

"Eh, Yu, kalo lu sembuh gue beliin odong-odong deh! Duit gue sekarang dah banyak, gaji gue jadi brand ambassador kopi lumayan loh."
Lucas menaik-turunkan alisnya.

"Halah! Apaan dah beli odong-odong, lu kata si Ayu bocah? Beliin tuh motor kek kalo kagak ya mobil." tukas Yangyang.

Mark ketawa, "Biarin sih. Kan pas si Ayu naik ya Lucas yang gowesin."

Lucas mendecak, "Gue masih miskin elah. Belum sanggup beliin motor apalagi mobil buat adek gue satu ini. Yaudah mending beli odong-odong dari pada kagak."

"Masa iya pas sehat gue kudu narik odong-odong? Ngotaklah, Bang."
Aku tergelak.

Lucas cengengesan, yang lain tertawa.

"Gitu dong, ketawa! Kan cantik."
Winwin mengacak pucuk kepalaku.

"Eits! Ntar lakinya dateng mampus lu, Koh! Ntar baku hantam lagi kayak sama Hendery waktu itu, serem bhor."
Mark menaikkan kedua bahunya bergidik ngeri, mengingat dia juga menyaksikan adegan yang cukup menyeramkan tersebut.

[✔] a k u   y a n g   s a l a h  | xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang