Part 16.3.

18.2K 1.5K 215
                                    

Ternyata, cinta lama belum kelar itu memang menyakitkan. Nggak cuma untuk yang bersangkutan, tapi juga yang ada di sekelilingnya.

-------

Notes:
* Ssst, ada adegan 18+
* 3,8K+ words dan banyak dialog. Bosen gak tanggung jawab yess.
* Siapin tisu, biar kalo nangis sampe keluar ingus kagak bikin malu

Enjoy reading.

***

"Pak, please, jangan saru deh!"

"Nggak, nggak. Aku cuma becanda kok. Ayo ikut aku."

"Ke mana?"

"Ke kamar."

"Ih, mau ngapain?"

"Mau nyuci piring, Sayang." Cubitan Luli mampir lagi ke pinggang Iqbal.

"Nggak serius kaaan. Nyebelin. Kita pulang ke rumah bapak ibu aja ya, Pak. Please. Kan belum ijin juga kalo mau tidur sini."

"Apa sih, Sayang? Rumahmu kan sekarang di sini. Bapak ibu udah ngerti lah kita di mana. Nanti aku ijin juga deh."

"Tapi saya kan nggak bawa baj---"

"Hih, bawel ya ternyata." Ditariknya mulut Luli. Gemas. Lalu tanpa persetujuan, sekali lagi Iqbal menggendong Luli menuju ke kamar.

"Pak, jangan maksa deh. Turunin!" teriak Luli, dengan nada manja.

Iqbal makin gemas, menurunkan Luli di atas tempat tidur, lalu menguncinya dengan pelukan dan ciuman, yang ditolak Luli mati-matian.

"Kenapa, Neng? Kamu nggak suka?"

"Ehk, emm, anu, emm, s-saya b-belum s-siap, Pak. Maaf."

"Oke. Aku yang minta maaf. Kita bersih-bersih dan ganti baju dulu ya."

Iqbal beranjak menuju lemari, "Yang ini lemari kamu ya, Neng. Kamu nggak usah kuatir. Aku udah minta tolong Teh Acha untuk ngisi lemari ini dengan keperluan kamu. Baju tidur, baju rumah, semua ready. But sorry, baju rumahannya ikut seleraku ya."

Luli tercengang. Antara terharu atas perhatian Iqbal, dan menebak-nebak seperti apa selera baju rumahan ala suaminya.

"Duh, jangan-jangan suruh pake baju kurang bahan nih. Amit-amit, jangan sampe deh. Jijik banget."

"Kamu nggak suka?"

"Ehk, ng-enggak. S-saya cuma terharu aja. Kok bapak baik banget sama saya." Luli bangkit, berjalan dan berhenti tepat di depan lemari.

"Kamu istriku, Neng. Aku memang nggak bisa memperbaiki apa yang sudah lalu. Tapi untuk saat sekarang dan masa depanku, aku mau berusaha untuk memberikan yang terbaik dan membahagiakan kamu.

"Maafkan aku ya, Cantik." Ditepuknya lembut pipi kanan Luli.

"Tuh, gombal banget kan. Saya tuh nggak cantik, Pak."

"Tapi cuma kamu yang halal buat aku, jadi ya kamu tetep yang paling cantik buat aku.

"Sekarang bukalah lemarimu. Cek sendiri isinya. Semoga kamu suka ya. Sengaja kusiapin, biar nggak usah mindahin baju yang di rumah bapak ibu, kan kita masih akan sering di sana. Insya Allah."

Dengan gemetaran dan penasaran, Luli membuka lemari. Yang pertama menyapa pandangannya adalah sebuket bunga. Lagi-lagi sebuah tag menjulur dari ikatannya. Diambil dan dibacanya. Rasanya ingin menangis saat itu juga.

 Rasanya ingin menangis saat itu juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mendadak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang