5. Rusuh

209 6 0
                                    

Tepat saat alarm hape berbunyi, suara azan sedang berkumandang, tanpa bermalas-malasan lagi ia bangkit dari kasurnya. Membenahi sedikit pakaian beserta rambutnya, gadis itu melangkah keluar kamar. Tujuan pertamanya yaitu membangunkan semua penghuni rumah dan mengajak mereka untuk sholat berjamaah.

Tanpa perlu mengetuk pintu terlebih dahulu Kirana langsung saja membuka pintu kamar Ari. Dan terkejut setelah melihat keadaan kamar yang jauh dari kata rapi. Sampah plastik di mana-mana, laptop yang masih terbuka, kertas-kertas dan juga buku yang tidaklah tipis itu bercampur di lantai ah jangan lupakan Dani dan juga Adi yang malah tampak nyaman dengan barang-barang berserakan di sekitarnya.

"Ck. Ini udah dikasih kasur kenapa malah dianggurin coba," komentar Kirana melihat Dani dan juga Adi, beruntung Ari masih menggunakan kasur sebagaimana fungsinya.

Setelah mendekati Ari, tanpa pikir panjang lagi Kirana langsung memukul lengan Ari keras "Kebo!" sungutnya.

"ARGH! SAKIT WOYY!" teriak Ari kesakitan sambil mengusap-usap lengannya yang perih.

"Bangun Bang, sholat, malaikat lagi ngintip noh," ujar Kirana.

"Iya iya. Kamu juga!" Ari bangun kemudian mengacak kasar rambut adiknya, sehingga membuat rambut gadis itu berantakan lagi.

"Sabar ... sabar ... orang sabar disayang Lee Min-ho," sugestinya sambil menahan amarah, kemudian gadis itu mendekati dua makhluk hidup yang masih bergelung dengan mimpinya.

"Bang bangun!" ucap Kirana tepat di telinga Dani, lalu mengulangi hal yang sama pada telinga Adi. "Lagian, masih sempat-sempatnya tidur di tempat kacau begini, kasur ada itu dipake. Atau meding aku jual aja, nambah-nambah uang jajan," omel Kirana.

Setelah memastikan penghuni satu kamar ini bangun, Kirana beralih kekamar di sebelahnya.

TOK...TOK...TOK

"Bangun!!! Sholat subuh ayokkk!" teriak Kirana sambil mengetuk pintu dengan kencang.

"Berisik Na. Yang ada kamu malah bangunin tetangga," sahut Ari yang sedang duduk dengan wajah mengantuknya.

Kirana menatap Ari tajam, "Bagus dong. Ish, ini mana sih gak keluar-keluar," ujar Kirana kesal sambil terus menggedor pintu.

Tak lama setelahnya pintu kamar terbuka dan menampakkan Fahri yang sepertinya sudah bangun sejak tadi.

"Ngapain?" tanya Fahri bingung.

"Sholat jamaah yok, Bang!" Fahri mengangguk dua kali, "Hn," balasnya.

Melihat ke dalam kamar Kirana dibuat melongo, pasalnya Zaki dan Andri yang masih tidur dengan posisi saling memeluk. Dan gelengan kepala tidak dapat Kirana sembunyikan. Aneh, kenapa penghuni rumah ini aneh semua? ratap Kirana dalam hati.

"Bang ... ini kenapa coba?" tanya Kirana pada Fahri sambil menunjuk pada Zaki dan Andri, yang ditanya hanya mengangkat bahu, tak mau tahu kemudian melangkah keluar kamar.

Kirana mendekat dan dengan sekuat tenaga ditariknya rambut Zaki dan Andri secara bersamaan.

"Sakit woyyy!! Bangsat!"

"Anjing!"

Seru Zaki dan juga Andri bersamaan saat sensasi sakit memenuhi kepalanya. Mendengar umpatan itu Kirana memukul kecil mulut Zaki dan juga Andri begantian diikuti kata 'dosa' sebanyak tiga kali.

"Sholat ayoook!" ajak Kirana pada Zaki dan Andri yang sedang sibuk menggaruk perut dan mengusap kepala.

Setelah mengucapkan itu Kirana melangkah keluar kamar dan melihat enam orang yang sudah duduk saling menyandar lantaran masih mengantuk.

"Lah, ngapain pada ngumpul?" tanya Kirana polos.

Fiko berdecak, "Lo berisik. Ini pertama kali gue bangun jam segini,"

"Jadi selama ini, kalian gak sholat subuh?" tanya Kirana melotot.

"Sholat lah, tapi sendiri-sendiri. Dan palingan jam enaman," jawab Gio.

"Hmm ... gitu ya. Jadi mulai sekarang, mau gak mau abang-abang semua harus bangun jam segini, selama Ana masih di sini," ujar Kirana sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kalo gak bangun ya siap-siap aja aku recokkin," tambahnya.

Lima belas menit berlalu, akhirnya Kirana dan juga abang-abangnya melaksanakan sholat subuh berjamaah.

8 Maret 2020

KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang