Happy Reading!
Pagi hari yg cerah,secerah wajah Lesya dan Alden,kedua orang itu tengah ngos ngosan karena ketahuan memanjat tembok belakang sekolah mereka,dan parahnya rok Lesya sobek!
Mereka berhenti di belakang kelas,mencoba mengatur nafasnya
"Anjim!rok gue!"pekik Lesya tertahan sambil menatap roknya yg sobek,Alden malah tertawa
"Kalo aja ada pak Lardi, pasti gini wong wedok kakean polah!"ujar Alden sambil terkekeh
"Diem lo,gara gara lo ni"ujar Lesya kesalAlden melepas jaketnya kemudian ia langsung memakaikannya pada pinggang Lesya
"Nanti gue beliin rok deh, kurang baik apa gue"ujar Alden,Lesya mendengus,his jantungnya berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya
Kemudian Alden menggenggam tangan Lesya,ia melihat sekitar
"Aman ni kayanya,nggak ada bu Dian"ujar Alden, kemudian ia menarik tangan Lesya untuk pergi dari sanaLesya mengamati tangannya yg di genggam oleh Alden,sampai tak terasa cewek itu senyum senyum sendiri,entahlah seperti orang gila saja
"ALDEN!LESYA!"
"Mampus!"
_____
"Kalian ini yaa!haduhh ibu sampai pusing sama kalian!"omel bu Dian di tengah tengah lapangan,bahkan kondenya yg cetar membahana sudah rusak karena mengejar Alden dan Lesya tadi
"Pusing?minum baigon"sahut Alden dengan kurang ajarnya,ia langsung mendapat pijakan di kakinya dari Lesya
"Alden!"bentak bu Dian bersungut,Alden diam,ia langsung menunduk,bukan menunduk takut,tapi karena ia tidak bisa menahan tawa melihat bentuk konde bu Dian
"Kenopo maneh bu sama couple mbeling niki?"tanya pak Lardi yg baru saja datang
"Telat pak"bukan bu Dian yg menjawab melainkan Alden
"Waleh to Al!Al!kok yo gur telat wae,opo ra jeleh,bapak sek weruh we jeleh"ujar pak Lardi terheran heran"Koe maneh Lesya melu telat koyo Alden?"tanya pak Lardi beralih pada Lesya
"Nggih pak"sahut Lesya
"Terus iku ngopo rok mu di tutupi jaket?suwek maneh?wong wedok kok kakean pecicilan"sindir pak Lardi sambil geleng-geleng,Lesya mencebik,ini memang bukan pertama kali roknya sobek"Kilap pak"sahut Lesya sedikit kesal
"Kilaf kok bola bali"sindir Pak Lardi"Sudah,kalian ibu hukum! berdiri di sini sampai istirahat nanti,jangan coba coba kabur!"ancam bu Dian,guru berkonde itu menatap tajam kedua murid bandelnya itu,entahlah kok ada ya couple kaya gini, Bu Dian lelah di buatnya
"Iya bu"sahut keduanya sok manut
Kemudian Bu Dian dan pak Lardi pergi dari sana, meninggalkan Alden dan Lesya di tengah lapangan dengan matahari yg menerik
"Hihh,ada gitu guru galak bener,kalo sama anaknya kaya apa coba"cibir Alden sambil melihat kepergian Bu Dian dan Pak Lardi
"Dosa lo gibahin guru"sahut Lesya
"Kebangetan kalo nggak di gibahin,lo juga pernah kan"ujar Alden,Lesya malah terkekeh
Mereka di landa keheningan, beruntung angin berembus sedikit kencang, sehingga mampu mengurangi rasa panas matahariAlden menghela nafasnya,kepalanya terasa pusing,ia menggeleng,ulu hatinya juga sedikit terasa sakit,ia mulai tidak fokus,sampai tak sadar ringisan keluar dari mulutnya,Alden meremas perutnya yg kian menjadi,matanya berkunang-kunang
"Sa,lo kenapa?"tanya Lesya panik sambil memegang lengan Alden
"Gapapa Sya"ujar Alden mencoba baik baik saja,namun tidak bisa di pungkiri rasa sakitnya kian menjadi,Alden mengumpat dalam hati kenapa harus kambuh saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
6. AlSya, ya kan?
Teen Fictionfollow dulu akun author! follow juga IG : imyour_khuss Kalo rumus aritmatika 1 + 1 = 2 itu adalah pasti, tapi rumus Alden + Lesya = Keributan Itulah rumus lebih pasti di SMA Angkasa yg tidak bisa diganggu gugat. Masa SMA yg Lesya bayang bayangkan ak...