鲁莽

762 171 40
                                    

Tatap mata Ojun!
Ayo votenya dong nanti Ojun cium nih🌝

Seperti hari senin biasanya, di lapangan utama sekolah beberapa siswa dan guru nampak sibuk menyiapkan segala keperluan untuk upacara bendera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seperti hari senin biasanya, di lapangan utama sekolah beberapa siswa dan guru nampak sibuk menyiapkan segala keperluan untuk upacara bendera.
Tak terkecuali aku yang kali ini mendapat tugas sebagai pemimpin upacara, sebuah posisi yang sama sekali tak pernah terbayangkan olehku.

Boleh dibilang aku memang mengikuti ekskul Paskibra, tapi tolonglah aku bukan anggota aktif!
Aku bahkan lebih banyak bolosnya ketimbang latihan, bagaimana mungkin teman sekelasku ini percaya begitu saja padaku?

Mungkin setelah ini aku akan memukuli Mark dan Lucas karena semua ini ulah mereka berdua, dan bodohnya lagi Hendery langsung setuju ketika Mark dan Lucas bersahut-sahutan menyebutkan namaku untuk menjadi pemimpin upacara.

"Hah!"
Aku menghembuskan nafasku kasar setelah usai memakai segala atribut untuk menjadi pemimpin upacara.

"Rileks kali, Yu. Tegang amat tuh muka kayak ayam ketelen karet gelang gak usah dibawa tegang elah!"
ledek Lucas, oh tolonglah.
Siapa pun tolong bawa anak ini pergi dari hadapanku!

"Rileks gundulmu! Ini gue jadi pemimpin upacara bagimane ceritanya?!"
Semprotku kesal, rasanya aku benar-benar ingin mendorong Lucas ke empang berisi buaya sekarang juga kalau ada.

Lucas lantas memegangi kepala besarnya,
"Gue gak gundul btw,"

"Nanti abis ini gue gundulin lu sama Mark!"
Aku mendelik kesal lantas menginjak kaki gajah milik Lucas.

"Ampun nyai..."
Lucas berlari menuju barisan kelas kami mengingat upacara akan dimulai beberapa menit lagi.

Aku langsung memposisikan diriku pada tempat seharusnya di dampingi oleh Hendery yang bertugas sebagai pengatur upacara.

"Der, bisa dituker aja gak sih? Lu jadi pemimpin gue jadi pengatur aja ya?"
Aku memohon.

Hendery menggeleng,
"Gak bisa, Ay. Biar anti mainstream lu aja yang jadi pemimpin upacaranya, kan kalo cowok kan dah biasa."
Hendery sialan!

"Kampret lu pada, kayaknya seneng banget liat gue kesusahan."
Aku misuh-misuh.

Mendengar gerutuan yang keluar dari bibirku, Hendery tertawa kecil,
"Lu lucu sumpah, pantes banyak yang suka."

"Bodo amat, Der. Gue budek."
Aku menutupi kedua telingaku dengan tangan.

Bu Diana wali kelas kami menghampiri aku dan Hendery ditepi lapangan,
"Udah siap? Kalo udah langsung kita mulai aja ya,"

"Udah, Bu."
jawabku dan Hendery berbarengan.

"Oke, semangat ya anak-anak Ibu."
Bu Diana mengulas senyumnya.
Guru muda itu kemudian berjalan menuju barisan tempat para guru sudah berbaris untuk mengikuti upacara bendera.

Kembali, aku menarik nafasku dalam-dalam membiarkan udara mengisi paru-paruku dengan baik kemudian menghembuskannya kembali guna memberi sensasi tenang.

[✔] a k u   y a n g   s a l a h  | xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang