terpaksa

51 11 3
                                    

"lo diundang makan bareng ntar malem. bisa ga?" bisik Rana ke arah Seungwoo yang ada di sebelahnya.

Rana masih harus jinjit biar bisa nyampe ke telinga Seungwoo. padahal udah pake heels lima senti tpi masih harus effort buat nyaman tinggi sama Seungwoo.

"diundang siapa?"

"ayah. gue ga ngerti juga kenapa ayah harus banget bikin acara makan-makan buat selametan wisuda. ngundang lo apalagi."

Seungwoo merasa seluruh ototnya tegang.

bau-baunya, pak kajur informatika masih belum puas sama hasil obrolan mereka dua hari lalu. padahal menurutnya yang kemarin itu udah intens banget bahasannya.

"berapa orang?"

"sementara bertiga. kalo mama bisa, jadinya berempat."

kalo sama mamanya Rana, Seungwoo masih bisa yang jaga image jadi cowok baik-baik. masih bisa senyum lebar sambil ngobrol santai.

tapi kalo udah ketemu bapaknya, angkat tangan.

"mba Rana, foto wisudawan dulu, mba bareng-bareng sama yang lain di podium." panggil seseorang dari arah belakang, LO wisuda.

"oh ya." balas Rana cepat.

dia tepuk-tepuk sebelah bahu Seungwoo biar cowok itu sadar kalo Rana harus pergi.

"kabarin loh, bisa apa ga." ucap Rana sebelum akhirnya setengah lari menghampiri kawan-kawannya yang lain di podium yang jadi center acara wisuda jurusan informatika.

dari tempatnya berdiri, Seungwoo menerawang Rana dan teman-temannya dari jauh.

wisudawan yang jumlahnya mungkin ada 70-an, pakai topi toga dan baju-baju mewah, membuat ada sesuatu yang berdesir di dalam dirinya.

kadang Seungwoo juga pengen egois. lepas jabatan terus buru-buru selesai kuliah. biar bisa segera bantu papah di pelabuhan.

tapi Seungwoo juga dicap egois, karena masih aja jabat padahal separuh lebih 1 menteri dari kementrian lain udah pada plt.

berkali-kali dia meyakinkan diri kalo ini soal komitmen dia buat di akspro sampe akhir, bukan karena egois ga mau lengser.

kalopun, kalo pun dia disuruh milih mau lulus atau tetep jabat, dia bakal pilih lulus. biar wisuda bareng Rana. ea. ga

kalo pun misaaaal, dia dikasih satu periode lagi buat jabat. Seungwoo ga mau. posisinya ini berat. tantangannya berat seberat godaannya.

Seungwoo bukan gila jabatan yang ngebut pen jabat dua kali. gila aja.

ga kaya petinggi-petinggi yang ngerasain bonus pas jabat. orang kaya gitu ga akan peduli, apakah orang-orang yang dia pimpin bakal jadi sejahtera apa engga. masa bodo.

bukan juga karena permintaan presiden, Seungyoun, Esa, dkk, mereka pengen Seungwoo tetep di bem sampe akhir.

tapi ada hal lain yang menurutnya lebih penting.

bersamaan dengan para wisudawan yang heboh berfoto, Seungwoo merasa hapenya bergetar.

ada pesan masuk. dari bapak bapak paguyuban warga pinggir kali.

pak bayu

dek, mohon doanya

***

"beraninya cuma gusur-gusur doang, ditanya alesannya apa, bungkam!"

Jinhyuk udah gedek banget.

Stereotip | Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang