Saat ini Kirana sedang sibuk dengan kartun doraemon –kartun yang menurutnya gak bakal ngebosenin, di sebelahnya duduk Adi dan Igo yang mengapitnya.
"Bang Di," panggilnya.
Adi menoleh, "Hm?"
"Kemarin kan, Ana diajak Pandu ke kelab-" Ucapan Kirana terpotong karena baik Adi maupun Igo melotot sampai berteriak memanggil Fiko.
"Apaan?" Fiko mendatangi mereka dengan rambut acakan plus kacamata yang sangat jarang digunakannya, kecuali saat tugas sedang banyak-banyaknya.
"Lo tau kemarin si Ana kemana?"
Fiko mengangguk, yang membuat keduanya tadi semakin melotot. Igo yang tak sabaran langsung menggeplak kepala Fiko.
"Argh ... salah gue apa sih?" kesal Fiko sambil mengusap kepalanya yang semakin berdenyut, apalagi penyebabnya selain tugas dan pukulan sebentar ini.
"Abang apa lo yang ngebiarin adeknya ke kelab!" amuk Adi.
Mendengar ucapan Adi, membuat wajah Fiko yang sebelumnya biasa saja jadi garang seketika.
"HAH!!!" pekik Fiko.
"SIAPA YANG NGEBOLEHIN KAMU KE TEMPAT GELAP ITU??? HAH?!!!" Fiko tiba-tiba marah membuat Adi dan Igo saling pandang, sedangkan Kirana memutar bola mata kemudian kembali fokus pada Nobita.
"Lo kan tahu, pinter." Adi mengingatkan.
"Gue tahunya dia pergi hangout sama Shinta. Soalnya kemarin dia izin bareng Shinta," bantah Fiko. "Na, Siapa yang bawa kamu kesana?" tanya Fiko.
"Pandu."
"Bangsat! Awas tu anak gue ospek lagi dia besok!" jengkel Fiko.
Kirana mendengus, "Ish ... tadikan Ana mau nanya, sekarang kenapa pada jengkel sih?!"
"Nanya apa?" respon Igo.
"Kan katanya kelab itu dunia yang gelap ...," ia berhenti ketika melihat abangnya itu mengangguk membenarkan, "tapi ya waktu aku ke sana banyak lampu loh, malahan banyak warna gak kayak rumah yang punya satu warna, tapi gak seterang ini sih. Yang mau aku tanyain itu, maksud dunia gelap itu apa?"
Fiko, Adi, dan Igo sontak mengembuskan napas kasar, jengkel yang tadi malah makin menjadi sesaat setelah mendengar pertanyaan Kirana.
"Gini An, mending kamu gak usah atau gak perlu lagi pergi kesana. Baik temen kamu ataupun abang-abang kamu yang lain ngajak. Di sana gak baik buat kamu," jelas Adi.
"Kenapa?" tanya Kirana karena pertanyaannya sama sekali tak dijawab.
"Kemarin kamu ngapain aja di sana?" Igo mencoba mengalihkan pertanyaan yang susah untuk dijelaskan itu.
Kirana memasang ekspresi seperti berpikir, "Ehm ... duduk-duduk aja kalo gak salah."
"Gak minum-minum kan?" tanya Fiko memastikan.
"Minum kok. Sumpah ya Bang, gak tau kenapa waktu di sana tiba-tiba aja dehidrasi," curhat Kirana yang membuat Adi, Igo, dan Fiko lagi-lagi melotot.
Itu mata gak bakalan lepas kan ya? tanya Kirana dalam hati
"Siapa yang ngasih kamu minum?" tanya Igo.
"Si Panu-Panu itu?" Yang ini Fiko.
"Kamu gakpapa kan?" Dan ini Adi.
Mendengar pertanyaan serbuan itu, tanpa perasaan Kirana mendengus kesal.
"Nanyanya satu-satu dong. Elah ... mana pertanyaannya tadi Ana lupa."
"Minum apa?" tanya Ari yang baru saja pulang, mengambil posisi di depan mereka.
Au ah gelap.
1 Oktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana
General Fiction[Selesai] Kisah singkat Kirana yang tinggal bersama sembilan abangnya