Melunak kaya Jeli

94 6 0
                                    

Happy Reading!

Lesya turun terburu buru dari tangga rumahnya, bahkan ia mengabaikan pekikan simbok yg menyuruhnya sarapan
Ia mengecek ponselnya saat ada panggilan dari Maya

"Halo May"sahut Lesya sambil masih berlari
"Halo Les---"

Belum sempat Lesya mendengar semua ucapan Maya,ia lebih dahulu terjatuh karena kaget saat membuka pintu rumahnya
Lesya berkedip berkali kali,ia tidak perduli ponselnya yg jatuh bahkan dirinya juga jatuh dengan posisi tidak elite

"Pagi pacar"Sapa Alden sambil berjongkok,Lesya masih loading,ia masih belum percaya jika yg di depannya ini Alden,titisan kuyang!
Tapi kan katanya Alden masuk rumah sakit?lalu cowok yg di depannya ini siapa? jangan jangan Alden koit dan ini setannya!?oke!

Lesya mulai ngawur

Lesya menangkup wajah Alden dengan kedua tangannya, kemudian ia membolak-balikkan wajah Alden
"Ini beneran lo?"tanya Lesya dengan wajah sok polosnya,Alden mendengus,ya jelas ini dia lah!
Alden neraih tangan Lesya dari pipinya

"Iya lah gue,lo kira setan"cibir Alden kesal,Lesya melepaskan tangannya dari genggaman Alden
"Tapi Maya bilang--"
"Bilang apa?"sahut Alden sambil memiringkan kepalanya dan tersenyum

"Bilang lo--"
"Suttt,ayo berangkat,nanti telat"potong Alden cepat,ia langsung menarik Lesya yg masih loading,cewek itu hanya nurut nurut saja

_____

"Ngapain sih lo ngikutin gue"ujar Lesya kesal,Alden bersidekap dada,cowok itu lantas memajukan wajahnya
"Karena..lo"ujar Alden santai ia kembali memundurkan wajahnya

"Nggak jelas"cibir Lesya kesal,namun tak bisa di pungkiri bahwa ia senang melihat Alden di depannya dengan keadaan baik baik saja,yah Alden baik baik saja

Alden terkekeh melihat wajah Lesya yg masam, senang sekali ia menganggu cewek ini
"Woy!pacaran terosss!masih pagi padahal"cibir Ari yg baru saja datang
"Gue nggak pacaran!"gertak Lesya kesal

"Nggak suka gue liat yg kaya gini pagi pagi,nggak kuat hati adek bwang!"sahut Dicky dengan lebaynya
"Sirik ae lo berdua"cibir Alden
"Jijik anjir"cibir Ari sambil menonyor kepala Dicky

"Dah dah,rusuh lo berdua,pergi sana"usir Alden dengan nada kesal
"Aleman we!mentang mentang lagi sama cewek,kita di buang!dah lah!putus aja kita! putus!"sahut Dicky sambil  menarik narik kerah kemeja seragamnya dengan lebay

Ari langsung ngakak saat kepala Dicky di pukul dari belakang oleh Gesit,cowok dengan tatapan datar itu menatap Dicky dengan tatapan malas
"Nggak usah lebay"cibir Gesit dengan nada datar,Dicky mencebik kesal,kenapa dia selalu di nistakan!

Tanpa mereka sadari,Lesya sudah pergi dari sana,tanpa perduli perdebatan unfaedah teman teman Alden
"Tuh kan!Lesya pergi!elo sih!"ujar Alden bersungut sungut
"Dah!balik kelas aja anjir!"lerai Ari,ia merangkul bahu sahabatnya dan langsung pergi dari sana

____

"Itu tadi beneran Alden?"tanya Maya tidak percaya
"Siapa lagi"sahut Lesya sambil duduk di kursinya
"Tapi kemarin gue liat dia di rumah sakit anjim!orang dia diinfus kok"ujar Maya meyakinkan

"Salah liat kali lonya"sahut Dinda ikut nimbrung
"Nggak mungkin lah,gue yakin kalo itu Alden"sahut Maya kekeuh
"Emang lo lihat di mana?"tanya Lesya yg tertarik dengan percakapan mereka

"Lorong rumah sakit,tu cowok lagi mainan hp,tapi tangannya di infus"jelas Maya
"Emang tu orang bisa sakit?"tanya Lesya dengan nada lempeng
"Anjir lo,lo kira dia setan?"Sahut Dinda sambil terkekeh
"Kan titisan kuyang"

____

Lagi lagi,Alden mendapati Lesya yg melamun,bahkan ia datang saja Lesya tidak menyadarinya, biasanya langsung di semprot dengan makian ataupun kekesalan,namun kali ini cewek itu masih bungkam

"Dor!"pekik Alden mencoba mengejutkan Lesya,namun yg ia dapati masih dengan Lesya yg melamun

"Jangan jangan nggak punya jantung?wah bahaya ni orang"gumam Alden sambil geleng geleng
"Sya,sadar Sya!"Alden menggoyang goyangkan bahu Lesya,sampai cewek itu tersadar

"Apa sih"sahut Lesya dengan nada kesal
"Jangan ngelamun,kesambet lo nanti"cowok itu lantas duduk di kursi samping Lesya yg kosong

"Kenapa sih?"tanya Alden, Lesya hanya melirik tak minat pada cowok di sampingnya
"Nggak"sahut Lesya dengan nada lesu,Lesya menekuk kedua tangannya di meja, kemudian menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan itu

"Lo sakit Sya?"tanya Alden dengan nada khawatir,Lesya hanya menggeleng kecil, kemudian ia menghela nafasnya
"Bukan gue yg sakit,tapi mama"entah kenapa,Lesya terdorong untuk bercerita,ingin hati ia pendam sendiri, namun rasanya sangat sesak

"Mama lo?sakit apa?"tanya Alden yg kini mulai serius,ia tahu,kali ini Lesya tidak ingin bercanda
"Gue nggak tau,tapi postingan di Instagramnya mama di rawat di rumah sakit"sahut Lesya dengan nada sendu,ia lantas menegakkan badannya lagi,ia menatap Alden dengan sorot mata kesedihan

"Gue pengen lihat mama"Lesya langsung menunduk,hatinya seakan diremas kuat saat ia mengucapkan kata "mama"
"Tapi gue belum siap"lanjutnya,setitik air mata jatuh dari pelupuk matanya,hatinya benar benar sakit
Ego dan perasaannya berperang,ingin rasanya ia bertemu dengan mamanya, namun saat mengingat mamanya yg menganggapnya pembunuh langsung membuat nyali Lesya ciut

Alden masih setia mendengarkan curhatan Lesya
"Sa"panggil Lesya,cewek itu kembali menatap Lesya
"Nanti lo mau anterin gue ke makam papa sama Lesyi?"lanjutnya

"Mau lah,nggak ada alasan buat bilang nggak kalo sama lo"sahut Alden dengan semangat
"Tapi belajar lo?"
"Break dulu aja,gue udah banyak ngerti kok,santai"Lesya mengangguk angguk

"Tapi..."
"Gue lupa jalannya"

_____

Sekarang mereka berada di daerah bandung,berbekal arahan dari chat saudara Lesya yg berada di sana, sudah 3 kali masuk gang tapi salah terus, untung bensin Alden full,jika tidak mungkin sudah macet di tengah jalan

"Ini gimana sih anjir!niat nggak ngasih arahan"ujar Lesya kesal sambil menatap ponselnya
"Suruh share lock aja deh"sahut Alden sambil fokus melihat sekelilingnya

"Gue pake paket chat anjir,nggak tau orang tipis apa gimana"sahut Lesya kesal,Alden terkekeh,orang macam Lesya bisa pakai paket chat?
"Nggak usah ketawa"cibir Lesya kesal

"Pake hotspot gue ni"ujar Alden sambil menyerahkan ponselnya
"Dari tadi kek"cibir Lesya,lagi lagi Alden terkekeh
"Sandinya?"tanya Lesya

"Nggak gue sandi"sahut Alden sambil menepikan mobilnya
"Mata lo buta! ini lo sandi pe'a"umpat Lesya kesal
"Ya itu tadi sandinya anjim!"
"Sini deh"Alden meraih ponselnya lagi,ia membuka sandi di ponselnya, Lesya speechless,ternyata sandinya nggak gue sandi,anjim banget!sandinya limited edition

"Kalo bikin sandi yg jelas makanya"cibir Lesya sambil meraih ponsel Alden yg di sodorkan padanya
"Itu udah jelas Nyai blorong"sahut Alden gemas
Lesya tidak menaggapi, ia sibuk menyalin sandi hotspot dari ponsel Alden

"Dapet ni"ujar Lesya sambil memberikan ponselnya pada Alden
"Ini mah kelewat tadi!"pekik Alden saat melihat lokasi yg baru saja di kirim dari ponsel Lesya

Lesya menggeleng pasrah,hari sudah mulai gelap,entah lah bagaimana
"Masih mau lanjut?apa mau lanjut besok? mumpung besok libur"tanya Alden
"Ntar lo di cariin bonyok lo"

"Nggak akan,gue bilang dulu nanti"
"Terserah lo aja deh,pusing pala gue"sahut Lesya sambil memijat pelipisnya
"Kita cari penginapan dulu,ya kali mau tidur di mobil berdua,gue sih oke oke aja"canda Alden,namun ia langsung mendapat pukulan di lengannya

"Nggak usah ngehalu yg nggak nggak,gue cuci otak lo tau rasa"cibir Lesya kesal
"Iya deh iya,tadi gue lihat ada penginapan di sana,nginep di sana gimana?dari pada pulang,udah setengah jalan ni"ujar Alden sambil kembali menjalankan mobilnya menuju tepat penginapan

____

Tbc

Voteee

Komennn

See you

6. AlSya, ya kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang