Penjelasan

502 117 12
                                        

Vote komennya dong~
Happy reading!💚



Seperti hari rabu biasanya, aku berangkat ke sekolah satu jam lebih pagi dari hari lainnya untuk melaksanakan tugas piketku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Seperti hari rabu biasanya, aku berangkat ke sekolah satu jam lebih pagi dari hari lainnya untuk melaksanakan tugas piketku.

Kakiku melangkah santai memasuki area sekolah dengan pandangan menerawang, mencari seseorang yang berkata ia sedang menungguku via pesan singkat sekitar setengah jam yang lalu.

Merasa tidak menemukan sosok yang kucari, aku lantas mengendikkan bahuku cuek.
Aku berjalan lurus menuju koridor kelas 10 tempat kelasku berada.

"Sayang?"

Oh.
Kukira dia membohongiku.

"Ada perlu apa sih?" ucapku ketus, enggan menatap oknum yang memanggilku dengan mesra barusan meski ia berdiri persis di hadapanku sekarang.

Aku lebih memilih untuk melihat kakiku.
Rasanya aku masih benar-benar ingin marah saat melihat wajahnya.

"Aku ini masih pacar kamu, sampai kapan pun gak akan berubah kecuali aku yang merubahnya."
Xiaojun menghela nafas panjang, tangannya meraih kedua bahuku lantas menatapku lamat,
"Kamu salah paham. Apa yang kamu liat bukan yang sebenernya terjadi." suara Xiaojun terdengar memelan.

Aku tertawa sarkas,
"Oh, kamu egois ya. Lagian cowok mana sih yang bisa nolak dada montoknya Manda?"

Tangan Xiaojun berpindah pada kedua belah pipiku, ia menangkup wajahku agar bisa menatapku dengan leluasa.

"Aku bisa jelasin semuanya."
Ia mematapku melas,
"Aku tungguin deh sampe kamu kelar piket."
Xiaojun menggamit tanganku.

Kenapa aku selemah ini jika sudah berhadapan dengan Xiaojun?
Kemana semua wacanaku untuk mengakhiri hubungan dengannya?
Padahal aku sudah menyusun rencana itu matang-matang hingga tidur larut selama beberapa hari ini.

Sepertinya aku benar-benar sudah jatuh terlalu dalam pada pesona seorang Xiao Dejun yang tengah menggandeng tanganku menuju kelasku ini.

Setibanya di kelasku, Xiaojun memilih untuk duduk di bangku depan kelas guna menungguku selesai menunaikan tugas piket.

Di dalam kelas sudah ada beberapa teman sekelasku yang sedang piket.

Aku langsung berlari kecil kearah Yeri,
"Yeri, gue piketnya boleh kelar duluan gak? Soalnya gue ada keperluan mendadak nih."
kataku setengah memohon sambil melirik Xiaojun sekilas.

"Iya gapapa kok. Lu kan udah dateng cepet."
Yeri mengangguk kemudian tersenyum tipis,
"Semoga masalah lu sama Mas Pacar cepet kelar ya."

"Makasih, Yer. Kalo gitu gue langsung mulai nyapu ya."

Buru-buru aku mengambil sapu dari lemari tempat penyimpanan alat kebersihan kelas lantas mulai menyapu bagian kelas yang sekiranya belum dibersihkan.

[✔] a k u   y a n g   s a l a h  | xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang