Bab 8

1.1K 224 29
                                        

Selesai sarapan, Laila kembali harus mencuci piring dan membereskan ruang makan. Sudah menjadi tugasnya karena ia sama sekali tidak membantu Umi dan Aisha saat mereka memasak tadi. Dan disaat ia sedang membereskan ruang makan, yang lainnya sedang berkumpul di ruang tengah sambil asik mengobrol.

Laila selesai dengan pekerjaannya di dapur, lalu ia berjalan ke ruang tengah dan langsung berdiri di belakang Abdi sambil meletakan kedua tangannya yang basah di bahu Abdi.

"Ah anjir." keluh Abdi sambil menjatuhkan bahunya.

Laila langsung tertawa, dan berjalan mengitari sofa lalu duduk di sebelahnya.

"Baju gue bukan lap tangan." tegur Abdi kesal.

Laila tidak menimpalinya dan duduk bersandar menyamping di lengan Abdi dengan kaki yang di angkat ke pinggiran sofa.

"Udah minum obat belum?"

"Belum."

Laila mendongak menatap Abdi yang menunjukan raut kesal menatap ke layar tv.

"Bentar, Umi bawain dulu obatnya." ujar Umi yang langsung bangkit dari sana dan berjalan mengambil obatnya.

Karena Umi beranjak pergi, Abdi duduk bergeser sehingga membuat kepala Laila terjatuh ke sofa begitu saja.

"Sialan!"

Abdi hanya menyeringai mendengarnya, lalu Laila membenarkan posisi duduknya dan meraih remote tv dari tangan Abdi.

"Ngapain sih nonton gosip, nggak penting." cibir Laila, lalu ia mengganti saluran tv dengan tayangan kartun.

Abdi langsung menoleh sinis dan Laila tidak peduli. Abdi awalnya ingin memprotes Laila, tapi dia malas membuang-buang energi.

"Mawar, tau nggak sih? Gue kepikiran si Ervan."

"Mau gue temenin ke sana?"

Laila menoleh ke arah Abdi, dia menatapnya dan menghela napas panjang.

"Nggak usah, gue nggak mau ke sana."

"Eh, si labil."

Laila kembali menonton, kemudian Umi datang menghampiri dan memberinya obat.

"Umi bawain minumnya dulu." Umi berjalan ke dapur.

"Badan gue udah lumayan enakan, dan kayanya kalau udah minum obat bakalan baik-baik aja." terang Abdi berusaha meyakinkan Laila.

"Nggak!" jawab Laila tegas.

Kemudian Umi kembali dengan segelas air dan memberikannya kepada Abdi. Abdi langsung meminum obatnya dan setelah itu Umi meninggalkan mereka berdua untuk menghampiri suaminya di teras luar.

"Le, gue kok jadi ngantuk?"

"Tidur."

"Pengen rebahan."

"Ya tinggal."

"Nggak enak kalau di sini." Abdi langsung berdiri.

"Jangan coba-coba masuk ke kamar gue!"

Abdi mendengus, kemudian ia kembali duduk.

Laila begitu santai menonton tv, dia tidak memperhatikan bagaimana Abdi yang terlihat begitu resah duduk disebelahnya.

"Gue balik deh, beneran ngantuk."

Abdi kembali berdiri, dan kali ini Laila menoleh menatapnya.

"Seriusan balik?"

Abdi mengangguk, kemudian ia memakai jaketnya.

"Jadi kalau udah kenyang, lo balik?"

Abdi menghela napas dan menatap Laila dengan kesal.

Laila, Nikah yu! (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang