masih pra aksi

69 15 6
                                    

yuk jangan lupa vote-nya :))

"pah, aku mau ketemu anak-anak habis ini. nanti aku telpon lagi kalo udah pulang kos."

'ati-ati lho, nak. jaga kesehatan.'

"iya pah, Seungwoo tutup ya."

cowok tinggi pucat itu langsung nyamperin sekelompok mahasiswa di halaman gedung minat bakat usai menutup panggilan dari papahnya.

mereka,sekelompok mahasiswa itu, di bawah komando Hangyul, bertanggungjawab jadi koordinator lapangan di titik-titik massa. 

sengaja dikumpulin sama Seungwoo sore ini buat kesiapan terakhir sebelum turun besok. 

"langsung aja, siapa yang masih belum paham tujuan aksi kita besok. biar semua clear, dan acara besok bisa lancar."

biasanya orang-orang yang jadi danlap tuh yang suaranya keras, ya kaya yang udah diceritain dulu.

tapi kali ini beda. Seungwoo ngomong tuh berasa kaya dengerin akhi-akhi ceramah di masjid, di hari jumat. adem.

mungkin udah wajar kalo ciwi-ciwi yang merasa terobati sama suaranya Seungwoo yang kelewat lembut.

tapi ini cowo-cowo juga menaruh respek besar buat pak menteri yang identitas danlapnya dirahasiakan.

mungkin itu juga yang jadi alasan kenapa data banyaknya massa yang terkumpul buat aksi kali ini, lebih banyak dari aksi-aksi di kabinet sebelumnya.

"bang!"

Seungwoo, Seungyoun, Wooseok, Hangyul, dan presiden bem km kompak jatuh ke satu titik.

"silahkan."

"Sihun korlap batalion 1. kita belum tau siapa danlap-nya bang. kata Hangyul mau diumumin h-1 satu tapi sampe sekarang dia belum ngomong."

keempat pejabat itu, kompak saling pandang. seolah sedang menghubungkan pikiran atas reaksi pertanyaan salah seorang korlap.

sebelum akhirnya Seungwoo angkat bicara. "nanti pas kalian ambil walkie-talkie di Hangyul, sekalian dikasih tau. jangan lupa juga kasih tau batalion kalian siapa danlapnya."

Seungwoo mengangkat sebuah toa yang dari tadi cuma dia bawa. lantas dia nyalakan dan terdengar bunyi dengung, menyita perhatian orang-orang di sekitar sana.

"ga ada pertanyaan lagi, udah pada siap ya?!" tanya Seungwoo yang suaranya agak terdistorsi akibat tersaring mesin toa.

"SIAAPP!!!"

saat Seungwoo mulai mengepal sebelah tangannya ke atas, otomatis yang lain mengikuti dan menyiapkan pita suara mereka.

paham dengan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

"Hidup Mahasiswa!"

"HIDUP MAHASISWA!!!"

"Hidup Rakyat Indonesia!"

"HIDUP RAKYAT INDONESIA!!!"

***

"loh, mbak Rana ga nyusul kak Seungwoo ke depan?"

Rana emang sengaja ga mau ikut turun ke depan. apa tadi Yena bilang, nyusul Seungwoo?

"ga Yen. lagi nyicil LPJ kali aja nanti bisa langsung setor ke kemahasiswaan habis acara."

cuma alasan doang sih. sebenarnya Rana masih agak sedikit kesel gara-gara Seungwoo tadi. males aja.

udah disuruh berhenti malah becanda. kaya emang sengaja mau bikin Rana sebel gitu.

Stereotip | Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang