Terhitung sudah seminggu semenjak kelahiran anak pertama Sehun dan Sooyoung. Sejak saat itu pula keduanya enggan meninggalkan buah hati mereka yang tengah berjuang untuk bertahan hidup. Seperti saat ini misalnya. Kali pertama bagi Sooyoung mendapat kesempatan untuk menggendong putra sulung mereka. Tentunya dengan bimbingan dan pengawasan perawat yang menjaga.
Perlahan Sooyoung mendekap bayi berusia tujuh hari itu ke dalam pelukannya. Menyandarkan kepala mungil sang bayi pada dada gadis itu. Untuk kesekian kalinya, Sooyoung tak mampu mengontrol emosinya tat kala bayinya mengeluarkan suara yang terdengar begitu lemah. Sehun yang berada disamping sang istri dengan sigap menghapus air mata yang membasahi sepasang pipi Sooyoung.
"Bayi kita.. ia bergerak lebih aktif dari sebelumnya."
Ujar Sooyoung dengan bangganya menatap Sehun yang tersenyum dan mengangguk pelan.
"Bayi kita sangat kuat dan tangguh."
Sahut Sehun dengan matanya yang berkaca-kaca. Ia yang kini tengah terduduk di tepi ranjang Sooyoung perlahan mendekat. Memberi kecupan lembut pada kening bayinya dan beralih mengecup kening sang istri kemudian mengusap puncak kepalanya.
"Selamat pagi."
Suara dokter Bae yang memasuki ruangan membuat dua orang yang tengah larut dengan rasa haru mereka pun menoleh.
"Nyonya Oh, sepertinya ini saatnya bagi anda untuk kembali mencoba menyusui. Bukankah ASI anda sudah keluar?"
"Benar dokter. Setelah mengkonsumsi vitamin, ASIku mulai keluar."
"Kalau begitu ini saatnya."
Ujar dokter Bae tersenyum sumringah dan berjalan mendekat.
"Nah, nak sekarang waktunya kau meminum ASI ibumu. Bukan lagi susu formula."
Lanjut wanita itu sembari membantu mencari posisi ternyaman bagi Sooyoung untuk menyusui. Dengan malu-malu, gadis itu pun membuka kancing pakaiannya sementara Sehun berdehem pelan seraya mengalihkan pandangan. Menyadari tingkah keduanya yang terlihat canggung membuat dokter Bae serta perawat yang mendampingi menatap mereka gemas.
Sooyoung memandang takjub begitu merasakan bayi dalam gendongannya mulai merespon dan menyedot ASI miliknya. Senyum gadis itu semakin mengembang. Ia menatap Sehun dan menepuk pelan lengan pria itu membuatnya menoleh.
"Aku menyusuinya."
Ujarnya dengan sepasang matanya yang kembali berair. Sehun mengalihkan pandangannya pada bayi mereka dan pria itu kembali tersenyum dengan tatapannya yang begitu teduh.
"Karena ASI anda sudah lancar, saya pikir bayi anda tidak memerlukan lagi susu formula. Oh iya.."
Dokter Bae menggantung kalimatnya membuat Sehun dan Sooyoung menatapnya bingung.
"Siapa namanya? Apa kalian belum memberi nama?"
"Ah itu.."
"Jeong Won."
Sooyoung menatap sang suami kaget. Ia tak menyangka jika pria itu telah menyiapkan nama untuk anak mereka. Bahkan Sooyoung belum memikirkannya.
"Nama anak kami adalah Oh Jeong Won."
Lanjut pria itu dengan tersenyum tampan. Dokter Bae tersenyum dan mengangguk mengerti.
"Nah Jeong Won, apa kau menikmati ASI ibumu? Setidaknya ini lebih baik dari susu formula."
Ujar dokter Bae yang kembali berbicara pada bayi yang kini mendapatkan namanya.
-
"Ada apa?"
Dokter Bae memasuki ruang rawat Sooyoung dengan tergesa-gesa. Begitu tiba, ia melihat gadis itu telah menangis histeris dalam pelukan sang suami. Sementara beberapa perawat dan dokter terlihat melakukan pertolongan medis pada bayi yang pada hari ini berusia genap sepuluh hari. Salah seorang perawat berjalan mendekati dokter Bae.
"Bayi Oh mengalami gagal pernafasan."
"Sudah berapa lama?"
Tanya dokter Bae yang kini berjalan mendekat. Melepas kasar jas dokternya dan meletakkannya ke sembarang tempat. Beberapa perawat yang sedari tadi berada di sekitar inkubator pun menyingkir. Memberi ruang bagi sang dokter untuk melakukan tugasnya.
Cukup lama dokter Bae melakukan penanganan. Hingga terdengar helaan nafas pelan dan menatap sendu pada dua orang yang kini berpelukan saling menguatkan. Wanita itu pun berjalan mendekat membuat baik Sooyoung maupun Sehun menatapnya dengan tatapan penuh harap.
"Sepertinya ini akan sulit."
Ujar dokter Bae tertunduk. Kembali terdengar suara isak tangis Sooyoung. Gadis itu membenamkan wajahnya ke dada Sehun sementara tak ada yang bisa pria itu lakukan selain mencoba menenangkan sang istri.
"Apa yang terjadi?"
"Bayi anda mengalami gagal pernafasan yang membuatnya harus kembali mengenakan alat bantu. Melihat kondisinya saat ini, sepertinya Jeong Won tak bisa bertahan hingga esok pagi."
"Tidak.. Anakku.."
Tangis Sooyoung semakin menjadi. Memeluk erat sang suami dan menangis sejadi-jadinya. Sementara Sehun, pria itu menangis dalam diamnya. Tak bersuara, namun siapapun yang melihat raut wajah pria itu dapat menarik kesimpulan. Bahwa ia benar-benar hancur saat ini.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless [END]
Fanfiction{FANFICTION} Oh Sehun, pria 33 tahun yang hidup dengan masa lalu kelamnya. Menjalani kehidupan baru setelah pernikahannya dengan Park Sooyoung, gadis belia yang terpaut usia 10 tahun lebih muda darinya. Hubungan yang terjalin bukan atas dasar cinta...