menjaga

66 15 0
                                    

beli satu dapat empat (4)


gais
ada undangan
jadi pemateri di fisip
(send a file)

seungyoun
buat bang seungwoo doang itu mah

wooseok
(2)

seungwoo
kapan itu na?

dibaca dulu suratny pak
minggu depan hari sabtu

seungwoo
sori
uyon ucok kosong ga hari sabtu

seungyoun
pengen futsal bang :(

wooseok
pengen pacaran

pengen maraton drama

seungyoun
hidup lo aja udah drama
masih kurang?

zialan

wooseok
hidup kalian bedua dramatis

seungwoo
oke
semua ikut ya
kita berempat

lah woo

seungyoun
bang arghh

wooseok
han seungwoo ancen

***

"tu wa ga. ko cuma bertiga? si Jojo mana?"

Rana hapal di luar kepala, total ada empat staf di kedirjenannya Wooseok.

jadi heran karena rapat internal mereka sekarang cuma ada berenam, termasuk Wooseok sama dua asdir-nya.

"ga ada kabar dari sebulan abis aksi mbak." balas Junho, staf Wooseok paling ganteng.

"dia bilang ada perlu sama dosen. udah ijin sama gue, Ran." sahut Wooseok mencoba masih menjaga harga diri stafnya.

Rana mengangguk lalu menyusul Krystal, bendahara umum kabinet, yang udah nungguin Rana buat laporan keuangan bulanan.

pas banget juga mau musyawarah tengah tahun, sekalian asistensi laporan duit.

"kemarin spanduknya, jadi gimana Ran? aku lupa terus mau nanya ini." tanya mbak ital kepo.

"ya spanduknya abis mbak. dibakar sama anak-anak. aku liat dari pinggir tuh sambil ngebatin, mereka gatau kalo mereka lagi bakar duit 5 juta."

"wkwkwk. kocak si Ran."

Rana ya pasrah aja. abis mau gimana lagi, yang namanya aksi kan memang harus berkorban. waktu, harta, nyawa.

"ini kemarin dari kemahasiswaan cair 80%. sisanya terpaksa harus ambil dari hasil danusan kalian dari bulan pertama."

Rana menerima lembar SPJ yang nanti akan ditukar dengan nominal dana yang dicairkan di kemahasiswaan.

"thanks mbak."

"aku yang makasih Ran. ini LPJ an paling cepet plus paling rapi dibanding yang lain. besok lagi kalo ada pencerdasan staf buat ke-sekretariat-an, aku undang kamu aja yah?"

Rana cuma meringis. ya sok aja dia mah kalo memang bisa membantu.

"Rana, dipanggil bang woo di bawah." teriak sekjend yang kebetulan juga mau ada urusan sama Krystal.

"di bawah? ish. kenapa ga nyusul ke atas aja." gerutu Rana lalu beres-beres barangnya.

"apa?" tanya Rana galak setelah berdiri depan Seungwoo.

yang disamperin malah nyengir. "bantuin ngedit materi."

"di mabes aja kali. sekalian nemenin Wooseok rapat internal."

"ntar ganggu. di luar aja. sekalian mau nyari sesuatu."

kening Rana mengkerut. "apaan?"

"di luar ya? setuju ya?"

ga pake nunggu balasan Rana, Seungwoo udah duluan ngasih helm buat Rana terus dia jalan ke parkiran nyusulin motor gedenya.

Rana bengong setengah kesel. "nyebelin."

tapi keselnya Rana ga bertahan lama. pelan-pelan sirna waktu motor Seungwoo mulai memasuki kawasan pinggiran dekat sungai besar.

"ngedit materi disini? kirain mau deket kampus."

"yang bilang mau ngedit di sini siapa? kalo kesini ya ngajar, Na. turun."

Rana masih blank. dan masih ga ngeh kenapa Seungwoo bawa dia ke kampung binaan bem.

"sana ikutan anak-anak ngajar. gue tunggu sini. sambil ngobrol sama bapak-bapak."

kening Rana berkerut. "lah? gajadi ngedit?"

"itu alesan doang. katanya lo pengen ngajar?"

jadi, bem km tuh punya beberapa kampung binaan yang salah satu programnya adalah ngajar anak-anak yang masih sekolah.

ngajar apa aja. pelajaran, bikin kerajinan, olahraga, dll.

dan setiap kementrian dapet giliran/piket buat ngajar sepekan sekali.

"kok lo tau gue pengen ngajar?"

"ck. siapa yang dua bulan kemarin bikin insta story 'kangen ngajar'? mbak kunti?"

Rana ga sadar kalo dia tiba-tiba senyum abis itu. ga nyangka aja Seungwoo bisa inget postingan lamanya.

padahal storinya itu langsung dia hapus abis sepuluh menit diupload. soalnya takut dikira pencitraan sama netizen. lebih ke waspada juga sih.

"hehe. ngeditnya entaran aja ya."

Seungwoo tanpa berkata cuma ngangguk, mempersilakan Rana menikmati waktunya buat ngajar adik-adik kampung binaan. sementara dia menikmati suasana sekitar sambil ngeliatin Rana dari jauh.

Seungwoo seneng aja kalo liat Rana lagi senyum ketawa sama anak-anak kecil. jarang-jarak cewek itu bisa berekspresi lepas kaya sekarang.

Seungwoo pikir dia ga salah ngajak Rana kesini. menurutnya Rana butuh diberi penghargaan selagi hiburan yang bisa balikin cerianya.

gatau. Seungwoo ga bisa aja liat Rana yang kayanya bosen kehidupan di mabes, jurusan, kost, terus berulang kali.

kalo liat Rana seneng tuh, dia ikutan seneng.

"mas Seungwoo?"

pemuda itu menoleh, mendapati seseorang dengan perawakan tinggi dan kulit sawo matang.

"oh Mingyu. kok disini? ngajar juga?"

"engga mas. pas lagi jalan lewat sini terus lihat mas Seungwoo dari jauh. saya jadi mau ngobrol sama mas Seungwoo."

Seungwoo mengangguk pelan. "cerita aja. mumpung gue juga masih lama disini."

Seungwoo heran waktu Mingyu jalan mendekat terus ngomongnya lirih banget.

"kayanya isu lgbt yang katanya masuk ke kampus, emang beneran ada mas. kemarin malem, saya sama anak-anak jurusan saya, ngegap mereka lagi-duh, sedih pokoknya."

Seungwoo lantas mundur lalu menunjuk dengan dagunya, sebuah warung kopi yang ga jauh dari situ.

"kita lanjut ngobrol sambil ngopi disana. hayuk."



to be continued

Stereotip | Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang