Moment tak terlupakan(END)

175 9 8
                                    

Happy Reading!

Hidup itu tak terduga

Kehidupan itu sudah Tuhan takdirkan sendari manusia terlahir kedunia
Tuhan pula yg bisa membelokkan takdir yg telah di tetapkan
Manusia hanyalah sekian banyak mahluk yg Tuhan ciptakan untuk mengisi bumi ini dan,
Hidup hanyalah sebuah sandiwara dimana manusia berjalan di atasnya

Manusia ciptakan dengan diberi akal,emosi,dan juga perasaan,manusia itu makhluk perasaan,yg dimana kita akan tertawa jika merasa senang dan menangis jika merasa sedih, kesulitan hidup pasti terus berjalan seiring berjalannya waktu,rasa senang juga akan membuncah jika ada hal yg mampu membuat bahagia

Keluarga, persahabatan, percintaan, pergaulan, perjalanan hidup itu akan terus menghiasi kehidupan

Kehidupan tidak melulu berbicara tentang luka

Tuhanlah memberi luka,dan Tuhan pula yg memberi penyembuh untuk luka itu

Sinar mentari bersinar menembus korden kamar seorang gadis yg sibuk berias dimeja riasnya,cewek itu Lesya,ia sudah rapi dengan pakaiannya
Namun berbeda dengan suasana hatinya,hari ini Alden mengajaknya menonton setelah dua hari lalu cowok itu diperbolehkan pulang dari rumah sakit,namun entah kenapa hatinya berdesir tak karuan

Lesya menatap pantulannya di cermin, sudah rapi,ia mengambil parfum dan menyemprotkannya pada tubuhnya,tangan Lesya bertumpu pada meja riasnya,hatinya benar benar tidak tenang
Ia menggeleng untuk menghalau rasa itu
"Gue apaan sih"gumamnya

"Lesya!Alden udah datang ini!"teriak mamanya dari bawah
"Iya Ma!"sahut Lesya,ia lantas mengambil tas selempangan miliknya, sekali lagi ia menghela nafasnya, kemudian berjalan keluar dari kamar

Siluet sosok Alden langsung terlihat dari atas tangga,jantungnya berdegub dua kali lebih cepat saat melihat wajah itu
Rona wajah pucat tak luput dari wajah tampan milik Alden,rasanya hati Lesya seperti remas tak karuan

Senyum Lesya mengembang kala melihat senyum di bibir pucat Alden
"Siapa sih tan? cantik banget"ujar Alden pada Lusi,Lusi pun terkekeh menanggapinya
"Kayanya bidadari deh"sahut Lusi

"Udah deh enggak usah mulai"sahut Lesya kesal,Alden tertawa kecil,lantas ia berdiri
"Tante,izin bawa bidadari tante buat hari ini ya tan"pinta Alden meminta izin
"Jaga baik baik ya"pinta Lusi,Alden mengangguk mantap
"Pamit ya Tan"ujar Alden sambil menyalami Lusi,pun Lesya,ia juga menyalami Mamanya

"Hati hati,jangan pulang sore sore"ujar Lusi
"Siap tente calon mertua"

______

Alden dan Lesya,dua pemuda itu berjalan menelusuri moll yg berada disana,candaan terus terlontar dari keduanya,seakan beban di hidupnya hilang begitu saja
"Sa!lo tu jahil banget sih"omel Lesya sambil terkekeh saat Alden memaikan rambutnya dan di jadikan kumis

"Coba bayangin Sya,kalo gue kumisan,kira kira masih ganteng gak ya?"tanya Alden sambil menerawang
"Kumisnya yg lebat gitu?idihh,udah gitu perutnya buncit"sahut Lesya,Alden malah tertawa
"Jagan sampe"ujar Alden sambil mengusap usap perutnya yg datar
"Gue sispack gini kok"lanjutnya, Lesya terkekeh

"Ngomong ngomong,lo ngajak nonton,tapi dari tadi keliling terus"ujar Lesya sambil melirik Alden
"Iya juga ya,gas bioskop!"sahut Alden,ia langsung merangkul bahu Lesya dan membalik badan menuju bioskop di moll itu

"Nonton apa ya Sya?"tanya Alden,Lesya mendongak menatap Alden rona pucatnya semakin ketara jelas
"Sa,lo baik baik aja?ada yg sakit?"tanya Lesya takut takut,Alden beralih menatap Lesya
"Gue sangat baik,kenapa emang?gue kelihatan pucet ya?enggak usah lo fikirin, mungkin ini udah permanen"canda Alden sambil terkekeh,Lesya melepas rangkulan Alden pada pundaknya, lantas ia mengapit lengan cowok itu

6. AlSya, ya kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang