15

1.5K 228 16
                                    

"Kim Sejeong, maukah kau menikah denganku?"

Tanya Sehun dengan senyuman yang menghiasi wajah tampannya. Berlutut dihadapan wanita yang telah mengisi relung hatinya selama lima tahun. Sejeong sedikit membungkuk dan membantu pria itu berdiri dan memeluknya erat.

"Nikahi aku Oh Sehun. Aku bersedia menikah denganmu."

"Terima kasih."

Sahutnya sembari membalas pelukan Sejeong dan memberi kecupan singkat di pundak wanita itu.

---

Sehun terjaga dari tidur lelapnya. Ia menghela nafas kasar dan mengubah posisinya menjadi duduk. Menyeka keringat dingin yang membasahi keningnya. Entah sudah berapa kali pria itu kembali bermimpi mengenai kejadian dimana pria itu melamar Sejeong. Mendiang istri pertama yang hingga saat ini masih sangat ia cintai.

Pandangan pria itu beralih pada Sooyoung yang tertidur membelakanginya. Gadis itu tak mengenakan selimut. Lebih tepatnya selimut tak lagi menutupi tubuhnya karena tidur gadis itu yang tak bisa diam. Melihat posisi tidur sang istri membuat Sehun tertawa ringan untuk beberapa saat sebelum wajahnya kembali berubah datar. Ia menggerakkan tangannya menarik selimut hingga menutup tubuh Sooyoung.

"Anak kecil tetaplah anak kecil meskipun ia menikah."

Gumamnya pelan dan menatap Sooyoung cukup lama hingga ia beranjak dari posisinya. Terduduk di kursi roda dan menggerakkannya keluar dari kamar.

-

Sinar mentari yang memaksa masuk melalui celah-celah jendela membuat Sooyoung merasa terganggu dari tidur nyenyaknya. Sepasang mata gadis itu perlahan membuka, mengedarkan pandangan dan mengerutkan kening begitu tidak mendapati keberaaan Sehun disampingnya. Perlahan Sooyoung terduduk dan disaat yang bersamaan, pintu kamar yang terbuka membuat gadis itu sontak menoleh.

"Kau dari mana?"

Tanya Sooyoung dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Ruang kerja."

"Sepagi ini?"

"Ada yang harus kukerjakan."

Sahutnya sembari bangkit dari kursi roda dan hendak membuka lemari pakaian. Melihat itu sontak membuat Sooyoung beranjak dan menyusul pria itu.

"Biar aku saja."

Ujar Sooyoung dan membantu Sehun untuk kembali duduk. Mulai membuka lemari milik pria itu dan memilihkan setelan jas yang akan Sehun kenakan. Setelah memilihkan pakaian untuk sang suami, Sooyoung bergegas menuju meja rias dan memilihkan ikat pinggang serta dasi yang selaras dengan motif dan warna setelan jas yang telah ia sediakan.

Sooyoung berlalu keluar dari kamar begitu selesai melakukan tugasnya, meninggalkan Sehun yang masih setia menatap punggungnya yang kian menjauh. Seulas senyum tipis nyaris tak terlihat terukir diwajah tampan pria itu walau ia sendiri tak menyadarinya.

"Selamat pagi nyonya."

Sapa Soojung yang menyadari kehadiran Sooyoung di ruang keluarga. Sementara gadis itu hanya membalas sapaannya dengan lambaian tangan dan tersenyum kemudian duduk di sofa.

"Apa jadwalku hari ini?"

"Menemui dokter kandungan."

"Uhukk"

Sooyoung tersedak minuman yang sedang ia teguk begitu mendengar jawaban sang sekertaris. Dengan mata yang terbelalak, Sooyoung menoleh pada sang sekertaris yang sibuk dengan tab di genggamannya.

"Dok..dokter kandungan?"

"Ketua Kim meminta saya untuk mengatur janji temu anda dengan dokter kandungan Bae Suji."

"Tapi kan aku tidak sedang mengandung."

"Tidak semua orang yang datang ke dokter kandungan karena mereka mengandung."

"Lalu?"

"Ketua Kim mengkhawatirkan kesehatan rahim anda. Jadi beliau meminta untuk memeriksakan kesehatan anda."

Sooyoung terdiam sejenak sebelum ia mengangguk mengerti.

"Sekertaris Kim akan mengantar anda."

"Tak bisakah aku pergi sendirian?"

"Ini demi keselamatan anda nyonya."

Sooyoung menghela nafas pelan dan mengangguk mengerti. Ia pun bangkit dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

-

"Tidak ada masalah dengan rahim anda. Siklus mentruasi juga terhitung normal. Dan juga.."

Wanita berjas putih itu tersenyum menatap penuh arti. Sementara Sooyoung hanya memberinya tatapan bingung.

"Dan juga?"

"Anda sedang berada dalam masa subur. Jadi jika anda melakukannya sekarang, kemungkinan untuk hamil sangat tinggi."

Rangkaian kalimat yang baru saja Sooyoung dengar sukses memunculkan semburat merah muda di kedua sisi pipi gadis itu.

"Saya akan meresepkan vitamin untuk menjaga kesehatan rahim anda."

"Te..terima kasih."

Sahut Sooyoung berusaha menyembunyikan rasa malunya.

Setelah mendapatkan resep dari dokter kepercayaan keluarga Oh, Sooyoung berjalan keluar dari ruangan dokter Bae dengan Jong In yang mengikutinya dari belakang.

"Park..Sooyoung?"

Sebuah suara yang memanggilnya membuat langkah gadis itu terhenti. Ia berbalik dan seketika tubuhnya mematung begitu mendapati kehadiran seseorang dihadapannya. Begitu juga dengan Jong In yang sama terkejutnya.

"Kang Seulgi.."

~~~

Up lebih cepet karna aku lagi gak ada kerjaan di kantor. Jadi dari pada gabut dan berujung ngantuk, aku lanjutin story ini.
Bagi yang nungguin kelanjutan Eternity, mohon bersabar.
Aku lagi gak dapet ide 😅

Limitless [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang