awal

439 33 0
                                    

Yuk votement dulu 😊😊😊

awalnya dari acara perkenalan mahasiswa baru, atau orang-orang kampus biasa nyebutnya maba, tiga tahun lalu di jurusan.

sebelum hari terakhir resmi ditutup, panitia memberi satu sesi materi tambahan sebagai penguat dari serangkaian acara selama empat hari itu.

simulasi.

simulasinya cukup menarik, peserta diminta buat praktek materi manajemen aksi.

entah apa tujuan panitia menyertakan materi ini untuk para maba, tapi yang jelas simulasi ini yang paling seru sepanjang acara, menurut beberapa orang.

"dalam proses pra-aksi atau tahap persiapan sebelum aksi, setelah kita matang dengan masalah dan menggodok isu yang akan diangkat, kita juga harus teliti dalam menyusun perangkat aksi."

begitulah penjelasan yang ditangkap para peserta acara hari itu.

materi yang disampaikan oleh seorang kakak tingkat, yang memperkenalkan diri sebagai menteri dari kementrian aksi dan propaganda BEM KM.

keren sih, retorika dan logikanya juga luwes, tebak kalo si kakak sudah sangat mendalam tentang ilmu tersebut.

mungkin untuk beberapa orang, hal-hal yang berbau aksi-kadang lebih dikenal dengan demonstrasi-bukan suatu hal yang menarik.

orang-orang yang, maaf, belum tau soal seluk beluk aksi mungkin akan berfikir kalo acara begituan cuma buang-buang tenaga. ga ada faedah.

"kuliah aja ga becus, sok-sok an ikut demo."

"demo tuh rusuh, merusak fasilitas umum. udah jelas itu bukan solusi."

"diurus dulu kuliahnya, baru ikut-ikutan ngurus negara. mahasiswa itu kewajibannya belajar."

"emang ga ada cara yang lebih etis dan intelek buat ngasih aspirasi ke pemerintah?"

mungkin begitu kurang lebih komentar orang-orang. bisa jadi pengetahuan mereka soal aksi itu tadi yang, maaf, masih minim, mempengaruhi cara pandang mereka dalam menilai sebuah aksi demonstrasi.

"inget salah satu peran fungsi mahasiswa, social control. kalo pemerintah udah belok, ya dilurusin lagi. siapa yang wajib ngelurusin? ya mahasiswa, agent of change."

Rana yang nunggu pesanan ayam gepreknya jadi, sayup-sayup denger obrolan beberapa mahasiswa yang nongkrong ga jauh dari tempatnya.

"capek ah ikut gituan. belum kalo ketangkep polisi pas ricuh. terus urusan sama kemahasiswaan. fix ribet sih." balas seorang yang lain menanggapi.

"semua rencana aksi tuh sebenarnya ga ada yang masukin agenda ricuh, itu tu ga ada. massa jadi ricuh kalo aparat mulai represif, atau ada oknum aksi yang sengaja membelot biar acaranya bubar."

pesanan Rana selesai saat mahasiswa yang paling persuasif di sana kembali menyahut balasan kawannya.

"intinya, gue tetep gamau ikutan demo. percuma capek-capek tapi pemerintahnya ga ada respon sama sekali. akademik gue ntar yang jadi taruhan. nambah masalah yang lain."

ya bener sih. sejauh ini memang pergerakan mahasiswa ga sebanter tahun 98. atau mungkin lima puluh persennya pun ga ada.

mahasiswa mana yang jaman sekarang berani menduduki gedung MPR DPR. mungkin baru sampe gerbang, udah dipukul mundur dulu sama aparat.

tapi ga semua mahasiswa masa bodo. ada sejumput mahasisea yang masih pengen bergerak buat perubahan bangsa ke arah yang lebih baik.

"punya gue mana, Ran?"

"keburu laper nih."

"punya gue yang pedes, ga lupa kan?"

Rana yang baru dateng abis beli ayam geprek di kantin kampus, langsung diserbu sekumpulan anak-anak cowok yang stay di mabes.

"bayar dulu baru gue kasih." sahut Rana begitu salah satu tangan mulai rusuh membuka kresek.

"ish." Seungyoun yang udah laper stadium akhir, buru-buru ngeluarin duit dari saku celananya.

diikuti Hangyul, Wooseok, dan Seungwoo. tanpa banyak omong, mereka langsung bayar ke Rana sesuai pesanan masing-masing.

"hehe. thanks bro."

ya begini peran Rana. jadi supporting system orang-orang sibuk di mabes, sekaligus jadi ibu negara yang mengurus anak-anaknya di kementerian aksi dan propaganda.

gara-gara acara pengenalan maba di jurusan tiga tahun lalu, dia jadi pengen tahu rasanya terjun ke dalam organisasi sosial politik level kampus yang katanya cuma buat ajang keren-kerenan aja.

BEM KM.




DISCLAIMER

cerita ini murni dari imajinasi penulis untuk kepentingan hiburan

tokoh dan karakter dalam cerita ini tidak menggambarkan kehidupan nyata

yang baik tolong di-noted, yangburuk mohon jangan ditiru 🙏

apabila ada kesalahan waktu, plot, ejaan, dll, mohon koreksi 😊

thank you
and enjoy the story 😀

Stereotip | Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang