Refrain

436 103 40
                                    

Bintangnya pencet dulu ya sebelum lanjut baca ^^
Happy reading!💚



Setelah insiden pertengkaran antara Xiaojun dan Hendery beberapa hari lalu, Xiaojun benar-benar memilih untuk menjauhiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Setelah insiden pertengkaran antara Xiaojun dan Hendery beberapa hari lalu, Xiaojun benar-benar memilih untuk menjauhiku.
Dia tidak mengirimiku pesan ataupun meneleponku lagi seperti biasanya.

Saat tak sengaja berpapasan di sekolah pun, dia benar-benar tidak menganggapku ada.
Mungkin di mata Xiaojun, aku hanyalah gadis kotor yang tak layak meski hanya sekedar di pandang.

Tak apa, aku lebih baik begini dari pada harus memberitahu apa yang sebenarnya terjadi padaku kepada sosok yang benar-benar kusayangi setelah Papa dan Mamaku itu.

Karena pekan ini sekolah sedang mengadakan ujian tengah semester, aku jadi lebih memilih untuk memfokuskan diri pada segala jenis mata pelajaran yang diujikan agar mendapat nilai yang bagus.

Aku terus belajar dan belajar, meski harus sambil mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter secara diam-diam.
Aku berusaha menganggap diriku ini sepenuhnya sehat, agar beban pikiranku tidak bertambah berat.

"Lu ngapa dah? Diem bae kayak nahan berak, toilet disana noh di pengkolan kalo lu lupa."
Lucas menghampiriku setelah kami selesai mengerjakan ujian terakhir hari ini.

Ditatapnya aku dengan seksama, membuatku merasa risih.

"Kagak ngapa-ngapa."
balasku tanpa mau balas menatap Lucas.

"Yu?"
panggil Mark dengan suara yang menyiratkan kekhawatiran.

"Apaan?"

"Muka lu kok makin hari gue perhatiin makin pucet aja. Yakin lu gara-gara pake krim?"
Mark memperhatikan wajahku dari dekat.

"Iya beneran kok,"
sahutku cepat, berharap mereka segera mengalihkan topik pembicaraan sensitif ini ke topik lainnya.

"Gue ngerasa ada yang gak beres,"
Kini giliran Yangyang yang mengamati tubuhku dari atas hingga bawah.
Pandangan Yangyang benar-benar menelisikku dengan teliti.

"Pas gue lewat depan toilet cewek di belakang kemaren gue denger suara orang muntah gitu, ya karena gue penasaran gue sembunyi di balik tembok. Eh, pas gue liat elu yang keluar dari sono."
Mata Yangyang masih belum berpaling dariku,
"Lu gak nyembunyiin sesuatu dari kita kan?"

Aku mengibaskan tanganku cepat,
"Apaan? Bukan gue kok."
elakku.

"Gak ada orang selain lu disitu."
tukas Yangyang membuatku mati kutu.

Aku terdiam.
Benar-benar kehabisan kata-kata dan stok tanggapan untuk menjawab perkataan Yangyang.
Lidahku seketika terasa kelu.

Menipu Yangyang memang tidak semudah menipu Mark dan Lucas.
Yangyang itu sangat cerdas, akan sangat sulit mengelabui anak satu ini.

Rahang Yangyang mengeras.
Tergambar emosi di wajah tampan Yangyang, dia lantas memegang kedua bahuku dan menatapku tajam.
Kilatan emosi terpancar jelas di matanya.
"Lu hamil? Cepet kasih tau gue siapa yang giniin lu?!"
pekiknya tertahan.

[✔] a k u   y a n g   s a l a h  | xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang