15. Suara membahAna

93 8 0
                                        

Selepas sholat magrib, Kirana memilih duduk di ruang tengah dengan laptop di pangkuannya. Gadis itu duduk di karpet sambil asik dengan steaming youtube, ditemani oleh Andri dan juga Fahri yang sedang menonton berita olahraga di sofa.

"AAKH BANG MENDES!!! AKOH PADAMUUUU!!! Baby there's nothing holding me back There nothing holding me ba-AAAAKKKHHHHHH!!!!!" akhir lagu harus berubah dengan pekikan maha dahsyat saat melihat kecoa terbang yang hinggap tak jauh darinya dan langkah pertama yang dilakukannya adalah berlari sejauh mungkin.

"Apa sih Na? Kaget gue," gerutu Andri yang sempat terlonjak mendengar teriakan itu.

"Itu ada kecoa. Bunuh BANG!! AAKKHHH!!!" tunjuk Kirana pada kecoa yang dilanjutkan dengan teriakan ketakutannya lagi saat kecoa sudah berpindah.

Melihat Kirana yang ketakutan, terpikir ide untuk menjahili, Andri kemudian mendekat pada kecoa.

"AAKHH. ABANG BUNUH DIAAA!!!" ucap Kirana masih dengan kepanikannya.

"ITU ITU DI BAWAH BANTAL!! CEPET ABANGG!!!" rengek Kirana semakin menjadi.

Selagi Kirana sibuk dengan ketakutannya, Andri sibuk dengan kegiatannya menangkap kecoa. Fahri yang sedari tadi menonton sama sekali tak terganggu dengan teriakan Kirana, ia masih tenang dengan acara olahraganya. Sudah terlalu biasa dengan teriakan membahana dari gadis itu.

"Yes dapet," ucap Andri kegirangan karena si kecoa yang berada di tangannya sudah setengah nyawa.

Dengan memegang salah satu antena si kecoa, Andri berjalan mendekat pada Kirana yang sedang menatapnya waspada.

"Abang mau NGAPAIN WOIII JANGAN!!! AAAKHHH ... AWAS!!!!" dengan histeris Kirana berlari menjauhi Andri yang ternyata mengikutinya.

"JANGAN!!! OH NOOO!!! OH GODD!!! JAUHIN GAK!! AAAKKH" Kirana terus berlari bahkan gadis itu bergelayut pada tubuh tinggi Adi yang sedang minum. Kemudian berteriak tepat di telinga kiri Adi membuat ia tersedak air. Melihat keadaan Adi tak ayal Andri tertawa ngakak dengan kecoa yang masih di tangannya.

Mendengar tawa menyebalkan itu Adi membalikkan tubuhnya, dengan Kirana yang masih berada di punggungnya.

"Lo apa-apaan sih Nyet. Udah tau si Ana takut malah lo jahilin." Tepat setelah Adi berkata tangis Kirana pecah.

"Kan dia nangis. Kurang ajar lo," ucap Adi gemas kemudian menggeplak belakang kepala Andri.

"Sst, udah Na. udah dibuang tuh," ucap Adi menenangkan Kirana, membuat tangis gadis itu mulai terhenti.

Dengan pelan gadis itu turun dari gendongan, "Maaf ya bang. Pasti sakit," ucapnya sambil mengusap leher Adi yang sempat tercekik olehnya tadi. Lehernya merah bung.

"Udah, gapapa," ujar Adi mengusap lembut puncak kepala Kirana yang kemudian meninggalkan gadis itu menuju kamarnya.

Kirana menatap Andri yang sedang menatapnya dengan sorot geli.

"Bang maaf," ucap Kirana sambil mendekat menuju Andri.

"Maa-" belum sempat Andri bertanya tangan yang sama dahsyatnya dengan suara gadis itu sudah hinggap di rambut Andri.

SRET

BUGH

"ANA WOI SAKIT ELAH! JADI CEWEK KAPAN LEMBUTNYA SIH LU!" teriak Andri setelah kena jambakan dan juga tendangan pada tulang keringnya.

"ANA KAN UDAH MINTA MAAF," balas Kirana yang juga berteriak, kemudian gadis itu melanjutkan streaming-nya kembali.

"...I'LL BE NEEDING STITCHES."

"Mulut lo Na yang harus dijahit!" sinis Andri yang sudah menduduki tempatnya tadi, yang dibalas tatapan tajam dari Kirana.

"Capek bro," adu Andri pada Fahri yang masih anteng.

Fahri menatap Andri, kemudian memalingkan wajahnya lagi. Tak lupa melengos.

8 Oktober 2020

KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang