"Huh? Kyun? Kenapa baru pulang?" Tanya Wooseok ketika Changkyun baru menginjakkan kaki di apartemen pukul 12 tengah malam.
Changkyun tersenyum tipis kemudian menggeleng pelan. "Hanya jalan-jalan hingga lupa waktu."
Tanpa terduga, Changkyun langsung memeluk Wooseok dengan erat membuat Wooseok kebingungan.
"Wooshin-ah..."
"Ada apa Kyun?" Tanya Wooseok sambil membalas pelukan Changkyun.
"Aku lelah, ingin istirahat."
"Hmm... kuantar ke kamar ya?"
"Tidak perlu." Changkyun melepas pelukannya kemudian menatap Wooseok dengan senyum tipisnya. "Kau juga istirahatlah Wooshin-ah. Selamat malam."
Changkyun kemudian berjalan melewati Wooseok yang masih bingung dengan sikap Changkyun.
"Ada apa dengannya?"
***
Keesokan harinya, Wooseok berniat untuk membangunkan Changkyun dan mengajak sahabatnya itu untuk sarapan.
"Kyun?" Wooseok mengetuk pintu kamar itu dan mencoba untuk membukanya, namun pintu kamar itu terkunci, membuat Wooseok khawatir.
"Kyun??"
Wooseok segera mencari kunci cadangan dan membuka pintu kamar Changkyun dan mendapati pemandangan sahabatnya telah tergeletak lemas di atas lantai dengan pergelangan tangan yang mengalirkan darah.
***
"Dia sudah seperti itu sejak lama. Bahkan jauh sebelum ia bertemu denganku."
Wooseok menatap nanar ke arah Changkyun yang terbaring lemah di ICU.
"Kedua orang tuanya bercerai saat Changkyun berusia 8 tahun dan Changkyun ingin ikut dengan ibunya, namun ibunya malah menolak hingga hak asuh Changkyun jatuh ke tangan ayahnya."
"Changkyun fikir, tidak masalah ikut dengan ayahnya, toh ayahnya juga menyayanginya. Tapi..."
"2 tahun kemudian, ayahnya malah meninggalkannya begitu saja di tengah-tengah pasar malam. Dan sejak saat itu, Changkyun secara tidak sadar akan selalu melukai dirinya sendiri jika ia tertekan. Ia berpikir tidak ada gunanya ia bertahan jika oramg tuanya saja tidak menginginkan kehadirannya. Beruntung ia ditemukan oleh pemilik panti yang baik hati dan akhirnya bisa sembuh."
Wooseok menghela nafas pelan. "Terakhir kali ia melukai dirinya adalah beberapa waktu lalu, saat ia mengetahui bahwa dirinya hanya menjadi pelarian sekaligus orang ketiga dalam hubungan mantan kekasihnya." Wooseok menoleh ke arah Jinhyuk. "Kau ingat kan? Saat kau berkunjung ke apartemen?"
Jinhyuk mengangguk. "Lalu bagaimana kondisinya sekarang?"
"Dia kehilangan banyak darah namun sudah teratasi dengan transfusi, tapi... denyut nadinya sangat lemah dan kondisinya bisa kritis sewaktu-waktu. Aku... hiks... aku takut."
Wooseok menyembunyikan wajahnya di dada Jinhyuk dan kembali menangis.
Sementara Jinhyuk berusaha menenangkan Wooseok, Jooheon sedari tadi hanya diam dan menatap ke arah tubuh Changkyun yang terbaring lemah di ICU dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
YOU ARE READING
Tour guide (Jookyun x Weishin) ✔✔
FanfictionPatah hati tidak akan mengganggu pekerjaan seorang Tour Guide sepertiku!