Satu Hari 12 Jam

138 7 7
                                    

Happy Reading!

Hari hari terus Alden dan Lesya lewati, bahkan tidak ada sehari pun mereka tak bersama, kemana mana pun selalu berdua,padahal dahulu jika ada Alden, Lesya sudah ngedumel sekaligus mengomel tidak suka karena Alden yg kelewat usil

Dan hari libur kali ini, mereka memutuskan untuk belajar bersama, bukan apa apa, karena Senin pekan akan di adakan Ujian sekolah

"Ini gimana ngitungnya Sya?yg diketahui X sama Z masa yg suruh nyari Y,ya mana gue tau lah, kali aja Y nya lagi jalan sama ceweknya"cerocos Alden sambil memperlihatkan satu soal matematika pada Lesya
Lesya tertawa mendengar celotehan Alden, memang cowok itu unik

"Bego banget si ah,itu pake rumus,padahal pas SMP udah"ujar Lesya sambil memberi rumus pada Alden
"Boro boro SMP, kemarin bu Indah nerangin apa aja gue udah lupa"sahut Alden sambil terkekeh, Lesya geleng geleng menggapainya

"Udahan yuk Sya,pusing pala gue liat rumus rumus kaya gitu, lagian udah 2 jam kita belajar"pinta Alden
"Lo mau pinter nggak sih"cibir Lesya,Alden malah garuk garuk tengkuknya kikuk
"Ya mau, tapi dilanjut nanti aja,nggak kuat gue"jelas nya jujur, Lesya menghela nafasnya,ia lantas menutup bukunya

"Terus mau ngapain?"tanya Lesya, Alden mengetuk ngetukan telunjuknya pada dagunya seolah sedang berfikir

"Gue punya sepeda,lo suka nyepeda kan?ayo keliling komplek rumah gue,sore sore gini anginya seger"usul Alden dengan nada berbinar, Lesya tidak ada alasan untuk menolaknya,ia lantas menganggukkinya

Mereka membereskan buku buku yg tadi digunakan untuk belajar lantas mereka langsung berpamitan dan pergi

_____

Rasanya jika berhubungan dengan sepeda ini seperti de javu,apa lagi jika Lesya mengingat Alden yg beberapa waktu lalu hampir menyerempetnya saat hendak berangkat ke sekolah, rasanya itu baru kemarin,dan sekarang,ia membonceng dengan berdiri dan berpegangan pada pundak Alden

"Sara"
"Apa?"sahut Alden,sambil fokus pada jalanan yg ia lewati

"Kalo capek bilang, biar gue gantiin"ujar Lesya berjaga jaga,Alden terkekeh geli
"Gini doang, ngeremehin gue lo"sahut Alden
"Nggak usah bacot"sahut Lesya gemas,ia menyenderkan kepalanya pada kepala Alden,matanya terpejam menikmati semilir angin yg menerpa wajahnya

"Berat nggak?"tanya Lesya
"Enggak"sahut Alden

"Rambut lo wangi banget,gue suka"ujar Lesya sambil mengusap pelan rambut Alden dengan satu tangannya dan menghirup dalam dalam wanginya
"Rambut orang ganteng harus wangi lah"sahut Alden dengan kekehan, namun Lesya tak menjawab lagi,melainkan ia melihat banyak helaian rambut Alden yg rontok di tangannya, jantung Lesya berdegup dua kali lebih cepat,apa sudah sampai tahap ini?

"Sya,nggak kesambet kan lo?"tanya Alden yg kebingungan Lesya yg tiba tiba diam
"Ha,nggak lah"sahut Lesya mencoba biasa saja,ia lantas memasukkan rambut itu ke dalam tas selempangan yg ia pakai,dan berpegangan pada pundak Alden lagi,Dadanya sesak menahan tangisnya,bahkan jika di lihat benar, mata Lesya sudah sedikit memerah

"Gue rasa lo makin kurusan Sa,Lo nggak makan teratur ya"ujar Lesya dengan nada mengintimidasi
"Mana ada, kelewat jam makan dikit aja mama ngomel ngomel"sahut Alden,lantas ia membelokkan sepedanya pada taman kompleks yg ramai pengunjung

"Masa gitu?yaudah disini banyak yg jual makannan,lo nanti harus makan banyak di sini"canda Lesya
"Bisa meledak perut gue nanti,ada ada aja"sahut Alden, Lesya terkekeh geli,entahlah rasanya ia tidak mau kehilangan momen ini

Lesya turun kala Alden memberhentikan sepedanya,lalu ia berdiri di samping Alden
"Pegel gak?"tanya Alden pada Lesya, Lesya lantas menggeleng
"Ntar pas pulang duduk di depan deh"pinta Alden pada Lesya
"Serah lo aja deh, nurut aja gue,daripada jalan kaki"canda Lesya, Alden terkekeh,ia langsung menggandeng tangan Lesya

6. AlSya, ya kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang