Hampir 2 jam Changkyun menunggu hingga akhirnya ia melihat Wooseok keluar dari kamar dengan kondisi yang tidak bisa dibilang baik.
"Astaga! Kau baik??" Changkyun memperhatikan Wooseok. Ada lebam di pipi, luka robek di sudut bibir dan juga bekas keunguan di sekitar leher hingga ke bahu.
Wooseok yang mengetahui Changkyun masih di club pun terkejut. "A-apa yang kau lakukan?"
"Menunggumu, tentu saja! Ayo duduk!"
Changkyun menarik tangan Wooseok, namun pemuda manis itu terlalu lemah dan meringis ketika merasa nyeri pada pinggulnya.
"Maaf! Maafkan aku!" Changkyun tidak bodoh untuk mengetahui pekerjaan Wooseok dan Changkyun bisa pastikan bahwa klien yang baru ditemui Wooseok adalah seseorang yang kasar.
Changkyun kemudian beralih memapah Wooseok dan berjalan ke sudut club yang cukup sepi dan mendudukkan Wooseok di atas sofa. Changkyun kemudian berlalu dan beberapa menit kemudian kembali dengan membawa segelas minuman.
"Minumlah."
Wooseok menurut, lagipula tenggorokannya terasa kering dan dia butuh minum.
"Terima kasih."
Changkyun tersenyum lebar sembari mengangguk kuat dan mengusap puncak kepala Wooseok.
"Kau ini... kalau merasa tidak nyaman, harusnya kau bisa menolak."
"H-huh?"
"Aku bisa melihatnya. Kau... tidak nyaman dengan pekerjaanmu."
Wooseok menundukkan kepalanya. "Kau tidak akan tahu rasanya."
"Aku memang tidak tahu. Tapi berhentilah jika memang kau merasa tidak nyaman."
"Lalu apa yang harus kulakukan? Apa yang bisa dilakukan oleh seorang lulusan SMP sepertiku selain hal ini?"
"Hey, dengarkan aku." Changkyun menggenggam kedua tangan Wooseok yang terasa dingin. "Banyak orang di luar sana yang sukses meskipun mereka hanya lulusan SD sekalipun. Yang perlu kau lakukan adalah menjadu kuat dan jangan mudah menyerah. Yakinkan dirimu bahwa kau pasti bisa melakukannya."
Wooseok perlahan-lahan mengangkat wajahnya dan menatap Changkyun.
"Kau... tidak jijik padaku?"
"Tidak. Kenapa harus? Kau hanya melakukan pekerjaanmu."
Melihat mata Changkyun yang memancarkan kehangatan dan kelembutan membuat Wooseok tidak bisa lagi membendung tangisnya.
Hari itu, Wooseok menangis layaknya seorang anak kecil di dalam dekapan Changkyun yang menurutnya hangat seperti dekapan seorang ibu.
Dan hari itu juga, Wooseok memilih untuk berhenti dari pekerjaan lamanya dan mengikuti Changkyun yang telah menyelamatkan hidupnya.
YOU ARE READING
Tour guide (Jookyun x Weishin) ✔✔
FanfictionPatah hati tidak akan mengganggu pekerjaan seorang Tour Guide sepertiku!