Prologue

4.7K 183 13
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Lovarian Shanira binti Andi Shantiago dengan maskawin tersebut tunai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya terima nikah dan kawinnya Lovarian Shanira binti Andi Shantiago dengan maskawin tersebut tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah!"

"Sah!"

"Alhamdulillah."

Semua anak manusia yang menghadiri dan melihat langsung proses ijab kabul itu mengucap hamdallah kecuali salah satu pengantin yang sama sekali tidak menikmati justru malah membenci acara ini.

"Silahkan tanda tangani berkas-berkas ini," titah sang penghulu yang dibalas anggukan oleh kedua pengantin.

Setelah menandatangani berkas-berkas pernikahan mereka kedua pengantin saling berhadapan.

Mempelai pria menatap wanita yang kini menjadi istrinya itu tenang sementara yang wanita menatap laki-laki yang menjadi suaminya itu dengan tatapan permusuhan.

"Cium tangan suami kamu, Lora!" Wanita yang dipanggil Lora itu memutar matanya malas lalu mendengus pelan sebelum mencium punggung tangan suaminya.

"Juan, cium kening istrimu!" Laki-laki yang dipanggil Juan itu menatap ibu mertuanya lalu mengangguk setelah itu mencium kening istrinya.

Sebelum menjauhkan wajahnya, Lora membisikkan sesuatu kepadanya. "Gue gak sudi jadi istri lo!"

Tapi bukan Juan namanya kalau tidak bisa bersikap tenang. Laki-laki itu menjauhkan wajahnya lalu menatap sekilas Lora kemudian menatap ke depan. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun membuat Lora kesal bukan main.

Setelah proses ijab kabul kedua mempelai dipersilahkan beristirahat sebentar sebelum proses resepsi dimulai.

Juan dan Lora memasuki kamar mereka yang sudah dihias oleh keluarga mereka.

Lora mendengus malas melihat ranjang di kamarnya dipenuhi bunga mawar yang dibentuk menjadi sebuah ukiran 'love' di tengahnya.

Hey! Mereka kira Lora akan senang melihat itu? Tidak sama sekali!

Gadis itu menatap Juan yang duduk di sofa menanggalkan jasnya menyisakan kemeja putih yang digulung hingga siku.

Lora akui Juan memang tampan bahkan sangat, akan tetapi Juan bukanlah tipenya. Lagipula jujur saja Lora tidak suka memiliki hubungan terikat seperti ini.

Melihat Juan berdiri dan hendak berjalan ke kamar mandi Lora berdehem namun tidak menghentikan langkah Juan.

"Eh! Lo!" seru Lora membuat langkah Juan terhenti dan berbalik menatapnya.

Lora berdehem lalu bersidekap menatap Juan angkuh. "Denger! Gue gak suka diatur-atur. Jadi status lo sebagai suami gue gak ada gunanya sama sekali buat gue."

Juan memasukkan tangannya ke dalam kantung celana menatap Lora dengan menaikkan alisnya.

Melihat tidak ada jawaban dari Juan membuat Lora menghentakkan kakinya. "Lo itu bisu apa gimana sih! Orang ngomong itu dijawab!"

Juan: Perfect Husband || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang