iri

56 14 3
                                    

suasana kampus pas musim libur tahun ajaran baru tuh bener-bener sepi. ga ada aktivitas perkuliahan.

kalo masih lihat ada anak-anak di kampus, maka cuma ada tiga kemungkinan. anak organisator, aktivis, atau mahasiwa tahun akhir.

Rana, meskipun dia sibuk garap skripsi, tapi jiwa organisatornya ga bisa lepas gitu aja. meskipun udah resmi demisioner, Rana masih pengen main-main di mabes.

"MAU!"

gitu jawaban Rana pas ditelpon Seungwoo, mau ga kalo diajak rapat kabinet. itung-itung juga dia back up kerjaan Yena yang sekarang lagi pulang kampung.

"eh, tapi jam berapa?"

'satu siang.'

"hih. mendadak banget. sekarang jam 11."

'masih lama kali. kalo ga bisa ya gapapa. kali aja lagi garap TA.'

"gua bisa ikutan. cuma masalahnya gua di rumah mama sekarang."

'ya tinggal balik aja kenapa?'

"gua ga bawa kendaraan."

***


"lo ngapain?"

Wooseok heran pas liat ada Sejong nunggu di depan ruang kepala jurusan.

kalo mahasiswanya libur kuliah, maka para dosen tetep masuk kaya biasa dan masih bisa ditemui di hari-hari aktif kerja.

mahasiwa tahun akhir yang udah deket-deket sidang, atau kalo yang udah sidang berarti lagi revisi, selalu mewarnai jurusan dengan kunjungan mereka ke dosen-dosen.

"prof Donny penguji gue. lo ngapain?"

Wooseok mengangkat berkas di map bening yang dia bawa.

"tanda tangan pengesahan."

"lo udah kelar revisi?!"

Wooseok ga balas pertanyaan Sejong. tapi dia senyum yang bisa diartikan kalo dia bangga sama pencapaiannya. karena Wooseok termasuk golongan yang gercep ngerjain revisi.

"ngantri?" tanya Wooseok sambil nunjuk pintu ruang dosen, atau tepatnya Prof Donny, yang tertutup.

Sejong balas ngangguk. keduanya kemudian nunggu giliran sambil diem-diem.

"lo, temen satu sma sama Rana sama bang Seungwoo kan?" tanya Wooseok tiba-tiba random.

"cuma pernah sekelas sama mereka berdua pas kelas sebelas. "

Wooseok ngangguk.

"lo nanya gitu tiba-tiba, kenapa?"

"kepo aja."

"he?"

Wooseok mendecak dulu sebelum ngasih tau sesuatu ke Sejong.

"kayanya temen lo berdua itu makin hari makin ga bisa pisah."

***


padahal Rana udah bilang ke Seungwoo kalo dia bisa naik ojol dari rumah mamanya ke kampus. toh juga dia punya banyak kupon, jadi ga mahal-mahal amat meskipun jaraknya hampir 10 km.

tapi cowok itu keukeuh pengen jemput Rana di rumah mama.

dan bener. ga ada dua puluh menit, Seungwoo bersama motornya tiba.

di jok bagian belakang, dia jepit helm bogo warna item yang selalu dia bawa kalo Rana butuh nebeng.

Rana yang udah standby di depan rumah,  ga habis pikir lagi.

Stereotip | Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang