Introduction

4K 184 8
                                    

Seorang perempuan berjalan menuju ruangan miliknya dengan pakaiannya yang bisa dibilang formal namun santai. Ia berjalan dengan tegap dan semua karyawan dan staf memberi hormat.

Sesampainya di ruangannya, perempuan itu langsung duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Kemudian mengambil ponselnya yang ada di saku jasnya. Setelahnya menekan beberapa digit nomor, kemudian menempelkannya di telinganya.

"Yyyyyy/nnnnnn"

"Calm down girl, bagaimana kabarmu?"

"Sangaaaattttt baik, kau sendiri bagaimana? Kau baik baik saja kan?"

"Tentu saja, sekarang kau sedang apa?"

"Sedang membuat kerangka untuk novel terbaruku"

"Apa aku mengganggu waktumu?"

"Tentu saja tidak, aku malah senang kau menelpon ku duluan"

"Kau ini tak pernah berubah, oh iya aku memiliki berita yang bagus"

"Apa itu?"

"Lusa aku akan pulang ke Korea"

"Benarkah? Wah ini luar biasa, mau aku jemput?"

"Tak perlu, kita ketemuan saja di cafe biasanya"

"Okay, akan kutunggu lusa. Jangan memberi harapan palsu"

"Iya iya, yaudah aku tutup dulu ya. Habis ini ada meeting"

"Okay, hati hati disana. Kalau ada apa apa kabari ya"

"Iya, kamu juga harus gitu"

"Okay bye bye"

"Bye bye"

Y/n pun mematikan sambungan telpon nya, kemudian ia tersenyum simpul. Kemudian ia memanggil asistennya atau lebih tepatnya tangan kanannya (Ronald).

Seorang pria masuk kemudian membungkukkan badannya memberi hormat kepada y/n.

"Siapkan penerbangan menuju Korea lusa, kosongkan jadwal besok" ujar y/n sambil berjalan menuju kursi kerjanya.

"Tapi Miss, besok ada klien penting. Jika dibatalkan mereka akan berhenti bekerja sama dengan kita" ujar Ronald yang mengingat bahwa besok ada klien penting.

"Di dalam hidupku yang paling penting adalah Ara, uang bisa dicari dengan mudah. Namun seseorang yang selalu mengerti kita itu adalah hal yang paling susah" ujar y/n sambil menatap Ronald.

"Baik Miss, untuk penerbangan. Miss menginginkan penerbangan pagi atau malam?" Tanya Ronald.

"Pagi saja" jawab y/n.

"Baik Miss, kalau begitu saya permisi" ujar Ronald kemudian membungkukkan badannya, setelahnya ia keluar dari ruangan milik y/n.

Y/n memutarkan kursinya dan sekarang ia menghadap ke arah jalanan kota yang ramai. Ia tersenyum saat mengingat tingkah laku sahabatnya yang ada di Korea. Setelah beberapa menit sibuk dengan lamunannya, y/n kembali mengerjakan berkas berkas perusahaannya.

***

Hari ini y/n berangkat menuju Korea, selama perjalanan menuju Korea pun ia masih menyelesaikan beberapa berkas. Ronald juga ikut dalam perjalanan ini, dan perusahaannya yang berada di New York akan dipegang salah satu orang kepercayaan y/n.

"Apa Miss yakin saya ikut dengan anda?" Tanya Ronald yang masih memikirkan nasib perusahaan di NY.

"Tenang saja, jika dia berulah akan kubunuh tanpa mengotori tanganku" ujar y/n dengan nada yang menusuk siapa pun yang mendengarnya, Ronald pun hanya menganggukkan kepalanya.

Beberapa jam di dalam pesawat y/n lewatkan dengan mengerjakan beberapa berkas perusahaan. Sedangkan Ronald menyiapkan beberapa kebutuhan untuk y/n selama di Korea.

Akhirnya mereka sampai di Korea y/n langsung menuju cafe tempat biasanya ia dan Ara bertemu. Y/n kesana dengan menggunakan motor yang sudah di siapkan oleh Ronald. Sedangkan Ronald menuju mansion untuk menyiapkan semua kebutuhan nonanya itu.

Skip

Sekarang y/n sudah sampai di cafe yang sering ia kunjungi bersama Ara. Y/n masuk dan mencari keberadaan Ara. Beberapa saat y/n pun sudah menemukan Ara ia pun langsung menuju tempat duduk Ara.

"Hello little girl" sapa y/n sambil duduk di depan Ara.

"Yyyyyy/nnnnn, akhirnya kamu datang" ujar Ara sedikit berteriak dan mengundang perhatian beberapa pengunjung cafe.

"Kecilkan suaramu, kau dilihatin banyak orang" ujar y/n.

Ara pun hanya tersenyum lebar sambil menggaruk belakang lehernya yang dipastikan sebenarnya sama sekali tidak gatal.

"Kenapa sih kamu itu baru datang sekarang? Tau enggak sih aku kangen banget" ujar Ara mencurahkan semuanya.

"Ya maaf, disana ada beberapa masalah dan harus diselesaikan serta dipantau. Yaudah untuk ucapan minta maaf, kau boleh membeli apa pun. Aku akan membayarkannya" ujar y/n.

"Kayaknya setiap aku belanja, kamu selalu yang membayarnya. Dan kau tau aku terlihat seperti sahabat yang matre tau" ujar Ara dengan tidak santainya.

"Biar saja seperti itu, itu pun masih belum setimpal saat kamu selalu berada di sisiku saat aku mengalami keterpurukan. Aku sangat berterimakasih dan hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu" ujar y/n yang membuat Ara sedikit berkaca kaca.

"Ah elah, kamu disana belajar sastra kan? Ucapanmu sangat manis" ujar Ara sambil menahan air matanya.

"Ya enggak lah, mau belanja kapan nih?" Tanya y/n.

"Kalau aku punya permintaan Selan belanja boleh?" Tanya Ara dengan raut yang sedikit mencurigakan.

"Boleh?" Ujar y/n sedikit ragu.

"Jadi 3 hari lagi NCT 127 mengadakan jumpa fans, terus aku kan salah satu masternim official dari Jaeyong atau Jaehyun dan Taeyong. Tingkat fotografi ku sangat jelek, jadi kamu harus mau buat fotoin mereka" ujar Ara dengan nada memaksa.

"Gimana mau foto mereka berdua, aku pun tak tau mereka yang mana" ujar y/n yang membuat Ara membulatkan matanya.

"Oh ayolah, kamu enggak tau mereka?" Tanya Ara sedikit ngegas.

"Santai, iya aku tidak tau mereka" ujar y/n.

"Baiklah, aku akan memberi tahumu. Tapi janji ya 3 hari lagi ikut" ujar Ara.

"Memangnya kau membelikan tiket untukku?" Tanya y/n masih mencari alasan untuk tidak ikut, karena ia terlalu malas untuk ikut acara seperti itu.

"Tentu saja, aku selalu membeli 2 tiket kalau kalau kau tiba tiba datang" ujar Ara yang membuat y/n pasrah.

"Tapi aku tak bertatapan muka dengan mereka kan? Aku tak tau harus berbuat apa untuk menghadapi mereka" ujar y/n.

"Tenang saja, untuk para fotografer masternim tidak ikut tatap muka. Tapi kalau mau juga enggak papa sih" ujar Ara.

Y/n hanya mengangguk nganggukan kepalanya, kemudian mereka berbincang banyak hal. Mereka melepas rindu satu sama lain dengan menceritakan rutinitas mereka. Atau lebih tepatnya rutinitas Ara, karena rutinitas y/n hanya seperti itu saja.

Y/n menikmati setiap detik saat saat seperti ini, pada saat saat seperti ini adalah hal yang paling berharga menururt y/n. Karena ia tak tau apa yang akan terjadi di kedepannya. Y/n memiliki banyak pesaing yang tak segan segan menggunakan kekerasan untuk menjatuhkannya.

Y/n berusaha sekuat tenaga melindungi dirinya dan melindungi Ara, sahabatnya yang selalu berada di sisinya saat susah maupun senang.

Keluarga, satu kata itu yang sangat ia hindari. Karena menurut y/n keluarganya hanya mementingkan diri mereka sendiri. Dan sejak saat itu ia mulai menghindari keluarganya sendiri dan berusaha menghidupi dirinya sendiri.

TBC
Thx
Xoxoxo

My Story [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang