"Huhu~ sudah kukatakan jangan melakukan hal bodoh! Kau membuatku ketakutan Kyun!"
Wooseok masih saja menangis sambil memeluk Changkyun yang tersenyum lemah. Tangannya terulur mengusap lembut puncak kepala Wooseok.
"Maaf." Ucapnya dengan suara serak.
Wooseok melepas pelukannya, menghapus air matanya. "Aku akan menunda memarahimu karena kau sedang sakit. Lihat saja nanti setelah kau sembuh! Aku akan menghukum mu!"
Changkyun terkekeh pelan. "Heum..."
"Huwaaaaa~ aku benar-benar merindukanmu Kyun!"
"Eum... aku... juga..."
Dan Changkyun kembali tertidur karena pengaruh obat.
***
"Kau yakin tidak mau masuk?"
Jooheon berdiri dengan gugup. "Aku... takut."
Jinhyuk tersenyum kecil. "Tidak ada yang perlu kau takutkan Joo. Ah, begini saja. Aku akan ajak Wooseok mencari makan dan kau menemui Changkyun, bagaimana?"
"Sepertinya bukan ide yang buruk."
"Tentu! Kajja!"
***
Jooheon menatap wajah Changkyun yang terlelap dengan damai. Perlahan-lahan, jemarinya menyusuri pipi Changkyun yang menirus.
"Maaf..." gumamnya.
"Aku berkata agar kau tidak menyimpan semuanya sendirian, tapi aku sendiri yang menyimpan semuanya dan menjauh karena kebodohanku. Karena aku, kau jadi terluka."
Tatapan Jooheon kemudian beralih pada pergelangan tangan Changkyun yang diperban, mengusapnya lembut dengan ibu jarinya.
"Maafkan aku. Setelah ini aku tidak akan meninggalkanmu lagi."
Ya, Jooheon sudah bertekad akan meraih kebahagiaannya sendiri, meskipun harus melawan sang ayah.
Jooheon mengecup punggung tangan Changkyun dengan lembut.
"Cepatlah bangun. Ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu."
***
"Wei~"
"Kenapa hm?"
Wooseok menggeleng kemudian menyandarkan kepalanya pada pundak Jinhyuk dan menatap tangan mereka yang saling bertautan.
"Apa setelah ini... mereka bisa bahagia?"
"Mereka akan bahagia Shin. Hanya saja mungkin akan sedikit sulit. Tapi aku yakin, selama kita mendukung mereka, mereka pasti bisa melewatinya."
"Hngg... tapi aku masih marah pada sepupumu itu!"
Wooseok menegakkan duduknya kemudian mengerucutkan bibirnya. "Aku akan menghajarnya lagi jika ia berani menyakiti Changkyun-ku!"
"Memangnya tanganmu tidak sakit hm?" Tanya Jinhyuk sambil mengusap punggung tangan Wooseok dengan ibu jarinya.
"Tentu saja sakit! Tapi demi Changkyun, aku rela!"
Jinhyuk tertawa pelan. "Aku jadi cemburu pada Changkyun."
"Huh?"
"Apa kau juga akan menghajar orang yang menyakitiku?"
"Eung! Tentu saja! Aku akan menghajar siapapun yang memyakiti Changkyun dan Wei!"
Tawa Jinhyuk meledak saat melihat tatapan Wooseok yang menggebu.
"Astaga, kesayanganku ini menggemaskan sekali eoh??" Jinhyuk yang gemas pun mencubit pipi gembil Wooseok.
"Wei! Ugh! Sakit!"
"Maaf, maaf." Jinhyuk melepas cubitannya kemudian mengecup kilat pipi Wooseok membuat lelaki manis itu merona hebat.
"Aku mencintaimu, Lee Wooseok."
"A-aku juga." Cicit Wooseok sambil menundukkan kepalanya. "Tapi namaku masih Kim Wooseok!"
Wooseok kemudian membalas Jinhyuk dengan cara menggelitik pinggang kekasihnya itu. Keduanya tertawa bebas dan lepas, sejenak melupakan permasalahan mereka dan menikmati waktu yang ada.
YOU ARE READING
Tour guide (Jookyun x Weishin) ✔✔
FanfictionPatah hati tidak akan mengganggu pekerjaan seorang Tour Guide sepertiku!