16. Kuliah vs kambing

88 5 0
                                        

Saat ini Kirana sedang berada di mobil bersama Andri. Tadi waktu Andri sudah stay di depan fakultasnya, ia tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Ini tuh suatu keajaiban kalo dijemput sama Andri, sama halnya kayak tiba-tiba aja rendang jadi makanan yang diketahui di seluruh belahan dunia. Oke, ini gak nyambung.

Tapi ini Andri loh, laki-laki yang jahilnya keterlaluan banget yang apa-apa kalau disuruh selalu ngelak dan milih masuk ke kamar, kayak anak gadis. Dan sekarang hilang sudah image itu. Buktinya Andri sedang duduk manis dengan setir yang dikendalikannya.

"Bang," Andri menoleh sekilas lalu kembali fokus pada jalanan di depannya.

"Tujuan abang kuliah apa sih?"

Sejenak Andri terdiam, memikirkan jawaban mungkin, lalu berujar singkat, "Kerja."

Kirana mengangguk paham, karena dia pun memiliki alasan yang sama, ditambah lagi Kirana kurang tahu keahlian apa yang dimilikinya, kalau seandainya dulu dia memilih untuk kerja. Makanya ia lebih memilih untuk kuliah.

"Tapi tadi waktu matkul terakhir, aku malah jadi ngerasa anak yang gak tahu diri," ujar Kirana sendu yang membuat Andri sekali lagi menoleh.

"Lo ngomong apaan sih? Gak ngerti gue."

Gadis itu mengembuskan napas beratnya, "Tadi dosen aku ngebahas tentang ukt, omong-omong ukt aku paling tinggi se-fakultas loh bang. Terus abis diitung-itung uangnya banyak banget bahkan dalam setahun 33 juta, belum lagi bang Ari. Aku salut sama ayah ibu. Mereka cuma mikirin gimana kelangsungan hidup kami, sedangkan mereka ...." Kirana berhenti sejenak saat mulai menyadari suara bergetar hendak menangis.

"Ada kalimat yang masih keinget sama aku, bapak itu bilang 'Betapa gilanya investasi yang dilakukan orang tua kalian yang bahkan waktu kalian lulus, kamu-kamu ini belum tentu dapat kerjaan' dengar itu aku kayak 'Apa aku gak usah kuliah aja ya?' ... tapi kalo seandainya aku berhenti, sia-sia dong uang jutaan kemarin?

Terus ya bang, tadi bapaknya ngebandingin kami sama penghasilan ternak kambing. Iya sih kalau dari kambing itu–sesuai yang dikasih contoh sama si bapak tadi uang yang diterima lebih jelas dibandingkan anak kuliahan. Malah tadi aku sempat mikir buat bisnis kambing atau sapi."

Andri tertawa saat mendengar kalimat terakhir. Kemudian berdehem sekali sebelum berbicara.

"Gini Na. Iya, kalau dipikir-pikir, mending kita gak usah kuliah yang kerjanya cuma belajar sama ngeluarin uang. Tapi di sini kita diuji. Bisa nggak nanti kita masuk dunia kerja yang katanya lebih kejam dari perkuliahan ini. Bagusnya lagi abis lulus kita punya proyek yang bisa membuka lapangan pekerjaan. Jadi, dari sekarang kamu harus serius. Jadiin bayang-bayang uang jutaan itu sebagai motivasi kamu lulus kuliah dengan ilmu yang bisa bayar lagi uang yang kamu pakai itu."

"Abang sih cuma bisa ngasih saran itu."

Kirana menganggukkan kepala. Setelahnya mereka sama-sama diam. Hingga suara lirih membuat tanda tanya terlintas dalam kepala Andri.

"Semoga gak lama lagi."

14 Oktober 2020

KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang