eighthteen note

855 146 1
                                    

Berkat kerja keras dan kekompakan antar anggota OSIS, acara MPLS pada hari ini dapat berjalan dengan lancar. Meskipun sempat ada sedikit kendala di bagian sound system dan konsumsi tadi. Tapi semuanya bisa teratasi dengan baik pada akhirnya.

Di akhir acara sebelum penutupan, ada sesi dimana peserta MPLS diberikan kesempatan untuk menulis surat yang berisi kesan dan pesan. Surat itu bisa mereka berikan untuk anggota OSIS favorit mereka. Ide ini berasal dari Kanaya, katanya hanya untuk seru-seruan saja dan media agar lebih akrab dengan calon adik kelas begitu lah.

Supaya lebih tertib dan teratur, anggota OSIS sudah menyediakan kotak-kotak surat yang tertera nama mereka di sudut-sudut Ruang Serba Guna yang digunakan untuk acara MPLS. Jadi para peserta MPLS tinggal memasukkan surat mereka ke dalam kotak sesuai dengan pada siapa surat itu ditujukan.

Hal tersebut tidak bersifat wajib, kalau ada yang memberi surat ya bersyukur, kalau tidak ada ya tidak apa-apa. Sepertinya mustahil jika kotak surat milik Angkasa akan kosong, diam-diam banyak dari peserta MPLS yang mengidolakan kakak OSIS berparas menawan itu. Terbukti ketika Angkasa membuka kotak surat miliknya saat semua peserta telah meninggalkan Ruang Serba Guna.

Angkasa membolakan matanya saat melihat ke dalam kotak surat miliknya yang terisi lumayan banyak, "Senyummu mengalihkan duniaku, Kak." Bacanya dengan lirih.

Pemuda itu membaca satu per satu surat tersebut langsung di sana. Sedangkan anggota OSIS yang lain mulai sibuk merapikan ruangan dan menyimpan semua peralatan kembali pada tempatnya.

"Kakak makasih ya! Kadang aku suka panik tiba-tiba kalo ada di keramaian gitu. Tapi aku jadi ngerasa baikan karena kakak bantu tenangin aku tadi. Rambutku yang diacak-acak, hatiku yang berantakan, Kak. Ambyar T^T"

Aneh-aneh saja isi surat-surat itu, Angkasa sampai terkikik geli membacanya. Ternyata tidak hanya perangai mereka yang terlihat menggemaskan karena baru memasuki jenjang SMA. Tingkah laku mereka pun banyak yang menggemaskan, terbaca dari isi surat-surat yang mereka tuliskan untuk anggota OSIS.

Diantara isi surat-surat yang menggemaskan itu, ada satu isi surat yang berhasil membuat Angkasa sangat terkesan,

"Untuk Angkasa,

Makasih ya tadi kamu udah bersedia bantu aku ngurus masalah di konsumsi. Kalo ga ada kamu mungkin keadaan jadi makin kacau karena konsumsinya telat dateng.

Maaf kalo akhir-akhir ini aku keliatan ngejauh dari kamu. Aku selalu ingin tau kabar kamu gimana? Apa kamu makan dengan baik? Apa kamu istirahat dengan cukup? Apa kamu merasa bahagia hari ini?

Tapi semakin aku pikirkan, aku sadar... kamu terlihat baik-baik aja tanpa aku. Kamu udah berubah rupanya ya. Kamu berbeda sejak kejadian yang disebabkan oleh kakakku. Atas nama kakakku, aku minta maaf jika kejadian itu menimbulkan luka yang membuatmu menjadi seperti ini.

Aku pengen bantu kamu nyembuhin luka itu. Tapi aku ga punya kesempatan karena kamu tiba-tiba menghilang. Karena sekarang kamu udah kembali, aku ga akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Aku ga mau menuntut banyak hal dari kamu. Aku paham kondisi kamu saat ini. Aku hanya akan memperhatikanmu pada jarak tertentu, agar kamu ga merasa risih dan bisa bergerak dengan bebas, lalu ketika kamu membutuhkan seseorang untuk bersandar aku hanya ingin kamu tau bahwa aku ada."

Angkasa tak bisa untuk tak menyunggingkan senyuman ketika membaca bagian paling bawah dari surat tersebut. Dimana tertera nama si pengirim surat, dari Bintang.

Padahal yang disuruh menulis surat hanya peserta MPLS saja. Namun ternyata tadi Bintang mendadak berinisiatif menulis surat untuk Angkasa. Diam-diam dia menyelipkan suratnya ke dalam kotak milik Angkasa, tanpa sepengetahuan siapapun. Tandanya pertahanan Bintang telah runtuh.

SEMESTA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang