Rasa Yg Tidak Pernah Ada

142 6 0
                                    

Happy Reading!

Dentingan jam mengisi keheningan di kamar Lesya,hembusan nafas kasar keluar dari mulut cewek itu,entahlah apa yg ia rasakan, senang karena mengingat kejadian sore tadi,ia menatap gelang yg melingkar di tangannya, senyumnya mengembang kala mengingat hal itu

Lesya membalikkan badannya menjadi tengkurap
"Ihh gue kenapa sih!!"pekiknya kesal,ia menutup wajahnya dengan bantal dan kakinya menendang nendang udara seolah melampiaskan kegajeannya

Tangannya meraih ponsel yg tergeletak di sampingnya,membukanya mencari notif yg ia tunggu tunggu,namun tak ia dapati,rasa kesal langsung menjalar di hatinya
"Kenapa gue ngarep banget dia chat gue?"tanyanya pada dirinya sendiri
"Agh!bodoamat!"

____

Ruangan dengan nuansa putih kini mendominasi rasa cemas dan khawatir,diatas brankar sudah ada cowok yg memejamkan matanya dengan nafas teratur, dan di sampingnya ada pasangan suami-istri yg menunggunya

"Bagaimana ini pa?mama nggak tega lihat Alden yg terus ngerasain rasa sakit"ujar Jesi sambil mengusap pucuk kepala Alden lembut
"Kita serahkan pada Dokter Ma,semoga lekas menemukan hati yg cocok untuk Alden"sahut Justin mencoba menenangkan

Perlahan mata itu terbuka,rasa lega langsung menjalar di hati Jesi,rasanya seakan dunianya kembali lagi
"Mama"gumam Alden saat pertama kali melihat Mamanya
"Iya sayang,ini mama?apa yg kamu rasain?ada yg sakit?"tanya Jesi beruntun
"Papa panggil dokter dulu"pamit Justin,lantas ia langsung pergi dari sana

"Enggak ada Ma"sahut Alden dengan nada lemah
"Tadi nggak minum obatnya?kenapa bisa sampai pingsan?"omel Jesi dengan nada khawatir
"Alden lupa, keburu pingsan juga,maaf deh"sahut Alden tidak mau membuat Mamanya semakin khawatir

"Tadi mimisan ya?"tanya Jesi,Alden mengingat ingat,seingatnya ia batuk berdarah,ah tapi biarkan Jesi menganggapnya mimisan,Alden mengagguk kecil mengiyakan,sekali lagi,ia tidak mau melihat Jesi terlalu khawatir

Tak lama Dokter Gita datang bersama Justin,dokter itu tersenyum kearah mereka
"Kayanya kalo nggak ketemu saya sehari kangen ya Al?"canda Dokter Gita,Alden terkekeh
"Habisnya dokter cantik"sahut Alden dengan kedipan mata, mencoba merayu dokter Gita,Dokter Gita geleng-geleng dengan pasien satunya ini,genit abis!

"Maaf pak,bu,bisa keluar sebentar,selagi pemeriksaan"pinta dokter Gita,lantas di angguki oleh Jesi
"Mama keluar bentar,jangan genit genit sama Dokter Gita, udah mau nikah lho Dokter nya,kena bogem calon suaminya habis kamu nanti"peringat Jesi
"Serius dokter mau nikah?awas aja nggak udang undang"ancam Alden sambil menatap Dokter Gita penuh selidik
"Jangan gitu,yg sopan"peringat Jesi sebelum keluar dari ruangan itu bersama Justin

"Sembuh dulu,baru nanti dateng kenikahan gue"sahut Dokter Gita,Alden tertawa geli, rasanya baru kemarin ia bertemu dengan dokternya ini,tapi tau tau mau nikah saja

"Kita mulai pemeriksaannya oke"ujar Dokter Gita, Alden lantas menganggukkinya,Dokter Gita mengecek detak jantung Alden
"Ada muntah darah lagi Al?"tanya Dokter Gita,Alden mengingat ingat
"Terahir sebelum kemo itu, tapi kemarin pas batuk ada darahnya,apa semakin parah Dok?"tanya Alden,Dokter Gita beralih menatap wajah pucat Alden

"Baru sekali itu apa udah berkali kali?"tanya Dokter Gita
"Baru sekali itu"sahut Alden,Dokter Gita fokus pada pemeriksaan lagi
"Coba,kalau gue tekan disini sakit nggak?"tanya Dokter Gita sambil menekan dada Alden bagian kanan bawah, Alden langsung meringis
"Sakit"

"Disini?"tanya Dokter Gita sambil menekan perut Alden bagian tengah
"Enggak"
"Pusing?"tanya Dokter lagi,Alden menggeleng
"Mual gak?"lagi lagi Alden menggeleng
"Coba sekarang apa yg lo rasa?"
"Yg tadi dokter tekan,nyeri"ujar Alden sambil menyentuh dadanya bagian bawah
"Nyerinya sampai sini?"tanya Dokter Gita sambil sedikit menekan ulu hati Alden, cowok itu lantas menganggukkinya
Dokter Gita melanjutkan pemeriksaannya

6. AlSya, ya kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang