sudah bulan ke sebelas tahun ini. artinya sebentar lagi, masa penjabatan kabinet di bawah presiden selesai.
tanda-tandanya udah mulai keliatan sejak sebulan lalu. mulai dari launching kpu, pendaftaran kpps, timeline pemilu, dll segala macem.
dan dari sekian banyak yang ambil berkas pencalonan, kpu menyaring jadi dua kandidat yang berkasnya lengkap dan sesuai syarat.
dua calon ini yang akan jadi artis di panggung demokrasi terbesar tahun ini. pemira— pemilu raya.
dua-duanya kader bem yang di tahun berikutnya mereka balik ke jurusan untuk mengembangkan himpunan.
dan setelah demisioner dari himpunan, mereka balik lagi ke bem untuk menunjukkan perhatian dan kepedulian mereka sama ormawa— organisasi mahasiswa— tertinggi di tingkat kampus.
"bang, makasih udah mau diganggu nih. padahal lagi sibuk skripsi kan yahh. hehe." tukas Daehwi, si calon nomer satu.
"santai. pas lagi kosong juga." balas Seungwoo singkat.
"pamit dulu bang."
"iya iya. monggo."
seperginya Daehwi, Seungwoo langsung balik fokus lagi ke laptopnya. apalagi kalo ga garap tugas akhir. tugas. akhir.
ngomong-ngomong soal sebulan yang lalu. sebulan yang lalu juga, Seungwoo menyadari kalo perannya selama ini ga ada apa-apanya.
setelah ketemu orang-orang hebat di acara tv sebulan lalu, Seungwoo jadi punya cara pandang baru yang bikin dia impressive.
**flashback
"maaf, ga bisa nganterin wawancara." pinta Seungwoo melas di depan Rana.
"sok melas. biasanya juga gue disuruh apa-apa sendiri. dimarah-marahin. hu." tukas Rana, sambil tangannya sibuk merapikan diri.
"gimana? udah rapi belum?"
Seungwoo ngeliatin Rana dari ujung kepala sampe ujung kaki. cewek itu kalo ke kampus selalu pake celana jeans atau celana bahan yang longgar-longgar.
mungkin gara-gara itu, sekalinya liat Rana pake rok, Seungwoo berasa pacarnya itu cantiknya beda.
Rana ikutan senyum pas liat Seungwoo senyum. merasa puas sama dandanannya yang ala-ala. Rana ga bisa make up, apalagi buat acara wawancara kerja kek gini.
"ada yang kurang satu." tukas Seungwoo yang bikin Rana kaget.
"apa? jangan bilang kemejanya ga bagus."
Seungwoo menggeleng.
dikira Rana, penampilannya ada yang ga oke, atau ada yang aneh sampe Seungwoo bilang kurang.
tapi ternyata cuma akal bulus Seungwoo aja biar bisa kecup kening Rana. dasar cowok.
"dah. cantik." puji Seungwoo singkat. uh, jangan lupa senyumnya Seungwoo kalo udah sincerely ngasih pujian sama orang tuh kaya apa.
"modus. udah belum nih? beneran." tanya Rana pura-pura kesel, padahal jantungnya disko. udah deg-degan mau wawancara, malah ditambahin sama Seungwoo.
"udah. udah rapi. udah cantik. semangat interviewnya ya. gue dukung pake doa biar makin lancar."
blush. Rana merasa pipinya panas.
"hm. semangat juga. semoga lancar acaranya. ntar abis wawancara, gue langsung standby pantengin tv."
"masih ntar sore acaranya Na."
"oh ya? hehe."
Seungwoo ngelus kepala Rana gentle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stereotip | Han Seungwoo ✔
Fanfictionstereotip anak BEM; akademik bye, lebih penting proker daripada kuliah, rapat begadang bahkan sampe nginep di sekre berhari-hari. iya kah? #1 - hanseungwoo at 190822