55

1.4K 205 32
                                    

"Aku ingin bercerai."

Suara Sooyoung yang terdengar dingin sembari meletakkan sebuah berkas diatas meja membuat Sehun yang sedari tadi fokus pada pekerjaannya menatap Sooyoung dengan kening berkerut. Apa ia tak salah dengar? Cerai? Gadis dihadapannya saat ini baru saja mengeluarkan kata itu.

"Apa maksudmu?"

"Oh Sehun, ayo kita bercerai."

Ucap gadis itu sekali lagi.

---

Sehun menatap bingkai foto dihadapannya cukup lama. Foto yang menampakkan sosok Sejeong disana. Tatapannya begitu sendu. Kehilangan buah hatinya beberapa saat lalu membuat pria itu kembali terkenang akan kejadian menyakitkan yang ia alami dua tahun lalu. Kejadian yang merenggut kebahagiaannya dan istri pertama serta bayi dalam kandungan.

Samar-samar terdengar tangisan pria itu. Menutup mulut dengan kedua telapak tangannya. Berusaha meredam tangisnya. Berharap tak ada satupun yang melihat sisi lemahnya lagi. Namun ia salah. Diambang pintu, Sooyoung berdiri dan menatapnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

Sesak. Sesakit itu luka yang Sooyoung rasakan hingga membuatnya tak mampu bernafas dengan baik. Tat kala melihat sang suami yang tengah memegang erat bingkai foto mendiang istrinya. Membuatnya menyadari, bahwa perhatian yang selama ini sang suami berikan padanya hanyalah sebuah kebahagiaan semu dan tak berarti apa-apa bagi pria itu.

Perlahan, Sooyoung menarik knop pintu dan menutupnya pelan-pelan. Agar Sehun tak menyadari kehadirannya. Dengan langkah gontai dan tatapannya yang begitu kosong, Sooyoung memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

Sementara itu, saat Sehun sudah mulai merasa tenang, pria itu membalik kursinya dan meraih sebuah kotak ukuran sedang. Meletakkan bingkai foto sang istri ke dalam kotak tersebut. Membuka laci dan mengambil beberapa benda milik mendiang Sejeong termasuk cincin pernikahan mereka. Memasukkan kembali ke dalam kotak tersebut. Sudah saatnya bagi pria itu untuk menyembuhkan lukanya. Setidaknya itu yang Sehun pikirkan saat ini.

---

"Apa alasanmu ingin bercerai?"

"Kita sudah membahasnya. Setahun yang lalu."

"Apa?"

"Kita akan bercerai setelah menikah satu tahun."

"Dan aku sudah mengatakannya padamu. Bahwa aku tak akan menceraikanmu."

"Itu karna saat itu aku mengandung."

"Apa?"

"Dan alasan itu sudah tak ada. Kau tak perlu bertanggung jawab atas apapun lagi."

"Park Sooyoung.."

"Anak kita sudah meninggal Sehun. Tak ada lagi yang bisa dipertahankan."

Ucap Sooyoung masih dengan ucapan dan tatapannya yang begitu dingin. Sehun menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Menatap tak percaya pada sang istri yang tampak begitu tenang.

"Kau pikir aku menahanmu hanya karna anak kita?"

"Lalu? Apa kau mencintaiku?"

Pertanyaan Sooyoung sukses membuat Sehun bungkam. Sejujurnya ia sendiri tidak mengerti dengan perasaannya.

"Kau bahkan tak mencintaiku. Perasaan yang kau rasakan padaku tidak sedalam itu untuk dimaknai sebagai cinta."

"Bagaimana denganmu?"

Pertanyaan yang Sehun lontarkan sukses membuat langkah Sooyoung yang hendak meninggalkan ruangan terhenti. Sehun kembali menatap punggung gadis itu.

"Apa kau mencintaiku?"

Sooyoung menggigit bibir bawahnya. Mengeratkan pegangan pada tali tas yang ia tenteng. Tanpa menjawab pertanyaan pria itu, Sooyoung kembali melangkah meninggalkan Sehun seorang diri. Membuat pria itu kembali menghela nafasnya.

Setelah terdiam cukup lama, ia memutuskan untuk mengejar Sooyoung. Mendatangi kamar mereka hanya untuk mendapati gadis itu yang kini telah mengemasi pakaiannya ke dalam koper. Koper yang sama yang ia gunakan saat pindah ke mansion megah pria yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya itu.

"Kau bersungguh-sungguh?"

Tanya Sehun menatap tak percaya pada Sooyoung yang kini memasang resleting koper miliknya. Tanpa menjawab sepatah katapun, gadis itu berjalan mendahului Sehun yang masih menatapnya tak percaya.

Ia kembali menggerakkan kursi rodanya. Mendapati Sooyoung yang berjalan tergesa-gesa menuruni tangga. Membuatnya menjadi pusat perhatian beberapa pelayan dan Soojung yang menatapnya kaget.

"Nyonya anda mau kemana?"

Dapat terdengar suara Soojung yang tergesa-gesa mengejar Sooyoung namun gadis itu tak bergeming. Sehun segera menuju elevator miliknya. Hendak mengejar sang istri. Sesampainya di lantai bawah, ia mulai menggerakkan kursi rodanya.

Entah kesialan apa yang meliputinya, ban kursi roda milik Sehun tersangkut pada karpet alas elevator miliknya hingga membuat kursi roda tersebut tak dapat bergerak. Dengan kesal, pria itu pun bangkit dari duduknya. Memaksakan langkahnya yang terseok-seok demi mengejar sosok yang kini kian meniauh.

Lidahnya terasa keluh. Seakan tak mampu meneriakkan nama sang istri. Dalam kekalutannya, untuk sekali lagi kondisi pria itu saat ini benar-benar merugikan. Ia terjatuh terjerembab oleh kakinya yang tidak mampu melangkah dengan baik.

Sehun terdiam dengan sepasang matanya yang mulai memanas. Tak mempedulikan beberapa pelayan dan bodyguard yang kini mengelilinginya. Tatapan pria itu hanya pada satu titik. Pada sosok yang kini menghilang dari balik pintu rumahnya.

~~~

Limitless [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang