yuk jangan lupa vote-nya :))
"jangan di bawah, woo. di sofa sini lho." perintah Rana pas liat Seungwoo rebahan di atas lantai begitu masuk mabes.
ga peduli mau diliatin anak-anak dari kementrian lain yang lagi di sana, Seungwoo lagi butuh banget rebahan.
capek iya, tapi ya ga langsung tepar di lantai gitu juga. kalo nanti sakit punggung gimana.
"hah."
cuma itu yang keluar dari mulut Seungwoo. desahan singkat itu rasanya udah cukup melepas rasa lelah batin dan fisiknya. terutama buat dua bulan ini.
"gue kudu kabarin presiden, sama anak-anak bem fakultas. hima juga kalo perlu." (himpunan mahasiswa jurusan)
"gue aja. lo ga capek apa, habis bolak balik kantor dprd-kantor walikota?"
Rana buru-buru merogoh saku celananya, meraih ponselnya lalu menghubungi beberapa orang yang dimaksud Seungwoo tadi.
sementara si menteri, dia senyum simpul karena Rana ngerti sekarang dia lagi minim energi buat gerak. capek.
Rana masih sibuk ngontak anak-anak terkait sambil jalan keluar mabes. dan Seungwoo masih rebahan di lantai sambil ngeliatin langit-langit.
dia jadi kepikiran sama omongan Rana. soal dinamika yang dia alami belakangan ini, terlalu banyak dan kejadiannya cepat.
perasaan baru kemarin dia diajak bang Doojoon masuk bem, terus diangkat jadi menteri.
terus sekarang udah jalan lima bulan di bawah kabinet pak presiden, Seungwoo merasa bahwa perannya, sebagai bagian dari eksekutif mahasiswa, belum ada apa-apanya.
lima bulan ini, mungkin yang bisa dia bilang progressive dan positif dari kementriannya ya cuma aksi ke kantor wakil rakyat daerah kapan hari.
itu juga kalo bukan karena kerjasama tim-nya, kerjasama sama aliansi mahasiswa wilayah satu, kerjasama sama anak-anak hima, jurusan, acara kemarin mungkin bukan apa-apa, dan sia-sia.
dan mungkin baru kali ini Seungwoo merasa kalo payahnya dia bener-bener dibayar sepadan.
akhirnya para pejabat daerah bereaksi atas tindakan aksi mahasiswa tempo waktu lalu.
korban penggusuran di wilayah pinggiran kota, kabarnya akan dapat bantuan sosial dan pembekalan skill supaya bisa bertahan hidup di lingkungan baru.
tapi disaat yang sama, Seungwoo pikir kalo ini masih belum selesai. aksi kemarin baru akan dikatakan sukses kalo pejabat-pejabat itu benar-benar merealisasikan apa janji mereka.
"dari bem f, 7/10 udah konfirmasi bisa kumpul nanti malem jam 7 di lapangan depan perpustakaan. presiden, as always, bisa kapan aja." lapor Rana yang menyadarkan Seungwoo dari lamunannya.
"thanks, Na."
"gue balik jurusan sekarang ya. ada kelas jam setengah satu."
"Na."
"udah kan? apalagi?"
Seungwoo sama Rana cukup lama saling pandang. sampe Rana bingung sendiri, ini kenapa Seungwoo tiba-tiba jadi diem. aneh banget.
"gue ikut ke jurusan lo."
"heh? ngapain?"
"ikut masuk kelas lo 😊."
"buat apa?"
"ngadem."
Rana mengganti sebelah kakinya untuk menumpu badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stereotip | Han Seungwoo ✔
Fanfictionstereotip anak BEM; akademik bye, lebih penting proker daripada kuliah, rapat begadang bahkan sampe nginep di sekre berhari-hari. iya kah? #1 - hanseungwoo at 190822