Part 31.

12.5K 1.2K 174
                                    

Yes. We are Mr. and Mrs. Sya'bani

***

Cieee, ada yang bikin pengumuman.

-----

Lusa perkuliahan akan dimulai kembali. Iqbal 'bikin ulah' yang membuat Luli marah. Ia ngambek sejak pagi tadi dan Iqbal belum berhasil membujuknya untuk memaafkan. Ini adalah rekor terlama Luli marah pada suaminya.

Semua bermula dari Iqbal yang mengunggah foto berdua di statusnya dengan caption yang mengundang pertanyaan makhluk sejagad teknik sipil kampus mereka. Juga hampir semua orang yang bisa mengakses status seorang Iqbal Sya'bani.

Menurut Luli, foto berdua mereka belum waktunya untuk menjadi konsumsi publik. Dia tak mau tahu jika suaminya justru menginginkan sebaliknya. Iqbal bahkan menginginkannya sejak hari pertama pernikahan mereka.

Ini malah Iqbal menjadikan foto pernikahan mereka sebagai status whatsapp-nya. Iya sih, tampak belakang. Tapi caption 'Yes. We are Mr. and Mrs. Sya'bani' tetap saja mengundang kehebohan banyak pihak.

Luli belum marah besar. Ia baru ketar-ketir dengan segala pertanyaan yang kemudian menyerbu ponsel suaminya.

Kapan, Pak?

Siapa, Pak?

Anak mana, Pak?

Katanya anak sipil ya, Pak?

Wajahnya juga dilaunching dong, Pak.

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang meramaikan malam mereka.

Meski hanya sebagian kecil, tetapi yang mengirim pesan bernada sinis pun ada, kebanyakan yang sudah tahu siapa si Mrs. Sya'bani. Juga mereka yang merasa patah hati.

Iqbal santai saja menghadapinya, tetapi tidak dengan Luli. Ia uring-uringan semalaman, bahkan sampai sulit memejamkan mata.

"Kak, nggak dibalas?"

"Nggak usah, ntar capek. Banyak lho. Nggak cuma anak sipil."

"Ya, tapi...."

"Udah, Sayang, nggak usah dipikirin. Santai aja. Besok lah aku bikin klarifikasi. Sekarang tidur ya, udah mau jam dua belas."

"Klarifikasi gimana?"

"Rahasia!" bisik Iqbal di telinga Luli.

"Kak, nggak gitu deh." Luli merajuk.

"Eh, Neng, kamu tahu nggak gimana dulu Armand Maulana dan Dewi Gita klarifikasi soal pernikahannya yang terpaksa disembunyikan beberapa lama?"

"Nggak tahu. Gimana emang, Kak?"

"Sama, aku juga nggak tahu---" Boneka kesayangan Luli melayang tepat ke muka suaminya. Iqbal tertawa.

"Tapi aku tahu persis bagaimana Iqbal Sya'bani akan membuat klarifikasi agar semua orang tahu siapa perempuan yang berhak menyandang status Nyonya Sya'bani."

"Halah, gombal! Kasih tau sekarang nggak?! Kalau nggak, saya marah!"

"Marahlah, Sayang. Itu nggak akan menggeser nol koma nol sekian derajat pun cintaku padamu."

"Ngeselin. Saya mau tidur aja ah." Luli melempar gawai Iqbal ke sembarang arah hingga suara dua benda keras beradu. Mungkin lantai dengan gawai itu, atau gawai itu dengan meja?

"Ehk." Luli menyesal melakukannya. Iqbal cuek saja.

"Nggak apa-apa, Neng, cuma HP yang kamu lempar ke lantai. Asalkan cintamu cuma kamu lempar ke hatiku."

Mendadak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang