Namanya Fara

114 7 0
                                    

Happy Reading!

Ujian Sekolah masih dilaksanakan,hari ini hari kelima, hari terakhir Ujian Sekolah,dan untuk Alden mau tidak mau ia harus Ujian di rumah sakit, karena cowok itu ngotot tidak mau ikut Ujian susulan

Cowok itu sedang berkutat dengan bolpen dan kertas di depannya,dan di awasi oleh Bu Indah selaku wali kelasnya,berkali kali pula Alden menajamkan penglihatannya, namun lagi lagi mengabur

"Alden,kamu baik baik aja?ada masalah?"tanya Bu Indah saat menyadari gelgat Alden yg tidak biasa
"Enggak bu"sahut Alden,ia tidak mau membuat gurunya ini khawatir

"Kalau ada yg sakit di tunda dulu mengerjakannya,jangan di paksakan Alden"ujar Bu Indah,Alden mengulas senyum pada bu Indah
"Serius ngakpapa bu,ibu tenang aja,tinggal 10 soal"sahut Alden,Bu Indah mengagguki saja,rasa khawatir tak jua berkurang,ia terus mengamati Alden

15 menit berlalu,mata Alden kian memburam,berkali kali di tajamkan pun tak juga jelas,lantas ia menengok pada bu Indah

"Bu,boleh minta tolong?"tanya Alden
"Kenapa?"
"Saya tinggal 5 soal,tapi mata saya buram bu,bisa tolong bacakan soalnya?"jujur Alden,hati bu Indah mencelos,jantungnya berdegup dua kali lebih cepat
"Tidak usah di kerjakan dulu,ibu panggilkan dokter saja ya"pinta bu Indah,namun Alden menggeleng
"Tinggal 5 soal bu,biarkan saya selesaikan dulu"pinta Alden
"Alden,ibu mohon,jangan di paksakan"
"Saya juga mohon bu,hanya 5 soal,saya janji akan baik baik aja"bu Indah menghela nafasnya,lantas ia meraih soal soal Alden dan membacakannya

5 soal telah selesai,dan sesaat itu pula Alden merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya
"Astaghfirullah Alden!"pekik bu Indah saat tau Alden mimisan,Alden menyentuh hidungnya,bercak darah ditangannya terlihat buram di matanya,bu Indah lantas memberi tisu pada Alden

"Tekan dulu pakai ini"ujar bu Indah terlihat panik,ia lantas menyingkirkan soal soal dan juga bangku kecil dari hadapan Alden
"Enggak usah panik bu,saya cuma mimisan,udah biasa"sahut Alden mencoba menenangkan bu Indah

"Ibu panggilkan dokter dulu"ujar Bu Indah,guru itu langsung pergi dari sana memanggil dokter
Alden lantas meringis,satu tangannya meremas perutnya yg mulai terasa sakit dan satu lagi ia gunakan untuk menahan darah di hidungnya agar tidak kemana mana

"Payah,lo payah Al"gumamnya sambil meringis kesakitan, beruntung Ujian telah selesai,ia memejamkan matanya seiring rasa sakit yg mulai terasa di berbagai titik,dadanya kian sesak, kepalanya kian terasa sakit, seperti dihantam benda tumpul

Alden mengerang kecil, beruntung tak lama dokter datang dengan bu Indah dan juga 2 suster
"Alden,kamu tenang"peringat Dokter Gita
"Sakit dok"ringis Alden,badannya sedikit kejang,Dokter Gita dibantu 2 suster langsung menangani Alden,satu suntikan diberikan pada infus Alden,sampai Alden berhenti berontak

Bu Indah menatap anak didiknya itu pilu,hatinya seperti disayat,tidak disangka,Alden yg dulunya sering beradu debat dengannya, sering ia marahi,sering menggodanya,sering bercanda dengannya,akan seperti ini

"Sudah mendingan?"tanya Dokter Gita,Alden mengagguk lemas,keringat dingin membasahi wajah juga tubuhnya,Dokter Gita mengambil tangan Alden yg masih meremas perutnya, sedangkan satu suster membersihkan darah dari hidung Alden dan memasangkan oksigen pada cowok itu

"Masih terasa sakit?"tanya Dokter Gita sambil menekan pelan ulu hati Alden,Alden mengagguk lagi
"Mata saya kenapa buram dok?"ujar Alden lirih,Dokter Gita buru buru memeriksa mata Alden,satu helaan nafas keluar dari mulut dokter Gita

"Tidak papa,hanya sementara,ini karena kamu terlalu kelelahan"jelas Dokter Gita,lantas dokter itu membenarkan posisi tidur Alden dan juga letak selimut Alden

"Ujian kamu sudah selesai?"tanya Dokter Gita,Alden mengagguk mengiyakan
"Tidak ada aktivitas sekolah lagi bu?"tanya Dokter pada Bu Indah
"Tidak ada dokter"sahut Bu Indah
"Baiklah"
"Alden,kamu harus istirahat,jangan banyak fikiran,itu akan berpengaruh pada kesehatan kamu Al,ibu kamu dalam perjalanan menuju kesini"jelas Dokter Gita,Alden diam,matanya terpejam merasakan rasa sakit yg kian menghilang

6. AlSya, ya kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang