Marwan Abdi Pradipa, atau yang akrab dipanggil Abdi dan kadang-kadang Mawar, adalah sosok playboy bersertifikasi yang sedang mencoba untuk bertobat. Alasan dia bertobat adalah satu, dia jatuh cinta kepada Laila dan ingin menikahinya. Namun perjuanga...
Laila telah salah mengucap mantra, karena sekarang Abdi harus menanggung akibatnya. Baru saja dia tiba di rumah, dia sudah rindu dan ingin segera bertemu lagi dengan Laila.
Selain diserang rasa rindu, perasaan Abdi juga mulai bertambah risau dengan pembahasan Ervan yang muncul diantara Umi dan Laila. Artinya, Ervan akan menjadi saingan beratnya.
Sekarang, yang terpenting bagi Abdi adalah bagaimana perasaan Laila kepadanya. Dan untuk membuat Laila memiliki perasaan lebih padanya, yang harus Abdi lakukan adalah tidak bersikap seperti biasanya. Dia harus lebih dan lebih berusaha menunjukan perhatiannya. Tapi harus sampai sejauh mana?
Itulah yang menjadi permasalahan.
Abdi sebenarnya ingin meminta saran, tapi dari semua sahabatnya tidak ada yang memiliki kisah percintaan yang mulus. Terlebih, jika ia berkata jujur mengenai perasaannya kepada Laila, maka dia akan dibuli habis-habisan oleh mereka.
Serba salah..
Abdi menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia menatap langit-langit sembari mengusap kasurnya yang dingin.
"Apa jadinya kalau kemarin gue nggak pergi sama Raquel dan malah ngabisin malam sama Laila?" gumamnya. Kemudian ia berguling, menenggelamkan wajahnya di bantal.
Abdi merasa menyesal, karena dia sudah melewatkan kesempatan besar. Namun disisi lain, ia juga bersyukur karena telah mengakhiri hubungannya dengan Raquel. Tapi rasa penyesalannya itu jauh lebih besar! Karena, kapan lagi mereka bisa menghabiskan malam bersama?
Oke, mungkin kejadian semalam memang sudah rencana Tuhan untuk mencegahnya melakukan sesuatu di luar batas wajar kepada Laila. Dia masih selamat..
Abdi merogoh ponselnya, lalu ia membuka galerinya. Dia menggulir layar, mencari-cari foto Laila yang tengah sendiri. Lantas ia tersadar, bahwa diantara sahabat perempuannya yang lain, cuma Laila yang fotonya ada dalam itungan jari. Tidak sampai sepuluh, hanya ada empat saja dan itupun tiga Abdi yang memotretnya secara diam-diam, sisanya Laila yang tak seperti biasanya mengirimnya foto untuk pengantar tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.