Minggu pagi, tidak seperti biasanya ketika Kirana keluar dari kamar pukul 10 pagi, ia melihat keadaan rumah yang sepi. Ini hal yang cukup jarang ia lakukan, tidur setelah subuhan. Sekarang ia berjalan linglung menuju dapur dan menemukan satu penghuni yang sibuk dengan kualinya.
"Bang!" Orang yang dipanggil menoleh.
Ari berjalan mengambil piring, "Kenapa jam segini baru keluar?"
Kirana duduk di kursi yang menghadap pada punggung Ari, ia menggeleng sambil menguap lebar, "Nggak tau. Aku ngantuk aja. Malah ini masih ngantuk."
Ari mendekat, kemudian meletakkan sebuah piring berisi nasi goreng di depan Kirana.
"Cuci muka sama gosok gigi dulu baru makan," suruh Ari yang langsung dikerjakannya.
"Abang jangan makan dulu. Tungguin aku!" ujarnya ketika akan memasuki kamar mandi yang ada di dapur.
Tidak berlama-lama, begitu Kirana kembali dari kamar mandi, mereka langsung memakan makanan yang tersaji.
"Yang lain kemana Bang?" tanya Kirana begitu ia menghabiskan minumannya.
Ari mengangkat bahu, "Pada pulang kampung mungkin, atau ada acara apa gitu. Gak tau gimana pada kompakan keluar rumah."
Kirana manggut-manggut. "Abang ada janji keluar juga, sekarang?"
Ari menggeleng, "Nggak. Kalau kamu? Mau kemana gitu, abang bisa nemenin," tawar Ari yang dibalas gelengan Kirana.
"Nggak ah, capek bang. Kita di rumah aja ya, ngapain kek, nonton atau cuma malas-malasan seharian."
"Ooh, yaudah. Sekarang kamu kedepan aja, kita nonton. Abang mau cuciin piring dulu."
"Eeh, gak usah bang. Biar aku aja. Kan tadi abang udah masak sekarang aku yang bersihin. Itung-itung olahraga gitu." Sebagai balasan Ari hanya mengangguk kemudian melangkah menuju kamar mengambil laptopnya.
Lima jam berlalu, sekarang baik Ari maupun Kirana hanya diam menatap layar laptop yang sudah menghitam. Mungkin lelah karena sedari menonton film pertama sampai film ke empat. Kirana tidak bisa diam hanya menonton, gadis itu pasti akan berkomentar terhadap sesuatu yang ganjil menurutnya ditambah dengan sifat bertanya Kirana yang sedikit banyak menjengkelkan. Kegiatan mereka tidak lebih dari menonton kemudian adu argumen sampai harus bertengkar.
Tapi pertengkaran yang terjadi tidak bertahan lama. Toh sekarang mereka masih tetap tenang, meski masih diam.
"Bang mainin gitar dong. Udah lama aku gak dikasih hiburan sama bakat abang yang itu," usul Kirana yang langsung disetujui Ari. Sungguh, hari ini ia bahkan tidak tau ingin melakukan apa.
"Kamu yang ambil gitarnya ya. Males abang, kalau bolak-balik ngambil gitar." Awalnya Kirana ingin menolak, pasalnya ia juga tidak mau bolak-balik hanya untuk mengambil gitar ke kamar abangnya itu. Tapi, mengingat kembali kalau ini usulannya jadi Kirana dengan kemalasan yang menggelayuti ia bergegas mengambil gitar.
"Mau lagu apa?" tanya Ari begitu Kirana menyerahkan gitarnya.
"Emang abang bisa semua lagu?" tanya Kirana menantang. "Soalnya kebanyakan teman aku pada bisa satu lagu dan cuma itu-itu aja."
Ari mengubah raut wajahnya jadi raut tidak terima, "Bisalah. Kamu tinggal sebutin," ucapnya sombong membuat Kirana tertawa pelan.
"Iya, aku tau kok. Serah abang aja. Sekarang gak kepikiran mau lagu apa."
Ari terdiam sejenak memikirkan lagu apa yang akan ia mainkan. Tak lama setelahnya, petikan gitar mengalun menjadi sebuah lagu yang sampai sekarang sangat Kirana sukai. Lagu Fix You yang dinyanyikan oleh Coldplay. Tidak ada alasan yang kuat apa penyebab Kirana menyukai lagu ini, mungkin karena alunan musiknya yang pelan atau karena liriknya, entahlah yang jelas Kirana selalu tersipu ketika mendengar lagu ini.
Hampir lima menit Ari memetik gitarnya. Selama itu Kirana tidak pernah melepaskan pandangannya dari wajah Ari yang serius ketika memainkannya.
"Kenapa abang tau kalau ini lagu yang Ana suka?" celetuk Kirana begitu Ari berhenti memetik senar gitar.
Ari mengusap lembut kepala Kirana, "Makanya kalau mutar lagu itu jangan kekencengan. Nanti tetangga pada ngamuk karena keganggu suara membahana kamu."
Kirana hanya tertawa, segitu keraskah ia memutar volume speaker di kamarnya?
"Sekarang udah ada lagu yang kamu mau?"
Kirana mengangguk semangat. "Aku mau dengar lagu Brian McKnight yang judulnya Marry Your Daughter."
Ari mengangguk, kemudian kembali memetik gitarnya. Berbeda dengan tadi di saat Ari memainkan gitarnya Kirana menatap kagum abangnya itu. Sedangkan sekarang gadis itu malah menangis, bahkan lagu baru setengah jalan. Karena panik Ari menghentikan permainannya.
"Kamu kenapa? Ada yang sakit? Kita ke dokter ya?" Pertanyaan Ari sama sekali tidak diindahkan oleh Kirana, malah gadis itu semakin tergugu dengan tangisannya.
"Na, kamu kenapa? Jangan buat abang khawatir." Suara Ari merendah.
Tiba-tiba saja Kirana memeluk Ari erat. "Abang romantic," ujarnya masih menangis.
Mendengar itu kening Ari berkerut, kemudian pemuda itu melepaskan pelukan Kirana. "Kamu nangis gara-gara 'abang romantis'?" tanyanya memastikan.
Kirana mengangguk, "Udah lama Ana bayangin seorang laki-laki nyanyiin Ana lagu ini di waktu dia ngelamar Ana."
"Walaupun bukan untuk lamaran. Ana senang ada laki-laki yang nyanyiin untuk Ana. Lebih-lebih laki-laki ini orang yang Ana sayangi. Gak papa kalau ini bukan lamaran, Ana cukup tau diri sampai kapan Ana di sini," tambahnya yang dilanjutkan tangis yang semakin deras dari sebelumnya.
Ari menatap lama Kirana yang mengatakan kalau impiannya terwujud meskipun tidak seratus persen. Kirananya terharu ... Kirananya juga sedih. Dada Ari sesak ketika mendengar adiknya itu mengatakan kalau waktunya tidak akan lama lagi.
Ari membawa Kirana ke dalam pelukannya, menenangkan gadis kecilnya yang senang sekaligus sedih itu.
"Ssh ... diam ya. Jangan nangis. Kalau kamu senang harusnya kamu senyum atau ketawa bukan nangis kayak gini. Abang jadi ikutan sedih." Kirana masih saja menangis.
"Kamu masih mau abang nyanyiin?" tawar Ari lagi.
Kirana menganguk, kemudian perlahan tangisnya mereda. Ari mengusap wajah yang penuh air mata adiknya itu. "Aku mau lagu yang abang suka," ujarnya dengan sesegukan yang belum sepenuhnya hilang.
Melihat Kirana yang seperti anak hilang –rambut kusut, mata berair, dan hidung yang ingusan –membuat Ari tertawa. Kemudian mengikuti kemauan adiknya itu.
I'm gonna love you 'til
My lungs give out
I promise till death we part
Like in our vowsSo I wrote this song for you
Now everybody knows
That it's just you and me
Until we're grey and old
Just say you won't let go
Just say you won't let goJust say you won't let go
Oh, just say you won't let go(James Arthur – Say You Wont Let Go)
25 November 2020
Padahal sisa beberapa minggu lagi udah tamat, tapi tiba-tiba penyakit plin-planku kambuh :" bimbang antara mau lanjut atau dipending lagi atau diapus lagi wkwkwk
![](https://img.wattpad.com/cover/211046234-288-k584733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana
General Fiction[Selesai] Kisah singkat Kirana yang tinggal bersama sembilan abangnya