yuk jangan lupa vote-nya :))
"ada yang panas tapi bukan api." celoteh Wooseok merujuk pada dua orang yang tengah berdebat dan jadi center di ruang tengah mabes.
"ada yang tegang tapi bukan kram."
Wooseok langsung menoleh ke arah Seungyoun terus dibales tatapan heran dari cowok itu.
"apa?"
"kram kok tegang? kram tu sakit."
"terserah gue."
sang presiden cukup sengit menanggapi omongan salah satu menteri kesayangannya, Seungwoo, saat cowok itu melayangkan sebuah permintaan.
"gerak kita itu didengar, dilihat, diperhatikan orang-orang di kampus. kalo gegabah, kita bisa langsung diserang. ngundang rektor ke acara lo? bisa-bisa acara kita jadinya ricuh."
Seungwoo mengangguk, paham dengan yang dimaksud presiden dan dia udah kenyang dengan ketakutan itu.
"gue berharap presiden ga lupa kalo kata eksekutif ada di belakang nama organisasi kita, harusnya udah cukup jelas menggambarkan tugas kita itu apa." balas Seungwoo santai.
"jangan terlalu bahas teori."
Seungwoo mengusap wajahnya merespon sikap presiden yang pikirnya cukup aneh sekarang.
"itu tolak ukur kalo kita paham amanah kita, presiden. bukan cuma sekedar teori."
Rana yang baru dateng, nafasnya ngos-ngosan gara-gara lari dari jurusan sampe ke mabes.
dia buru-buru meninggalkan pekerjaan tugas akhirnya di lab setelah dichat Wooseok kalo Seungwoo sama presiden lagi debat.
"kok cuma ditonton doang ga dilerai?" gumam Rana ke empat cowok disana selain Seungwoo dan presiden.
"kalo ada baku hantam, baru dilerai." balas Jeffrey.
ini sekjend malah ngajarin ga bener.
Rana udah mau maju buat misahin dua orang itu. tapi mbak ital yang dateng berikutnya lebih dulu membubarkan ketegangan malam itu sebelum semakin sengit.
"apasih. kalo mau ngobrol berdua jangan disini, diliatin orang-orang sekre." tukas Krystal tegas.
ya jelas wong setengah dinding mabes bagian depan itu bahannya kaca. jadi kegiatan orang-orang di dalam bisa diliat dari luar.
dan perdebatan dua orang tadi sudah menarik beberapa penonton dari penghuni sekre sebelah.
"Ran. bawa Seungwoo keluar." perintah Krystal.
"gue bisa keluar sendiri." sahut Seungwoo cepat dan benar-benar langsung keluar dari mabes.
setelah itu cuma ada ceramah mbak ital yang panjangnya ga terkira, dari A sampe Z dibahas semua sama dia cuma buat marahin presiden.
"susulin bang Seungwoo sana Ran."
"kenapa ga lo aja?"
Seungyoun mengangkat bahu. "siapa yang bisa ngadepin bang Seungwoo kalo lagi kaya gini?"
tapi percuma aja. begitu Rana menyusul keluar gedung, bahkan sampe parkiran, Seungwoo udah ga keliatan jejaknya.
pikirnya cowok itu udah pergi entah kemana yang Rana gatau. seketika dia cuma berasumsi kalo nanti Seungwoo butuh ngomong sesuatu, pasti bakal ngabarin dia.
"ck." gumam Rana sebelum akhirnya balik ke jurusan, jalan kaki.
niatnya mau nginep di lab sekalian ngerjain TA, karena tenggat waktu sidang progres ke satu cuma sampe minggu depan. dan Rana belum setor draftnya ke sekretaris jurusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stereotip | Han Seungwoo ✔
Fanfictionstereotip anak BEM; akademik bye, lebih penting proker daripada kuliah, rapat begadang bahkan sampe nginep di sekre berhari-hari. iya kah? #1 - hanseungwoo at 190822