22

217 37 12
                                    

Koridor ICU yang tadinya sepi menjadi ramai seketika saat mesin EKG yang berada di kamar Changkyun berbunyi nyaring dan menampilkan garis lurus.

Wooseok menangis keras, mengucap permohonan agar Changkyun tetap bertahan. Jinhyuk sendiri hanya bisa memeluk kekasihnya dengan erat.

Jooheon?

Lelaki Lee itu hanya terdiam dengan mata terpaku pada tubuh Changkyun yang tertutupi kerumunan para dokter dan perawat yang berusaha menyelamatkan nyawanya.

Kumohon bertahanlah...

Wooseok menatap Jooheon dengan penuh kebencian. Dihampirinya lelaki Lee itu dan dicengkramnya kerah Jooheon dengan kuat.

"Aku tidak akan pernah memaafkanmu jika terjadi sesuatu pada Changkyun!"

"Wooshin..." Jinhyuk menarik Wooseok dengan lembut dan memeluk tubuh mungil kekasihnya.

"Aku takut Wei... hiks... bagaimana jika..."

"Sstt... Changkyun itu kuat. Dia pasti bisa bertahan. Kita harus mendoakan yang terbaik untuk Changkyun. Sekarang tenang ya."

30 menit mereka menunggu dalam ketegangan, hingga akhirnya para dokter dan perawat pun keluar dari ruang ICU.

Jooheon dengan cepat menghampiri salah satu dokter.

"B-bagaimana keadaannya?"

"Kami sempat kehilangan detak jantungnya, tapi sepertinya Tuhan berkata lain. Pasien berhasil melalui masa kritisnya dan kondisinya sekarang mulai stabil. Hanya perlu menunggu hingga pasien sadar."

Mendengar penjelasan dokter membuat Wooseok kembali menangis penuh kelegaan, begitu pun dengan Jooheon dan Jinhyuk.

Terima kasih karena telah bertahan...







***










Jika ditanya, sejak kapan Jooheon memiliki perasaan khusus terhadap Changkyun, maka jawabannya adalah sejak awal.

Sejak awal ia melihat Changkyun, ia bisa merasakan debaran lain di jantungnya.

Debaran yang mengingatkannya akan cinta pertamanya dulu.

Namun Jooheon berusaha keras mengabaikan rasa itu karena ia tahu, sampai kapanpun mereka tidak akan bisa bersatu. Bagaimanapun juga mereka sama-sama pria dan tidak ditakdirkan untuk bersama.

Jooheon mulai memasang topeng, memainkan perannya dengan baik.

Ya, setidaknya semua berjalan dengan baik sampai Jooheon mengetahui fakta bahwa Changkyun adalah seorang self harm.

Jooheon khawatir dan tidak bisa lagi berpura-pura hingga ia berucap janji yang pada akhirnya ia ingkari.

Di saat-saat seperti ini, Jooheon sedikit menyesal terlahir srbagai pewaris tunggal keluarga Lee.

Seandainya dirinya hidup sebagai manusia biasa dan bisa melakukan apapun sesuka hatinya, bisa dipastikan bahwa ia akan melakukan hal yang sama dengan Jinhyuk. Menyatakan perasaannya pada Changkyun dan menjaga lelaki mungil itu dengan segenap jiwanya.

Tapi Jooheon hanya bisa berandai dan semuanya sia-sia.

Jooheon menghela nafas kemudian mengepalkan tangannya erat.

"Maaf... maafkan aku."

Tour guide (Jookyun x Weishin) ✔✔Where stories live. Discover now