Mobil yang dikendarai oleh Ari berhenti di sebuah rumah yang cukup besar. Sejak mobil berhenti, mata Kirana tak pernah diam, bergerak memperhatikan sekitar rumah itu.
"Ini rumahnya?" tanya Kirana.
Ari mengangguk kemudian keluar, berjalan menuju bagasi.
"Serem banget sih," komentar Kirana ketika tidak menemukan tanaman di pekarangan rumah. Rumah itu besar tapi terasa gersang.
Ari hanya mengangkat bahu acuh tak acuh, kemudian membawa barang-barang Kirana menuju rumah. Tanpa komando Kirana mengikuti langkah lebar Ari.
"Di sini berapa kamar, Bang?"
"Ada empat. Tapi yang satunya masih gudang," jawab Ari sambil berjalan memasuki rumah.
"Lah, terus aku tidur di mana?"
"Malam ini kamu tidur di kamar abang aja. Besok baru punya kamar sendiri."
"Abang sekamar sama siapa aja?"
"Dani sama Adi."
"Terus nanti aku tidur di mananya dong?"
"Kamu cerewet ya. Itu nanti aja dipikirin, sekarang mending kamu istirahat dulu. Tenang, semua penghuni di sini pada keluar semua. Mereka pulang nanti menjelang magrib," terang Ari panjang kali lebar, jengkel karena ditanya melulu.
Kirana mengangguk, kemudian mengambil tas ranselnya yang berisi laptop dan jurnalnya. Kirana baru ingat ia tidak tahu mana yang kamar Ari, baru saja ingin bertanya pada Ari, yang sedang minum di dapur, menyahut.
"Yang tengah, kasur abang yang ada gitarnya."
Mendengar itu, Kirana mengacungan jempol lalu memasuki kamar yang tadi dikatakan Ari.
"Ini kamar atau apa sih? Berantakan banget," ujar Kirana begitu ia mendapati banyaknya kertas-kertas yang berserakan dicampur dengan beberapa sampah plastik. Dengan inisiatifnya Kirana membersihkan kamar tersebut.
"Mau kemana kamu?" tanya Ari ketika melihat Kirana yang melangkah menuju dapur.
Kirana mengacungkan tangannya yang menjinjing sampah, "Buang ini."
"Langsung buang ke luar aja." Setelahnya gadis itu memutar arah pergi keluar.
Setelah semuanya beres baru Kirana berani menempati kasur yang kata Ari adalah miliknya.
22 Januari 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana
Ficción General[Selesai] Kisah singkat Kirana yang tinggal bersama sembilan abangnya