👑50: Kepingan Bonus

3.5K 191 28
                                    

#Bonus1 [Sea]

Suatu hari, gue pernah menanyakan alasan si tengik kenapa milih gue ketimbang cewek lain dan alasannya mantep sama gue. Jawaban dia seperti ini:

Gue: "Apa yang Lu lihat dari Gue?"

Aksara: "Keyakinan."

Gue menyerngitkan dahi, "Apa maksudnya?"

Aksara: "Dari sekian cewek yang pernah Gue pacarin, hanya Lo yang bisa membuat gue yakin untuk mengakhiri masa lajang. Gue pernah berpikir, bahwa akhir dari cinta adalah perceraian."

Gue: "Kenapa Lo berpikir seperti itu?"

Aksara: "Tentu aja karena perceraian orang tua Gue. Mereka menikah karena dasar cinta sama cinta, tapi pada akhirnya bercerai juga setelah memiliki 3 anak. Dari sanalah Gue berpikir, kalo perjalanan cinta hanya akan bermuara pada perceraian. Gue gak mau keturunan Gue nanti merasakan sedihnya melihat ortunya berpisah."

Terangnya lengkap dan gue simak dengan baik.

"Satu hal lagi," ucapnya tiba-tiba ingin mengatakan sesuatu lagi.

"Apa?" saut gue.

"Gue pernah bertengkar hebat dengan Papa karena ketidakmauan Gue buat menikah. Gue pernah bilang gini ke Papa, 'Buat apa Papa nyuruh Aksa menikah, tapi Papa sendiri bercerai dengan Mama?' dan ucapan itu membuat Gue diusir dari rumah." akunya ngebuat gue terperangah, gue kira selama ini mereka tentram-tentram aja.

"Sampai seperti itu?" tanya gue gak percaya.

Dia menganggukinya, "Tapi, setelah itu hubungan Kami membaik dan makin dekat. Semarah apa pun Gue ke Papa, saat ingat pengorbanan Beliau selama ini, Gue akan melunak. Papa adalah ayah terhebat yang Gue miliki." nada bicara si tengik terdengar getar di kalimat terakhir, matanya juga nampak berkaca-kaca.

"Semua itu akan menjadi pelajaran yang penting untuk selanjutnya." ujar gue sembari memeluknya. Kita sudah sah dalam situasi ini, Permirsah.

Si tengik alias suami gue melepas pelukan sejenak, dia lalu mengecup kening gue beberapa detik.

"Terima kasih udah jadi istri Gue, Se." ucapnya lembut.

"Kagak usah makasih-makasihan segala, cukup tanggung jawab dan kesabaran Lo aja ngadepin Gue sebagai gantinya." balas gue sambil menahan semburat merah jambu di pipi.

"Baiklah, kalo itu pinta Lo. I Love You, My Sea." dia meluk gue kembali.

"Yeah, love too, My You." balasku.

#Bonus2 [Aksara]

"Lu ingat saat MTs, gak?" tanya Sea ketika kita lagi jalan santai di sekitar komplek rumah.

"Ingat, tapi yang mana?" jawab gue.

"Saat Lo menghukum Gue karena telat masuk barisan pas pramuka."

"Gue hukum nyari kresek, kan?" gue coba mastiin.

"Betul. Gara-gara hukuman itu, Gue makin benci sama Lo." ungkapnya terang-terangan. "Lo tahu apa yang Gue lakukan buat balas dendam hari itu?"

"Apa? Perasaan Lo gak ada membalas apa pun hari itu, cuman melototin Gue doang." sampai gue sesuai ingatan gue.

"Ada dan itu gak Gue tunjukan sama Lo aja, tapi semua DP." akunya ngebuat gue mengingat-ingat sejenak.

"Apa, sih? Gue gak inget apa pun."

"Tangan para DP kepanasan setelah salim-saliman, ingat, gak?"

Gue mencoba membuka lembar ingatan gue. Tangan kepanasan?

"Oh, gue inget sekarang!" seru gue begitu terlintas di kepala. "Tangan mereka kayak abis diolesin minyak angin atau sejenisnya gitu. Bener, kan?"

NIKAHPANKAPAN [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang