Bab 27

1K 230 65
                                    

"Assalamualaikum.."

Semua orang di dalam kamar langsung menoleh ke arah pintu.

"Waalaikumsalam." jawab Abdi.

Pintu kamar terbuka, dan rupanya Umi dan Aisha yang datang. Mereka datang tidak dengan tangan kosong, kedua tangan mereka membawa kantung kresek yang berisi beberapa jenis makanan.

"Umi!!" sambut Alexa begitu senang.

Jika Alexa begitu senang dengan kedatangan Umi, lain hal dengan Umi yang berjalan menghampiri sambil melotot padanya.

"Kamu ngapain disana? Turun!"

Alexa langsung cemberut, dan dia tak mau turun. Dia malah membela dirinya.

"Aku tuh habis perjalanan jauh Jakarta-Bandung, Umi. Capek! Mau rebahan."

Umi mencebik, sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu tuh, alasan!" ujarnya, namun Umi tak mempermasalahkannya lagi dan beralih kepada Abdi.

"Gimana keadaannya sekarang?"

"Lumayan, Mi. Tapi kok Umi tau Abdi di kamar ini?"

Ada helaan napas dari Umi, seraya ia menaruh kantung kresek berisikan makanan itu di atas lemari.

"Kakak yang bilang, katanya kamu mau di pindahin ke kamar VIP. Tapi dia nggak ngasih tau kamar berapa, jadi Umi tanyain ke penjaga di depan itu."

Umi melirik sekilas ke arah Gia dan Dika yang tengah duduk di sofa.

"Coba ceritain gimana kronologinya?" Umi duduk di kursi.

Aisha yang juga ingin mendengar cerita lebih jelas dari Abdi, ikut duduk di atas ranjang.

"Aku kurang hati-hati, Mi. Aku nggak teliti kalau di depan ada perempatan, jadi aku maju aja terus sampai di tabrak dari sebelah kanan."

"Ya kalau gitu salah yang nabrak dong, Kak?" timpal Aisha.

"Kakak belum tau, nanti liat aja laporan polisi. Sekarang lagi diurus sama Mas Keenan."

"Keenan disini?" tanya Umi dan Alexa bersamaan.

Abdi mengangguk. "Kayanya dia langsung ke kantor polisi, kalau urusan udah selesai nanti dia kesini."

Umi mengangguk paham, dan sekilas melirik lagi ke arah Gia dan Dika. Begitu juga dengan Aisha yang menyadari kehadiran Dika, si tukang ojek yang mengantar kakaknya pulang.

"Terus kamu kenapa disini?" Ujar Umi sedikit membentak.

Sontak Gia langsung terkejut, dia mendadak panik.

"In.."

"Jangan mentang-mentang Rumah Sakit punya sendiri, jadi bisa bolos kerja seenaknya!" Mata Umi langsung tertuju kembali kepada Alexa.

Gia menghela napas panjang diam-diam, dia kira pertanyaan itu Umi tujukan kepadanya.

"Mi buat aku, Abdi lebih penting dari kerjaan. Abdi udah seperti separuh hidupnya Alexa." timpalnya, seraya mengusap wajah Abdi penuh kasih sayang.

"Bohong!" sergah Aisha.

Begitu juga dengan Abdi yang langsung menepis tangan Alexa dari wajahnya.

"Iya, bohong banget lo! Jelas-jelas niat lo kesini, sengaja kabur dari kerjaan."

Alexa tersenyum lebar, lalu berusaha memeluk Abdi tapi Abdi langsung mendorong kepalanya agar menjauh.

"Lagian si D ngapain bawa lo sih? Nyusahin tau!"

Laila, Nikah yu! (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang