Happy Reading!!!
***
Sementara Devina berada dalam mood yang buruk, Devin malah justru sebaliknya. Laki-laki itu tengah bersama seorang perempuan, duduk di bangku kantin yang sepi mengingat hari masih pagi dan kebanyakan orang berada di kelas menerima materi dari dosen yang mengajar. Ada juga yang belum datang atau entah ke mana perginya. Devin tidak peduli, tentu saja. Yang jelas, kini Devin sendiri memilih bolos dan duduk di kantin fakultas lain, karena tidak selalu ada kesempatan untuk dirinya bertemu bahkan mengobrol dengan seseorang yang sangat dirinya kagumi sejak masuk kampus ini. Sosok cantik yang selalu saja membuatnya penasaran, dan sosok cantik yang menarik perhatiannya sejak pertama bertemu. Namanya Kenanga Febi, mahasiswi cantik dari fakultas kedokteran.
Di saat perempuan lain berlomba untuk mendapatkan perhatian laki-laki tampan generasi baru semacam Devin Adiatamaya Putra, Febi malah terlihat cuek dan enggan peduli pada keberadaannya. Jangankan tersenyum, melirik saja gadis itu tidak. Membuat Devin pada akhirnya penasaran dan mulai mendekati Febi yang awalnya ia sangka hanya sok jual malah. Pura-pura tidak tertarik, tapi nyatanya sama seperti gadis-gadis lainnya. Secara, pesona Devin tidak dapat dielakkan.
Lihat saja kembarannya, incaran kaum laki-laki sampai dosennya saja naksir. Ayahnya mantan playboy kelas kakap. Tahu latar kepopuleran orang tersayangnya siapa pun tahu bahwa tidak akan ada yang bisa menolak pesona Devin.
Namun Devin yang terlalu percaya diri ini harus di pukul keras oleh kenyataan yang terasa menyakitkan jika di ingat. Bunga Kenanga-nya secara terang-terangan menolak pernyataan cintanya tepat di depan muka. Untung saja saat itu mereka hanya berdua, jadi tidak membuat Devin malu dan menjadi bahan olok-olokan sahabatnya. Tapi meski begitu, Devin tidak juga ingin menyerah, merasa mungkin saat itu ia terlalu cepat mengambil tindakan hingga membuat Febi si Bunga Kenanga-nya terkejut dan terpaksa menolaknya. Devin cukup berpikir positif apalagi gadis itu tidak sama sekali menghindar setelah pernyataan cintanya beberapa waktu lalu.
Kedekatan mereka memang tidak banyak orang yang tahu, termasuk kembaran Devin sendiri. Ya, Devina tidak mengetahui karena memang dirinya dan Febi jarang terlihat bersama. Devin pun tidak pernah menceritakan perihal kedekatannya karena merasa bahwa ia belum bisa menaklukan si cantik dari kedokteran itu. Bisa habis ditertawakan dirinya jika sampai sahabat serta kakaknya tahu bahwa ada perempuan yang mengabaikannya.
“Untung tadi gue kembali ke parkiran, jadi bisa ketemu dan duduk berdua gini sama lo,” ucap Devin yang tidak juga menyurutkan senyumnya. “Jodoh emang gak ke mana. Tuhan tahu aja cara mempertemukan kita.” Lanjutnya sembari terkekeh geli.
Febi pun lantas ikut terkekeh di tengah aktifitasnya menyuapkan satu sendok bubur ayam yang di pesannya. Sudah biasa mendapatkan gombalan seperti itu dari laki-laki yang duduk berhadapan dengannya, dan Febi tidak sama sekali menganggap serius atau sekedar bersemu dengan setiap gombalan Devin semanis apa pun itu. Padahal kalau perempuan lain sudah pasti akan menjerit dan wajahnya memerah melebihi kepiting rebus. Sayang, yang mau Devin gombali hanya Kenanga Febi seorang. Sayangnya lagi, si cantik tidak juga meleleh karena gombalannya. Entahlah, Devin kurang apa di mata gadis itu sebenarnya.
“Lo kenapa malah ngikutin gue ke sini? Gak takut ngulang satu semester lagi gara-gara bolos?” tanya Febi yang sejak tadi tidak tahu alasan mengapa laki-laki tampan yang sayangnya tidak menggetarkan hatinya itu memilih mengekor dan menemaninya sarapan di kantin fakultas kedokteran yang pagi ini memang sepi.
“Gue lebih takut kehilangan lo, Feb,” ucapnya dengan sungguh-sungguh. Namun gadis di depannya itu malah terkekeh, seolah apa yang di ucapkan Devin barusan hanyalah sekedar candaan semata. Tapi ya sudahlah, begini saja Devin sudah bahagia, duduk berhadapan, mengobrol, dan melihat senyum manis Febi yang menyejukkan hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelabuhan Terakhir
Fiksi RemajaDevina yang sejak awal di nobatkan sebagai playgirl di Universitas Kebaperan, siapa sangka akan terjerat pada pesona sang dosen muda yang baru saja masuk dan langsung menjadi idola seluruh kaum hawa di Kebaperan termasuk dirinya. Hanya saja Davina t...