Miss Mom

82 5 0
                                    

Happy Reading!

Lesya,Maya,Dinda,Alden,dan Gesit, mereka berlima berada didepan rumah bercat putih pucat,rumah dengan tingkat dua yg lumayan besar di daerah Bandung

"Pulang aja deh"ujar Lesya,ia langsung berbalik badan,namun langsung di tahan oleh Alden dan Maya
"Lo pulang, satu bulan lo harus bayarin bensin gue"ancam Maya
"Oke"sahut Lesya tanpa beban,ia langsung melangkah lagi,namun ia langsung terhenti saat Alden mengeluarkan ancaman

"Lo selangkah lagi, besoknya gue buat lo nggak bisa jalan"ancam Alden,Lesya menatap Alden dengan tatapan horor
"Gila lo!"umpat Lesya kesal,ia langsung berbalik badan lagi

Dinda dan Maya terkikik geli,tidak habis fikir dengan Alden yg beraninya mengancam Lesya seperti itu
"Ayo"ajak Dinda ia menarik tangan Lesya untuk masuk

"Gue nggak beranii Dinn"rengek Lesya sambil bergelayut pada lengan Dinda
"Jalan sendiri atau gue gendong"tiba tiba mahluk astral titisan kuyang berbisik tepat di telinga Lesya,spontan Lesya memukul lengan Alden,bahkan sampai cowok itu mengaduh kesakitan

"Sakitt"ujar Alden sambil menatap Lesya menyipit
"Udah deh,ayo buruan"ujar Maya melerai
Mereka memasuki pekarangan rumah itu
"Aduh!jangan keceng kenceng,sama Alden sana"ujar Dinda sambil melepaskan tangan Lesya dari lengannya,Lesya pun beralih berpegangan pada lengan Alden kuat kuat,bahkan sampai Alden langsung meringis

Maya memencet bel rumah itu,sekali tidak ada respon,kedua kali ada sahutan dari dalam
"Iya sebentar"sahutnya
Lesya langsung bersembunyi di balik badan Alden
"Jangan sembunyi"ujar Alden sambil melirik ke belakang, Lesya malah menarik belakang jaket yg Alden pakai mengisyaratkan cowok itu untuk diam

Tak lama seorang wanita paruh baya mirip Lesya keluar dari dalam rumah
Jantung Lesya berdegup kencang saat melihat wajah mamanya lewat celah lengan Alden
"Maaf,kalian siapa ya?"tanyanya, jantung Lesya makim berdegup kencang

"Benar dengan tante Lesi?"Tanya Dinda
"Lusi woy"bisik Maya
"Eh maksud saya Tante Lusi"tanya Dinda ulang
Lusi mengangguk sebagai jawbannya
"Iya benar saya Lusi,ada apa?"tanya Lusi lagi

"Jadi begini tante, kedatangan kami kesini bukan ada maksud lain,kami mengantar putri Tante"jelas Maya to the point
"Anak saya?"tanya Lusi

Alden menarik tangan Lesya,Lesya menurut saja,namun ia tidak berani menatap Lusi,cewek itu menunduk sambil memilin tangannya

"Lesya"panggilan Lusi langsung membuat Lesya menoleh, Lesya siap jika harus di caci lagi,Lesya siap jika harus di suruh pergi lagi
Namun,di luar perkiraan Lesya,Lusi malah memeluknya erat

"Benar kamu Lesya?"tanya Lusi lagi,bahkan ia tidak bisa menahan air matanya lagi,ia menangis haru
"Mama"ujar Lesya ragu
"Yaawlah,ini kamu nak!"ujar Lusi dengan nada serak,Lesya masih terdiam,pelukan hangat yg ia rindukan,harum Mamanya yg tidak pernah berubah
Apa ini mimpi? tolong jangan bangunkan Lesya untuk ini,biarkan ia merasakan pelukan seorang ibu yg ia nanti nantikan biarpun ini hanya dalam mimpi

Lesya mengerjab, ini bukan mimpi,ini nyata!
Lesya pelan pelan mengangkat tangannya membalas pelukan mamanya,ia masih ragu,namun tidak bisa di pungkiri jika Lesya memang merindukan sosok mamanya

"Mama"gumam Lesya,kali ini ia membalas pelukan mamanya
"Ini mama?"tanya Lesya belum percaya
"Ini mama Lesya,ini mama,maafin mama sayang,maafin mama"sahut Lusi,tangis Lesya langsung pecah
"Ini mama?mama Lesya"tanya Lesya lagi memastikan,suaranya tenggelam dalam tangisnya,suasana haru langsung menyelimuti ke6 orang di sana
Alden, Gesit, Maya ataupun Dinda sama sama diam menyaksikan pertemuan ibu dan anak yg sudah lama berpisah
Bahkan Dinda tak sadar menitikan air matanya karena terlalu mengikuti suasana

6. AlSya, ya kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang