Harus Bertahan

158 6 0
                                    

Happy Reading!

Dinginya udara pagi tak surut membuat Lesya malas berangkat ke sekolah, langkahnya pasti menuju kelas 12 IPA 8 sambil membawa surat ijin milik Alden

Tak jua ia juga membalas sapaan adik kelas yg melewatinya,ramainya siswa dan sisiwi lalu lalang tidak juga mengisi kesepian dihati Lesya,sangat berbeda jika ada Alden,biasanya pagi pagi seperti ini ia sudah di ikuti dari belakang oleh cowok itu, jika tidak begitu,di tengah tengah jalan pasti di kejutkan dengan Alden yg tiba tiba datang, macam mahluk halus!

Tunggu tunggu! kenapa Lesya jadi merindukan Alden?fiks, sepertinya Lesya sudah tertular virus alay Alden!

"Woy Les"sapa Dicky yg melihat Lesya di depan kelasnya, lantas cowok itu menghampiri Lesya
"Ijin Alden"ujar Lesya sambil menyerahkan surat ijin itu pada Dicky,lantas Dicky menerima surat ijin itu

"Thanks,tadi lo abis dari sana?"tanya Dicky
"Iya,Tante Jesi bilang mau nitip ijin gitu katanya,yaudin gue kesana"jelas Lesya
"Makin deket aja ni sama camer"goda Ari yg baru datang,Lesya menatap Ari dengan sorot mata malas
"Lo belum pernah ngerasain bogeman gue ya?"tanya Lesya dengan nada datar,Ari justru tertawa terbahak
"Gini ni tipe ceweknya Alden,galak"ujar Ari sambil terkikik geli, Lesya memutar bola matanya malas
"Gue balik"pamit Lesya,lantas ia langsung pergi dari sana tanpa menunggu jawaban dari keduanya

____

Waktu terus berjalan dan seiring berjalannya waktu,Lesya hari ini banyak diam,di kelas pun ia tidak banyak bicara,padahal biasanya suara cemprengnya menghiasi kelas, hingga tak segan sang ketua kelas terus mengomel karena di tegur oleh guru guru
Dan hal tersebut mengundang banyak pertanyaan di benak kedua temannya, sendari menunggu bel dan guru pergi meninggalkan kelas,Maya sudah ancang ancang untuk menahan Lesya dan menanyakan kenapa seharian ini ia banyak diam

Dan tepat!bel berbunyi,Maya langsung memutar badan Lesya agar menghadapnya,Dinda pun langsung mengusir Genta,siswa yg duduk di meja depan Lesya,ia juga memutar kursi agar menghadap Maya dan Lesya

"Ngapain anjir"protes Lesya tidak mengerti
"Lo pms ya? kenapa dari tadi diem terus?"tanya Maya to the point, Lesya mendengus,ia menjadi serba salah

"Gue diem lo lo bingung,gue petakilan lo protes, kudu gimana sih gueee!!"rengek Lesya dengan nada kesal

"Aneh aja,lo kepikiran soal Alden ya?"tanya Dinda, Lesya menghela nafasnya, memang benar fikirannya melayang pada Alden
"Mau nggak di fikirin tapi malah semakin kefikiran"ujar Lesya sambil menatap kedua sahabatnya

"Jadi bener Alden sakit kanker?"bisik Maya yg masih tidak percaya
"Gue harus bilang berapa kali lagi May,iyaaa"sahut Lesya gemas

"Awalnya gue juga nggak percaya,lo tau sendiri gimana tingkah Alden,tau tau drop,dan ternyata kanker hati stadium 3"ujar Lesya dengan nada lesu
Maya mengusap pundak Lesya
"Dan lo udah sadar sama perasaan lo?"tanya Dinda

Lesya mengerjabkan matanya
"Gue nggak tau, tapi gue nggak mau Alden pergi, hari gue kerasa ada yg kurang kalau nggak ada tu manusia titisan kuyang"ujar Lesya jujur
"Itu namanya lo udah suka sama Alden!"sahut Maya dengan nada gemas
"Lo tau,lo tu pengen tak hihhh!!"ujar Dinda sambil hendak meremas Lesya,Lesya malah meringis ngeri

"Gitu ya,kena pelet Alden dong gue"ujar Lesya sambil memiringkan kepalanya
"Ya kali Alden make pelet, nggak yakin gue otaknya sampe mikir ke situ"ujar Maya
"Sialan lu ah"sahut Lesya,ia mengecek ponselnya, tidak ada notif apapun, padahal di hati kecilnya berharap Alden mengabarinya,namun, sudah lah

"Kantin yuk lah,laper gue"ajak Maya
"Astaghfirullah,tadi yg habis makan mie ayam siapa dah"sahut Dinda sambil geleng-geleng,dan Maya hanya menyengir tak berdosa
"Ayo lah,gue mau beli minum juga"sahut Lesya,ua langsung berdiri dan pergi dari sana di ikuti kedua temannya

6. AlSya, ya kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang