28

1.4K 228 19
                                    

Helaan nafas kembali terdengar pada pria yang kini menyandarkan tubuhnya pada pagar pembatas balkon kamarnya. Lagi, mimpi buruk kembali mengusik tidur nyenyak Sehun. Jam telah menunjukkan pukul satu dini hari dan ia dipaksa untuk tidak tertidur kembali. Khawatir mimpi itu akan datang menghampiri.

"Kau sedang apa?"

Sebuah suara serak khas orang baru terbangun itu pun menginterupsi Sehun dari lamunannya. Pria itu perlahan berbalik dan dilihatnya Sooyoung yang kini berdiri tak jauh dari posisinya. Gadis itu menguap dengan mata yang sedikit membuka.

"Mengapa kau sudah bangun?"

"Aku terbangun dan tak menemukan keberadaanmu."

"Tidurlah. Ini masih malam."

Menanggapi ucapan Sehun, gadis itu pun menggeleng pelan sebagai tanda penolakan. Ia berjalan mendekat hingga kini hanya berjarak beberapa langkah dari sang suami.

"Disini dingin, ayo masuk."

Ajaknya sembari menyodorkan tangan. Tersenyum begitu manis menatap Sehun yang hanya diam menatap dalam pada manik mata Sooyoung.

"Aku tak akan tidur lagi jika kau tak tidur."

Ucapnya lagi membuat pria itu tak bisa menolak ajakannya. Perlahan ia menggerakkan tangannya. Menerima uluran tangan sang istri dengan senyum yang mengembang di wajah lelahnya.

 Menerima uluran tangan sang istri dengan senyum yang mengembang di wajah lelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

Dengan langkah terseok-seok, Sooyoung dengan lembut membantu pria itu melangkah hingga kini keduanya terduduk di ranjang.

"Sekarang tidurlah."

Ucap Sehun namun Sooyoung menggeleng membuat pria itu mengernyitkan keningnya.

"Kau juga harus tidur."

"Aku sudah pernah mengatakannya padamu."

"Aku tau. Kau akan terbangun tengah malam kemudian tak akan tertidur lagi hingga pagi."

"Kau sudah-"

"Maka dari itu, aku akan mengubah kebiasaan burukmu."

"Apa?"

"Terjaga hingga pagi, itu tak baik untuk kesehatanmu. Terlebih di usiamu yang tak lagi muda."

Mendengar kalimat terakhir yang gadis itu ucapkan membuat raut wajahnya berubah masam. Menyadari perubahan raut wajah sang suami, Sooyoung pun terkekeh geli. Ia menepuk pelan tempat di sebelahnya dan kembali tersenyum.

"Apa?"

"Aku akan membantumu tidur."

"Kau?"

Gadis itu kembali mengangguk bersemangat. Perlahan, Sehun merebahkan tubuhnya menghadap kanan. Disusul Sooyoung yang kini merebahkan dirinya dan memeluk pria itu membuat Sehun terlonjak kaget. Dengan berdehem pelan, pria itu kembali menghela nafas.

"Kau..yakin cara ini akan bekerja?"

"Em. Ini akan membantumu. Sekarang cobalah pejamkan matamu."

Sahutnya yang kini memejamkan mata. Perlahan Sehun menggerakkan tangannya, membalas pelukan sang istri membuat senyum di bibir gadis itu kian mengembang.

"Ah..nyamannya."

Ucapnya sembari mempererat pelukannya pada sang suami. Mendengar perkataan Sooyoung, entah mengapa membuat pria itu turut tersenyum tipis. Memberi tepukan-tepukan ringan pada punggung gadis itu dan mulai memejamkan mata. Tanpa ia sadari, ia pun terlelap dalam pelukan hangat gadis yang terpaut usia sepuluh tahun lebih muda darinya itu.

 Tanpa ia sadari, ia pun terlelap dalam pelukan hangat gadis yang terpaut usia sepuluh tahun lebih muda darinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

-

"Selamat pagi."

Sapa Sooyoung dengan senyum cerahnya begitu melihat Sehun yang baru saja tiba di meja makan dengan berpakaian rapi. Pria itu hanya berdehem pelan membalas sapaannya.

"Aku dengar dari Soojung jika kau ingin menanam beberapa bunga di tamanmu."

"Em! Bolehkan?"

"Bukan masalah boleh atau tidaknya. Bagaimana dengan alergimu?"

"Aku ingin mengatasi alergiku. Karena itulah aku ingin menanam bunga."

"Apa itu bisa bekerja?"

"Entahlah."

"Aku akan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter."

"Bisakah kau tak usah membawa dokter di setiap permasalahan kita?"

"Tapi ini bisa membahayakan. Alergimu bukan hal yang sepele."

Mendengar ucapan pria itu membuat Sooyoung berdecak kesal. Untuk kesekian kalinya, ia selalu kalah beradu argumen dengan Sehun.

"Kau marah lagi denganku?"

Tanya Sehun begitu menyadari perubahan raut wajah sang istri.

"Tidak."

Sahut Sooyoung dengan nada ketusnya sembari menopang telapak tangan dengan dagunya.

"Kau marah."

"Aku bilang tidak!"

"Anak kecil tetaplah anak kecil saat ia marah."

"Oh Sehun, kau!"

"Aku jauh lebih tua darimu. Dimana sopan santunmu istriku?"

Mendengar ucapan pria itu membuat Sooyoung yang hendak mengeluarkan sumpah serapahnya menjadi bungkam. Sama halnya dengan Sehun yang merasa canggung kini. Menyesali ucapan yang baru saja ia lontarkan. Apakah ini sebuah dejavu? entahlah.Tanpa banyak bicara, pria itu meminum habis kopi miliknya sebelum kembali menggerakkan kursi rodanya.

"Aku pulang larut. Jangan menungguku."

"O..em.. A..aku tak akan menunggumu."

Sahut gadis itu tergagap. Menghela nafas kasar sembari memegangi kedua pipinya yang memerah.

"I..istri.."

Gumamnya yang kini tak mampu menyembunyikan senyuman pada bibir cerinya.

~~~

Nihh douple upnya. Awas aja yg minta triple. Aku cium nanti 🙃

Ada yang nyadar gak kalo cerita Sehun disini mirip2 sama cerita Sehun di Blaming?
Ayooo...
Ada yg masih inget sama Blaming?
Aku juga baru nyadar kemarin.
Ternyata mereka senasib 🤣

Limitless [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang