if they truly care, they will make the time

67 15 1
                                    

yuk jangan lupa vote-nya :))

orang-orang memandang Seungwoo sebagai orang yang santai. diajak makan ayo, diajak diskusi ayo, diajak main juga ayo.

ga pandang waktu ga pandang bulu.

kalo itu urgent dan penting — termasuk buat menguatkan komunikasi dan hubungan antar personal — Seungwoo pasti iyain ajakan orang-orang.

selama bisa sama-sama ngasih semangat dan menuju kebaikan, kenapa engga.

seolah-olah, waktu dia banyak, kayanya sampe sisa-sisa. hampir semua ajakan dia iyain.

Wooseok sampe capek liatnya. dia pernah bikin eksperimen kecil-kecilan buat merhatiin keseharian Seungwoo.

mulai dari alesan nginep kos Seungwoo, nebeng ke kampus, sampe pulang nebeng lagi. nginep lagi.

cowok itu pure 24/7 waktunya cuma ada di kos, mabes, jurusan, warkop/warmindo.

kaya ga ada kegiatan lain yang diurus, padahal denger-denger Seungwoo udah pegang bisnis keluarganya.

"bang, lu ngapain kesini?"

"nunggu tamu. terus nganterin Esa Mini Hangyul sambang ke senior. kating angkatan 2007 kalo ga salah, buat jadi pemateri."

"abis itu?"

"hmm.. jurusan mungkin? nge-lab bentar, mau liat running-an program udah sampe mana."

Wooseok masih kurang puas.

"bang, gua nginep kos lu lagi ya? semalem aja."

"boleh. tapi sendirian. gua balik rumah malam ini. nemenin nyokap."

"balik ngapain?!"

Seungwoo kaget aja pas suara Wooseok berubah agak tinggian.

cowok itu terlalu excited karena nemu hal yang beda dari kebiasaan seorang Han Seungwoo.

"dibilang nemenin nyokap. di rumah. soalnya ga ada yang jagain."

"babe kemana bang?"

Seungwoo akhirnya merasa keganggu sama Wooseok. jarang-jarang itu bocah kepo sama kehidupan orang lain. biasanya cuek bebek.

"lo nanya mulu, mau daftar jadi adik angkat gue?"

"engga lah.. canda. nanya doang bang."

"benefit lo tanya-tanya gitu apaan?"

Wooseok mengangkat bahu. "kepo aja."

"permisi, mas Seungwoo, ada mas-mas bem kampus sebelah katanya mau ketemu sama menteri akspro."

panggilan itu mengakhiri percakapan antara Wooseok sama Seungwoo.

"dimana?"

"di bawah mas. deket abang mi ayam."

"oke makasih. Ucok, urusan kita belum selesai."

Wooseok yang ditinggal pergi sama Seungwoo, cuma bisa geleng-geleng kepala. lagi-lagi dia ga habis pikir sama jalan hidup menterinya itu.

dan yang dimaksud mas-mas bem kampus sebelah itu, ternyata Oh Sehun.

"nunggu lama, bro?"

"ga ga. barusan dateng. sori nih ga kabar-kabar dulu langsung kemari."

"santai."

sebagai tuan rumah yang baik, Seungwoo akhirnya ngajak Sehun makan mi ayam andalan anak-anak sekre sekaligus ngobrol.

"sesuai permintaan yang udah dikirim panitia, kita mau ngundang lo jadi pembicara di acara diskusi lintas gerakan kita."

Seungwoo ngasih beberapa prolog buat Sehun. ga banyak, karena hampir semua petinggi bem di kampus wilayah satu selalu giliran jadi pemateri.

Stereotip | Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang