17. Banyak tanya

76 5 0
                                    

Sembari teman sekelasnya menerangkan materi di depan. Kirana malah memilih untuk mengobrol di belakang. Gak baik memang, dan ia tahu itu. Tapi yang namanya manusia, bisa apa kan.

"Shin, menurut lo kenapa kita sholat lima waktu sama ngaji?" tanya Kirana.

"Karena itu bentuk kita sebagai umat islam beribadah kepada Allah," jawab Shinta.

"Yang itu gue juga tahu, selain itu perintah oleh agama, selain nambah pahala, selain itu yang diajarin guru agama kita sejak dulu pun dengan orang tua di rumah?"

Shinta hanya diam. Okelah, pikir Kirana.

"Terus kenapa kita menikah?" tanya Kirana lagi, "selain itu untuk menyempurnakan agama," tambahnya.

"Untuk menghasilkan keturunan," balas Shinta.

Kirana mengangguk, "Jadi menikah gunanya itu sama menyempurnakan agama?"

Lagi-lagi Shinta diam.

"Ada apa sih, ribut banget," sahut Dinda yang duduknya di sebelah Shinta.

"Ini si Kirana nanya, apa gunanya kita sholat, ngaji, sama alasan kenapa kita nikah," terang Shinta.

"Jangan bilang untuk agama. Gue butuh jawaban lain, yang lebih logis gitu. Tapi kalau gak tau ya udah. Gue gak maksa, takutnya nanti malah salah, dan itu makin berabe," sela Kirana seolah tahu apa yang akan Dinda jawab.

Dinda hanya tersenyum tak berucap apa-apa.

Kemudian hening, Kirana kembali menoleh ke depan kelas, namun tak lama kepala gadis itu kembali menoleh pada Shinta.

"Shin, yang nemuin hape siapa sih?" tanya Kirana saat melihat Shinta yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya.

Shinta melirik Kirana tajam, "Kenapa gak sekalian aja lo nanya penemu dalaman," ujar Shinta mulai kesal.

"Gak kepikiran gue nanya itu," balas Kirana enteng.

Shinta semakin geram, sedangkan Dinda yang ternyata juga menyimak hanya tertawa.

"Perang ayok!" ajak Shinta yang dibalas kekehan oleh Kirana.

"Sekian, gue mau nyimak lagi, kan gue mau kumlod." Setelahnya gadis itu benar-benar tidak bertanya yang aneh-aneh lagi.

15 Oktober 2020

KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang