Tebak siapa satu-satunya orang di rumah ini yang tak kunjung bangkit dari kasurnya hingga pukul 11 siang? Siapa lagi jika bukan Arjuna. Disaat kedua orangtuanya sudah berangkat kerja pagi-pagi buta. Dirinya malah asik bercumbu dengan kasur kesayangannya.
Kegiatan Arjuna selama libur kenaikan kelas hanya seputar makan-rebahan-twitter-game-tidur-repeat. Begini lah nasibnya ketika pergerakannya dibatasi oleh orangtua. Kalau Ken ada di sini, orang itu pasti sudah menertawakan nasib Arjuna. Sejak libur hari pertama pun Ken sudah mengatainya seperti Rapunzel yang dikurung dan tidak bisa pergi kemana-mana. Keluar rumah paling jauh pun hanya sebatas pergi ke minimarket dekat komplek perumahannya.
Kata Papa, mereka akan pergi liburan bersama jika ada cuti dari pekerjaan dekat-dekat ini. Namun hingga libur kenaikan kelasnya menginjak 1 minggu lebih 4 hari tetap tak ada tanda-tanda mereka akan berlibur. Justru orangtuanya menjadi semakin sibuk dan lebih sering pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan.
Arjuna sedang ada di fase 'yaudah jalanin aja'. Pemuda itu meregangkan tubuhnya bersamaan dengan suara erangannya yang lirih, "Huahh panas banget."
Menendang selimutnya asal-asalan, Arjuna bangkit dari tempat tidurnya. Dia mengusap peluh yang membasahi dahi dan lehernya. Pantas saja terasa panas, ternyata sudah hampir tengah hari saat dia bangun tidur. Dengan kesadaran yang masih separuh terkumpul, Arjuna memaksa dirinya untuk berjalan ke kamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi, Arjuna berdiri di depan wastafel dengan pandangan kosong. Kesadarannya belum benar-benar terkumpul. Setelah beberapa menit melamun, dia menjulurkan tangannya untuk mengambil sikat gigi. Dia menggosok giginya dengan gerakan lambat.
Bleehh!
"Apaan ini anjir pait banget," Dengan cepat pemuda itu berkumur menggunakan air bersih kemudian memuntahkannya ke wastafel. Ternyata efek setengah sadar membuatnya salah menuangkan facial wash ke sikat giginya, bukannya pasta gigi.
Selesai dengan kegiatan menggosok gigi dan mencuci muka, Arjuna beranjak menuju shower. Tidak butuh waktu lama bagi Arjuna untuk menyelesaikan sesi mandinya. Dia berjalan keluar kamar mandi hanya dengan sehelai handuk yang melingkar hingga ke pinggangnya.
Setelah mengenakan pakaiannya, Arjuna berencana untuk mengisi perutnya yang sudah mulai keroncongan. Pemuda itu memasuki ruang makan, memeriksa isi di bawah tudung saji. Biasanya Mama akan menyiapkan berbagai menu masakan untuk putra bungsunya itu sebelum berangkat kerja. Arjuna pun mendudukkan dirinya pada kursi dan mulai menikmati makan siangnya.
Waktu berjalan terasa lambat saat tidak ada kegiatan apapun yang dia lakukan. Arjuna membaringkan tubuhnya di atas ranjang, "Ngapain ya? Bosen banget dah."
Saat masuk sekolah dia ingin cepat libur, saat libur dia ingin cepat masuk sekolah. Maunya apa sih Arjuna ini. Yang paling enaknya ya ketika masuk sekolah tapi pelajaran kosong.
"Capek banget," Arjuna memiringkan tubuhnya, menghela pelan. "Ga ngapa-ngapain aja capek."
"Ya capek karena ga ngapa-ngapain itu anjir dah," Monolognya.
Tolong, Arjuna kurang piknik. Dia butuh piknik sekarang juga. Seketika suara dering ponsel di sampingnya mengalihkan perhatiannya, ada pesan masuk.
Ketos Yang Terhormat
Untuk seluruh pengurus
OSIS 19/20 besok dateng ke
sekolah ya. Kita rapat bahas
kegiatan MPLS+LDKS.
Jam 9 pagi, GPL.Arjuna
OkuuurrrrKetos Yang Terhormat
LPJ apa kabar?Arjuna
Kabarku ga
ditanyain nih?Ketos Yang Terhormat
LPJ lebih penting sih.
Sertijab semakin dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA [✓]
Fanfiction[⚠ gue ga saranin cerita ini untuk dibaca karena cerita ini sebenernya gue tulis untuk orang-orang yang gue sayang sebagai bentuk apresiasi kenangan-kenangan yang pernah dilewati bersama. Tapi kalo kepo mau baca juga gue ga ngelarang. Read at your o...